7. Comeback?

5.1K 610 163
                                    

DAICHI tersenyum seraya berlari ketika Sakura membuka kedua tangannya mengundang Daichi untuk berada dalam pelukan. "Aunty! Benarkah itu? Apa kau dan Uncle Sasuke akan bermain film bersama?"

Sakura memberi isyarat kepada para penata riasnya untuk tidak mendekat lebih dulu. Mereka memang sudah terbiasa untuk membenarkan riasan wajah Sakura setiap kali ia selesai melakukan siaran atau hal yang lainnya. Membenarkan tatanan rambutnya atau riasan wajah Sakura yang sedikit tersapu oleh keringat. Sakura mengusap puncak rambut Daichi, berucap dengan jari telunjuknya yang tersimpan di bawah dagu. "Mungkin ... jika kau memberiku satu ciuman di pipi?"

Daichi tentu saja senang melakukannya. Ia mencium Sakura pada kedua pipinya diiringi senyuman yang tak pernah luntur, memberitahu pada semua kru di sana bahwa ia benar-benar bahagia dapat menonton Sakura dari dekat.

Sakura bangkit berdiri, setelah berucap pada orang-orang di sana bahwa ia akan pergi keluar sebentar sebelum jadwal selanjutnya. Ia menggandeng tangan kecil Daichi keluar gedung SC Entertainment, tersenyum pada beberapa talent serta kru yang berpapasan dengannya ketika berjalan menuju pintu keluar. "Apa kau lapar? Di sini ada pedagang hotdog yang enak."

"Benarkah? Apa ada pedagang es krim juga?"

"Tentu saja," Sakura terkekeh, menyamai langkah kakinya dengan Daichi yang kecil dan pendek-pendek. Di luar gerbang, banyak wartawan mengerumuni dan menunggu Sakura atau bahkan para aktris lainnya untuk keluar, tetapi tentu saja mereka tidak bisa masuk kemari karena SC Entertainment tidak mengizinkan satupun wartawan memasuki gerbang. Talent di sini bukanlah orang-orang biasa, mereka dominan dengan para aktor dan aktris senior, dan beberapa talent junior yang tengah naik daun.

Sakura berbelok menuju kantin Star Center, satu-satunya tempat yang menyediakan banyak makanan untuk mereka para aktris agar tidak perlu keluar pagar gedung untuk membeli. "Apa ayahmu sudah berangkat?"

"Ya, ayah dan ibu berangkat menggunakan pesawat terbang." Daichi meloncat-loncat sambil berjalan, sesekali menggoyangkan tangannya dalam genggaman Sakura. "Kenapa Aunty dan Uncle Sasuke tidak ikut mengantar ayah?"

Wanita itu tersenyum. Terlebih disaat kedua iris hitam legam milik Daichi berbinar melihat patung air mancur yang berbentuk peri laki-laki berada di pintu masuk kantin. Tempat makan di sini bersih, hampir tidak ada satupun sampah yang terbuang secara sembarangan. Star Center menyediakan berbagai makanan sehat untuk para aktris yang berada di bawah naungan mereka, meski ada beberapa stand yang memasak makanan berminyak dan tinggi kalori. Mereka juga manusia, akan gila jika halnya setiap hari hanya mengonsumsi salad dan jus buah.

Sakura berhenti di salah satu penjaga kantin yang menjual hotdog dan burger. Setelah memesan satu hotdog tanpa saus pedas, Sakura kembali berucap, "Maafkan aku, di jam yang sama dengan keberangkatan ayahmu kami memiliki jadwal seperti tadi."

Daichi menatap beberapa orang yang pernah ia lihat di dalam layar televisi kini berada di hadapannya secara langsung. Hingga binar kagum pada iris matanya tidak pernah padam. "Berbicara di depan kamera?" tanya Daichi kemudian.

Sakura mengangguk, "Apa Daichi senang berada di sini?"

Ia tiba-tiba beralih untuk menatap Sakura dengan semangat. "Tentu saja! Aku ingin seperti Aunty yang disukai banyak orang, dan seperti Uncle Sasuke yang pintar berkelahi dengan ratusan orang seperti dalam film The Hunter!"

"Tapi kau harus tumbuh tinggi dan lampaui ketampanan Uncle-mu, Daichi."

Daichi tersenyum seraya mengusap hidungnya yang mungil. "Lihat saja, Aunty akan kaget saat aku tumbuh besar nanti."

Sakura tertawa keras dengan telapak tangannya yang menutupi mulut, mengusap pipi memerah Daichi sebentar sampai wanita penjual hotdog itu memberikan pesanannya. Ia mengeluarkan beberapa lembar uang, lalu membiarkan Daichi memegang makanannya. "Makan hati-hati ya? Itu masih panas, atau gusimu akan sakit nanti."

Beautiful PiecesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang