chapter 3

18 7 4
                                    


Kediaman disalah satu beloved city terasa sangat sunyi, tidak ada suara manusia berbicara, hanya suara hewan yang saling bersautan. Sosok laki-laki usia enam belas tahun disebuah halaman yang tidak begitu besar dan terlihat masih sama seperti sebelumnya, kotor, kusam, dinding yang mulai rusak.

Dia menggerakkan badannya kesana kesini, bukan untuk sesuatu yang salah tetapi ia sedang melatih dirinya sendiri untuk memperkuat tubuhnya. Setelah beberapa waktu berlalu, dia mengepalkan telapak tangannya, meninju pohon besar dan kokoh didepannya, pohon yang telah dia persiapkan sebelumnya.

Baam!

Bunyi getaran cukup kuat terdengar, asap mulai terlihat disekitar pohon yang dia tinju dalam satu kali pukulan sebelum hancur, pohon tersebut lebuh dahulu jatuh.

Dia menghela nafas kasar, ini belum cukup masih jauh dari kata cukup. Begitu pikirnya.

Padahal sesungguhnya pukulan dia cukup malah bisa disebut senior bela diri untuk orang biasa. Mereka membutuhkan setidaknya setengah tahun untuk mencapai hal tersebut sedangkan dia hanya dalam beberapa hari saja. Jenius.

Suara tepuk tangan terdengar, sosok laki-laki tinggi dan tampan terlihat di mata nya.

"Tuan Minjun sekarang sudah banyak berubah," ujarnya sebelum melanjutkan kalimat selanjutnya. "Baru beberapa hari sudah bisa mencapai titik ini, apalah daya aku ini."

Sosok laki-laki yang berlatih tadi adalah Jeong Minjun, dia mencibir pelan sebelum membersihkan pakaiannya masuk kedalam rumah. "Belum cukup, tidak cukup kuat."

Laki-laki yang baru saja tiba, Han Seung melongo tidak percaya mendengar ucapan dari sahabatnya tersebut. "Belum cukup kuat? Yang kuat itu versi kau gimana?"

Segini saja tidak cukup kuat menurutnya, terus yang kuat semana?

Hah! Sahabatnya ternyata sudah banyak berubah dalam beberapa hari ini, tidak tau apa penyebabnya tetapi dia bersyukur untuk ini.

"Ya, kau tak tau saja kalau di dataran Esperanza ini kekuatan segini belum cukup kuat, bagi mereka hanya sejentir jari," jelas Minjun kakinya melangkah masuk kedalam rumahnya.

Hah! Dia menghela nafas berat saat membuka lemari pakaiannya, tidak adakah satupun pakaian yang layak untuknya pakai hari ini?

Han Seung yang melihat hal tersebut tersenyum jahil, "he'em bukannya beberapa hari yang lalu, tuan muda Minjun ini baru sudah melaksanakan kerja sama. Masa pakaian satupun tidak ada yang layak untuk dipakai bertemu calon Istri."

Minjun mencibir pelan mendengar ucapan Seung, sahabatnya satu ini paling senang banget menjahilkan nya. Tiba-tiba satu buah bungkus dilempar kearahnya, dengan sigap Minjun menangkapnya.

"Jangan memandangku seperti itu," ujarnya melihat tatapan Minjun tidak senang. "Tuh buka, pakai pakaian itu. Aku gak ingin sahabatku ini jadi omongan banyak orang." Han Seung berucap acuh. Minjun tau hanya Seung yang selalu ada di dekatnya, hanya keluarganya yang selalu ada disisi Minjun saat dia berada di titik terendah, keluarga Seung tetap ada disampingnya walaupun terus menerus ditekan oleh keluarga Jeong dan Baek.

Maka mulai sekarang Minjun akan membalas kebaikan mereka semua dan juga membalas kejahatan mereka yang telah membuatnya sampai di titik ini.

"Minjun? Jeong Minjun!" Minjun tersentak kaget mendengar teriakan Seung. "Kau ini malah melamun, jadi gak?"

Minjun mengangguk, dia mulai membersihkan diri terlebih dahulu baru setelahnya bersiap kediaman Baek karena hari ini bertepatan dengan hari tersebut.

Selama perjalanan, tidak banyak yang menghila nya, mereka semua tau hari ini akan diumumkannya acara pertunangan antara dia dan keluarga Baek.

Huh! Dia kira masih tuan muda dari keluarga Jeong apa?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

amor insustituibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang