chapter 1

47 18 15
                                    

beloved city, Minjun.

Langit berwarna biru muda, awan-awan ikut melukiskan betapa indahnya. Kicauan burung-burung yang berterbangan, menyuarakan keindahannya.

Tapi keindahan tidak nampak dengan salah satu kediaman di beloved city. Pagar-pagar yang rusak, dinding-dinding yang mulai terkoyak.

Seorang remaja berusia sekitar enam belas tahun, terbaring dilantai. Seakan-akan seperti ada yang memasuki tubuhnya, dia tersentak bangun.

"Hmm... Aku dimana?" dia bertanya dengan nada bingung.

Merasa ada yang tidak beres dengan tubuhnya, sangat terasa berbeda. "Kenapa tanganku menjadi kecil? Dimana otot-otot ku? Apa yang sedang terjadi?" tuan muda tersebut terus menerus bertanya kepada dirinya sendiri.

Memandang ruangan tempat dia terbangun, tidak ada benda apapun. Jangankan barang berharga, satupun tidak ada barang yang bernilai.

Dia berjalan kearah sebuah cermin, sekali lagi dia terkejut memandang wajahnya.

"Minjun sedang apa? Udah tidak usah berkaca lagi, kau lah ganteng."

Suara tersebut membuat dia tersentak sudah lama sekali ia tidak mendengarnya. Tuan muda tersebut membalikan tubuhnya hingga menghadap kearah suara.

"Han Seung, kamu masih hidup?"

"Minjun candaan kamu tidak lucu, tau. Kamu pikir aku udah meninggal gitu. Aku tau tuan muda Minjun sedih sudah kehilangan barang-barang, sudah jatuh miskin. Tapi harus banget kamu bilang gitu!" terlihat begitu jelas betapa kesalnya remaja didepannya.

"Kamu umur berapa sekarang?" masih dalam keterkejutan dia bertanya.

"Kamu ini ya!" menahan kekesalan didalam tubuhnya, dia masih menjawab. "Sahabat ku tersayang, kamu lupa umurku 16 tahun sekarang, baru masuk beberapa bulan."

Dia berpikir kalau Han Seung berusia enam belas tahun berarti dia juga karena mereka hanya beda beberapa bulan.

Tuan muda tersebut yang bernama Jeong Minjun segera memeluk erat sahabatnya.

Sekarang Minjun sadar, dia sudah terlahir kembali saat usia enam belas tahun.

Minjun bersumpah pada dirinya sendiri bahwa dia di kehidupan ini tidak akan melepaskan semua orang yang menghinanya di kehidupan lalu! Dia akan melindungi orang-orang yang dicintainya walaupun nyawa taruhannya! Dendam nya di kehidupan lalu tidak akan dia lepaskan begitu saja di kehidupan ini!

Tapi sebelum itu semua. Dia harus memperkuat kan kekuasaan, kedudukannya serta pilar-pilar pendukungnya.

"Tuan muda Minjun tolong lepaskan pelukanmu, aku masih menyukai gadis-gadis cantik bukan terong-terongan."

Jeong Minjun langsung melepaskan pelukannya saat mendengar candaan Seung. Dia mengingat saat Han Seung mati ditangan musuhnya, melihat dengan jelas bagaimana dia dibunuh dengan kejamnya. Sekarang Minjun sudah terlahir kembali dan dia tidak akan mengulangi kesalahan tersebut, dia akan membalaskan dendamnya.

"Masih aja sama, gak pernah berubah." Minjun duduk disalah satu kursi dari bambu tersebut.

"Aku memang menyukai mereka tapi gak akan tidur dengan mereka ya." Seung mengeluarkan sebuah botol obat, melemparnya kearah Minjun.

Minjun menangkap botol tersebut memandang kearah sahabatnya. "Botol obat. Aku tau kau akan bonyok seperti ini." ucap Seung acuh tak acuh.

Minjun mengangguk, mengoleskan obat ke beberapa wajahnya. Dia tidak merasakan sakit apapun, bagaimanapun sakit ini belum seperempat dari sakit dia di kehidupan dahulu.

amor insustituibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang