Chapter 19

1.1K 179 37
                                    

Ayo votes dan comments biar aku semangat!^^

This chapter contains adult scene!

.

.

.

Seokjin berbaring telentang di ranjang, sementara Namjoon berdiri di hadapannya, mengawasi tiap inci tubuh Seokjin yang kini terpampang tanpa sehelai benangpun.

Seokjin memejamkan matanya, hanya bertemu pandang dengan sorot mata liar Namjoon mampu meningkatkan gairahnya.

Sial, mengapa Namjoon tak kunjung menyentuhnya?!

"N-Namjoon—"

"Diam."

Seokjin mengatupkan bibirnya, sementara Namjoon terus saja mengawasi Seokjin tanpa melakukan apapun. Benar-benar membuat Seokjin frustasi. Ia seperti dibakar habis oleh api gairah seorang diri, sementara Namjoon dengan santainya menjamah tubuhnya menggunakan sorot mata liarnya.

"N-Namjoon, kumohon..."

Namjoon menaikkan satu alisnya, lantas tersenyum miring, "Lagi. Katakan lagi."

"Kumohon.."

Namjoon melangkah kearah Seokjin perlahan, lantas menengadahkan kepala Seokjin menggunakan jari telunjuknya yang ia letakkan pada dagu Seokjin, "Kau sudah membuatku cemburu, sayang. Sudah seharusnya kau mendapat hukuman malam ini"

Rahang Seokjin mengeras. Suara rendah penuh nafsu yang Namjoon utarakan terdengar sangat memikat hati, nyaris seperti geraman.

Seokjin memejamkan matanya, merasakan desahan napas Namjoon yang menyapu kulit wajahnya, "Kuharap kau bisa menjinakkanku malam ini, Seokjin"

Namjoon melepaskan jaketnya, lantas menanggalkan kaos hitamnya yang ia kenakan di balik jaket.

Namjoon adalah makhluk yang sangat sempurna.

Otot perut yang terpatri secara tegas, otot lengan yang sangat menggoda iman, hingga dada bidangnya yang terlihat sangat nyaman untuk dialihfungsikan sebagai tempat sandaran.

Tanpa sadar, Seokjin meneguk liurnya, alhasil membuat Namjoon terkekeh pelan, "Kau menyukainya. Aku tahu"

Namjoon melepas gespernya, disusul oleh celana Namjoon yang kini telah jatuh di lantai ruah tersebut. Kedua mata Seokjin membelalak begitu ia melihat kejantanan milik Namjoon yang kini telah berdiri dengan sempurna, sementara Namjoon mengulumnya keatas dan kebawah.

Bajingan, Seokjin mampu dibuat basah hanya dengan pemandangan di hadapannya.

Namjoon menaiki ranjangnya, dan berakhir memindai tubuh indah Seokjin dari ujung kepala hingga ujung kaki, "Keparat, bagaimana bisa ada manusia seindah dirimu, Seokjin?"

Wajah Seokjin memerah begitu Namjoon melontarkan pujian untuknya. Tak tahan lagi, Seokjin menarik tengkuk Namjoon dan berakhir mencumbunya dengan lapar dan panas, mereka berdua menjelajahi mulut satu sama lain seakan tidak ada hari esok yang tersisa.

Seokjin melingkarkan lengannya pada leher Namjoon, sementara Namjoon melingkarkan tangannya pada pinggang Seokjin. Sensasi yang belum pernah Namjoon rasakan rupanya memang membuatnya begitu mabuk—Hoseok dan Jimin benar.

Debar jantung, nafsu birahi, serta rasa cinta berbaur menjadi satu, menciptakan percikan api kecil dalam diri Namjoon untuk semakin melindungi Seokjin, untuk semakin mengeratkan tali diantara mereka.

Dan untuk pertama kali pula, Namjoon merasakan rasa takut yang luar biasa—kehilangan Seokjin.

"Mmmh," geraman rendah tersisip keluar dari bibir Namjoon.

UtopiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang