00. Intro

76 4 0
                                    

Kansa tidak ingat sudah berapa lama dia berada di sini, melamun tanpa alasan yang jelas. Oke, ralat. Dia selalu seperti ini ketika senja menyapa. Duduk di salah satu lapangan basket yang sudah tak terpakai, melamun, kemudian menangis begitu bayangan seseorang yang sangat ia rindukan melintas di pikirannya.

Kansa tengah berlinang air mata merasa sesak di dada membuncah disebabkan rasa rindu yang semakin tak terelakan, berharap saat ini orang tersebut ada untuk menenangkannya seperti yang selalu Kansa ingat bagaimana pelukan hangat tak pernah gagal membuatnya membaik, setidaknya setahun lalu sebelum takdir mengubah segalanya.

"Lihat kan, Na? Pada akhirnya hanya ada aku dan langit senja di sini, tanpa kamu."

Kansa bermonolog menatap senja, sejurus kemudian gadis itu menunduk dan kembali menangis.

"Kenapa kamu jahat sama aku, Na?! Bahkan senja jauh lebih paham gimana cara berpamitan yang baik, nggak kayak kamu! Ditinggalin gitu aja tanpa pamit yang pantas bikin aku hampir gila, Na! Aku benci kamu, Na!"

"Tapi aku juga rindu kamu, Na..."  Kansa melanjutkan di dalam hati seolah takut orang yang tengah ia rindukan mendengar, meski itu tak mungkin terjadi.

Memori-memori indahnya bersama sesorang yang kini berada di dimensi berbeda terus membuatnya semakin merasa sakit.

Dalam kurun waktu setahun, hidup Kansa berubah 180 derajat hingga dia tak memiliki kehidupan yang sama lagi seperti sebelumnya setelah hari itu.

"Na, kembali ke sini, aku mohon. Jangan begini! Aku kangen kamu, Na... Aku kangen sepedaan bareng kamu, aku kangen masakan kamu, aku kangen ngeliat senyum kamu, aku kangen candaan kamu, aku kangen semuanya!"

Ia mengambil jeda sejenak.  "Terutama, aku kangen duduk di sini ngeliat senja bareng kamu, Na..."

Sedangkan dua orang yang berada di luar lapangan tak terpakai tersebut sedari tadi menatap Kansa yang tengah meratapi kesedihannya dengan prihatin.

"Sudah setahun dia terus kayak gini. Gue takut kalau dia terpuruk berkelanjutan, malah berdampak hancur ke hidupnya." komentar gadis berambut panjang membuat Hendery menyetujuinya dalam hati.

"Lo samperin gih, terus bawa dia pulang. Senja udah lewat dan dia perlu istirahat."

Hendery mengangguk menuruti perintah itu kemudian berjalan pelan menuju tempat di mana Kansa berada, sementara gadis yang sedari tadi berbincang dan membawanya kemari menghela napas. "Jaemin, lihat dampak yang sudah lo sebabkan."

Pelukan dari belakang membuat Kansa terkejut namun tak bereaksi banyak, bukannya memberontak karena ia tak tahu siapa yang tengah memeluknya saat ini—meski dirinya berharap orang yang sedari tadi ia rindukan mengabulkan permintaannya—justru gadis itu merasa sesak di dada akibat terlalu merindu.

"Nangis aja sepuasnya, gapapa." suara orang yang tengah memeluknya membuat tangisan semakin kencang sejurus dengan pelukan yang kian mengerat. Dalam waktu dua puluh menit, tangis Kansa mulai mereda karena usapan lembut di punggung membuatnya nyaman.

"Nana, aku kangen..." lirihnya.

"Kita pulang ke rumah, ya. Kamu harus istirahat." begitu mendengar suara lembut tersebut, Kansa merasa kesadarannya berada di ambang batas, kemudian pandangannya menggelap.

°°°

WELCOME TO MY PLAYGROUND ✔

•••Oh well, ternyata chapter pembukanya sangat sangatlah pendek sekali ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••
Oh well, ternyata chapter pembukanya sangat sangatlah pendek sekali ya. But, it's okay. Chapter berikut-berikutnya di usahakan panjang, deh.

Btw nih ya, sebenernya nulis cerita ini karena sekedar iseng aja. Jadi, waktu ulang tahunnya Jaemin nggak tau kenapa aku malah tanpa sengaja bikin cover dan nulis chapter pertama ini. Berasa clueless, wkwkwk. Tapi diusahakan supaya cerita ini bisa selesai walau dimulai dengan unsur tak kesengajaan.

Entah akan berakhir sad mau pun happy nantinya, yaaa baca dan selami dulu deh supaya tau nanti. Jangan terburu-buru. See you in the next chapter.

—ininerin
••

Nana dan Senja ; NA JAEMINWhere stories live. Discover now