2. KATANYA 'LUCU'

29 6 0
                                    

"Pertemuan tanpa rencana, dan jatuh cinta tanpa alasan."

2. KATANYA ' LUCU'

Sebelum pulang, lakeswara lebih dahulu pergi ke pusat perbelanjaan untuk membelikan keperluan perempuan, untuk sang adik yang benar - benar memaksakan kehendak.

Flashback on.

"Beliin kenapasiiii, lu lagi diluar ini. Kalo gua suruh bibi, kasian, mendingan lu, sekalian pulang ini siii, ntar gua ganti duit nyaaa" Ujar Arsyana dengan nada tinggi, dia yang nyuruh, dia juga yang marah. Bukan nya terbalik?

"Bukan masalah ganti duit nya Sya, ini masalah harga diri gua nya" se-berengsek nya Wara, ia tetap menjaga tutur kata kepada sang adik, meskipun emosi sudah menumpuk di kepala.

Wara berjalan mondar - mandir di dalam pusat perbelanjaan dengan wajah yang bingung, menatap kanan dan kiri seperti ada penjahat saja. Yang padahal objek yang ingin ia dapatkan sudah di depan mata, dan bisa langsung lanjut berjalan ke kasir. Namun, rasanya begitu sulit. Mungkin karena ia selalu merasa, dia adalah laki laki Gentle yang tidak pantas untuk ambil hal seperti itu.

"Jual Ade di shope bisa ngga sih? Sale 9999% gua juga ikhlas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jual Ade di shope bisa ngga sih? Sale 9999% gua juga ikhlas. " gumam Wara menyilangkan tangan sambil berdesis kesal

Lima detik kemudian, tatapan nya melongo, kaget. Karna tiba tiba pembalut nya sudah di keranjang belanjaan nya saja. baru juga kedip sebentar udah ada 3 pack pembalut.

Wara menatap luar pembalut tersebut dengan tatapan aneh. Warna luar nya tampak gelap, dengan kata slogan "Nyamankan posisi malam mu dengan tampungan yang lebih luas."

Tubuh nya seketika langsung merespon dengan rasa merinding. Benar - benar slogan yang membuat fikiran nya terbebas luas.

"Oh iya, makasih" tanpa disadari, perempuan yang membantu nya mengambil sesuatu objek tersebut di dalam keramaian orang, sudah beranjak dari posisi awal dan jalan tiga langkah lebih dulu dari posisi nya.

"Ah iya––, gua belum tau namaa lo" teriaknya, perempuan itu menatap ke belakang sambil tersenyum tipis, sampai sama sekali tak terlihat senyum nya.

"S- Klay" ya, dia S-Klay. The leader thunovdes.

S-Klay mampir sebentar saja ke pusat perbelanjaan untuk membeli alas tulis, dan kebetulan juga – disini serba ada. Ah iya, ia baru saja mendapatkan informasi, yang dinyatakan, Lusa sudah bisa masuk sekolah, dan menjalankan aktifitas mahasiswa seperti biasa.

  
__

"Eh, lusa masuk sekolah kan ?" Tanya Maharatu yang tetap saja sibuk dengan  urusan percintaan - nya. Padahal ia sudah melihat Izzly yang selalu korban para lelaki buaya. Tapi sama sekali, Maharatu tidak takut dengan BUAYA DARAT.

"Gua dapet info dari Bu Lilis sih katanya gitu, " S-Klay mengecek kembali group kelas, siapa tau ada informasi terbaru tentang masuk nya sekolah seperti biasa.

"Lusa berangkat bareng ga ?" Ujar Iswara meminum bir ditangan kanan nya.

Iswara adalah murid pindahan, sudah dari 1 tahun yang lalu sih. Seharusnya tahun ini ia sudah lulus, namun terkendala karna pindah sekolah, papah mamah nya yang juga pindah kesini karna urusan bisnis. Maka dari itu, dia 5-6 bulan lebih tua dari pada usia S-Klay, Maharatu ataupun Izzly.

"Ohiya, gua lupa kasih tau ke lu lu pada. Besok pelantikan resmi gua sebagai Direktur baru di perusahaan bokap gue, jangan lupa dateng ya. Ngga dateng ? Pala lu ilang, gua jamin." Ah, aku lupa jelasin – Nataprawira itu adalah anak dari salah satu perusahaan ternama. Dan kebetulan papah nya sudah mau pensiun karna umur nya yang tidak memungkinkan, mau tidak mau harus ia yang meneruskan.

Nama papah nya adalah HADRIA PRAWIRA. Direktur perusahaan PT. PRAWIRA JAHYA, Om Wira adalah sosok papah yang patut di bangga kan. Prestasi, dan keahlian nya memang sudah beda level dengan anak anak nakal seperti kita. Dan juga, dia itu papah yang bertanggung jawab. Meskipun ia membesarkan Nata dengan keadaan SENDIRIAN.

Mamah nya Nata – sudah bercerai dengan Om Wira, tepat 11 tahun 3 bulan yang lalu. Dan sekarang, mamah nya sudah bahagia dengan keluarga baru nya. Tanpa menjenguk Nata atau bahkan melihat nya selama 2 detik pun tidak pernah selama bertahun-tahun.

"Tenang aja taa, dimana ada makanan gratis, disitu ada guee"

Iswara, sang pemburu makanan gratis. Meskipun itu adalah pelantikan sesuatu, makanan adalah nomor satu di kepalanya.

"Jemputt, motor gue masih di bengkell" motor Izzly sudah di masukan ke dalam rumah sakit selama 3 hari, namun masih belum juga ada kabar. Motor nya memang sudah sering sekali mogok, jadi bukan hal yang biasa untuk seorang Nataprawira yang menjadi supir pribadi nya.

"Gua sama cowok gue datang, bisa kan?" Nata mengangguk pasrah, mengiyakan pertanyaan Maharatu. Sang bucin kelas atas. Ah iya, sampe sekarang -- hanya dia yang memiliki kekasih, Izzly? KORBAN PHP.

RUMAH TN.LAKESWARA

Setelah 15 menit di perjalanan, akhir nya sampai juga. Bawa bawa kantong kresek cuma berisi pembalut. Punya adik perempuan merepotkan ternyata.

Tatapan nya berubah menjadi mati rasa. Ketika Wara membuka pintu utama untuk memasuki aula rumah nya.

"Nihh ya pahh, Wara jadi saksi diantara kita berdua, KALO MAMAH MINTA CERAI DARI PAPAH !" Pertengkaran yang terus menerus berkelanjutan tanpa ada habisnya. Ini lah yang Wara kesalkan jika pulang kerumah, lebih baik ia tidur di tempat rahasia saja.

Suara penekanan untuk kalimat CERAI. Meskipun Wara belum menikah, namun - ia tau jika kalimat cerai adalah kalimat sensitif, dan tidak bisa di ucapkan ketika emosi sedang meluap. Ketika bercerai, sudah harus ada yang di persiapkan. Dari urusan keluarga, urusan pengadilan, dan keuangan yang di bagikan untuk kedua belah pihak. Bukan nya asal ceplos dan bilang seperti itu tanpa perhitungan yang tajam.

"Seterah mamah, Wara cape, mau istirahat." Wara menaiki tangga tanpa menghiraukan mereka lagi, ini sudah ke 25 kali nya Diandra bilang seperti ini kepada Juan. Dan ada satu kalimat yang benar - benar membuat Wara tertohok

"Wara mau ikut mamah atau papah?" Ya, Juan. Papah nya Wara yang baru pertama kali membuka suara tentang perceraian, biasa nya, ia hanya diam dan mengalah. Namun, sekarang?

Langkah Wara terhenti di tangga ke -6. Memutar tubuh nya dan menatap kedua orang tua mereka secara bergiliran, terlihat perempuan paruh baya disana meneteskan air mata, mungkin kaget dengan jawaban Juan yang merespon perpisahan mereka. Wara pun kaget, karna papah nya sudah seperti mengiyakan ajakan pisah dari sang mamah nya.

"Wira ga ikut siapa siapa. Sya aku kasih tanggung jawab nya ke Papah ya." Jawab Wara. Karna, Wara tau -- jika Arsyana hidup bersama nya, ia akan lontang lantung dan hidup ngga jelas dijalanan. Jadi, demi kebaikan Sya, Wara harus menjawab seperti ini meskipun ada rasa tidak rela dalam diri.

"Sudah kan? Wara keatas. Assalamualaikum" pamit Wara kembali melanjutkan perjalanan nya menuju kamar Sya untuk memberikan pembalut nya dan langsung tidur kedalam kamarnya.

Keadaan menjadi hening, Diandra yang membeku tak percaya dan Juan yang menyiapkan semua surat perpisahan.

"Perpisahan bukan menjadi keputusan yang baik." Gumam Arsyana menahan air mata yang bisa saja langsung terjun di luar pipi nya.  Ia terpatung di belakang pintu kamarnya dengan memeluk dirinya sendiri .

"Perpisahan bukan menjadi keputusan yang baik untuk seorang anak."

-ARSYANA..

S-KLAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang