Never Look Back
Chapter I
"Les,"
"Hmm... Apa?" Alessa, yang namanya dipanggil oleh teman sekelasnya itu membalas sekenanya sambil memainkan ponselnya.
"Lu jadi ikut ke rumah Irvan, kan?" Alessa memandang layar di ponselnya, terdiam. Irvan adalah teman dari sahabat sekaligus teman sekelasnya ini, Putri. Kalian mungkin berpikir kenapa Alessa ikut diundang padahal Putrilah teman Irvan. Jadi begini... Irvan adalah teman Putri sejak kecil, jadi ketika Alessa berteman dengan Putri ketika menginjak masa SMA, otomatis dia juga berkenalan dengan Irvan. Berbeda dengan Alessa yang biasa-biasa saja, Irvan, anak kelas XI IPS 2 ini salah satu murid yang cukup terkenal di sekolah. Dia tidak begitu tampan, tapi dia ikut ekstrakurikuler terkenal di sekolah, basket. Ya, basically, once you join that club, you are automatically famous too.
Alessa sebenarnya malas mengiyakan ajakan temannya ini, bukan karena ia sok sibuk, tetapi karena rasa mindernya. Sejak SMP, Alessa tidak pernah hang out bersama anak-anak keren sekolah, karena itu tadi, Alessa biasa-biasa saja. Tidak ada yang bisa dibanggakan kecuali otaknya yang cukup pintar. Waktu SMP, Alessa masuk ke sekolah swasta yang mana isinya adalah orang-orang kaya. Ketika teman-temannya dijemput dengan mobil, hanya ia sendiri yang dijemput dengan sepeda motor. Ketika teman-temannya memiliki ponsel baru, Alessa masih bertahan dengan ponsel lamanya. Ia juga tidak memiliki kualitas untuk menjadi "terkenal", karena ia tidak tinggi, tidak putih, tidak berambut badai, apalagi kurus. Jadi, karena merasa dirinya kurang, Alessa tentu saja menjauhkan diri dari teman-teman yang memiliki potensi untuk "terkenal" dan lebih berteman ke orang-orang yang kurang lebih mirip dengan dirinya.
Karena ia minder, ia akhirnya jadi merasa tidak nyaman jika berada di sekitar murid-murid keren ini, dan itu terus berlanjut sampai ia menginjak masa SMA. Namun kali ini, ia masuk ke sekolah negeri nomor dua di kotanya, ia sebenarnya ingin mendaftar di sekolah nomor satu di Jakarta, namun setelah ia pikir-pikir, anak-anak di SMA itu banyak alumni dari SMPnya terdahulu, dan SMP-SMP terkenal lainnya. Lagipula, di SMA yang ia tempati sekarang murid-muridnya lebih merakyat, ya tentu masih ada murid-murid keren dan terkenal, mana mungkin di sekolah tidak ada murid yang keren dan terkenal, pasti ada. Namun setidaknya, pressurenya tidak seberat apabila ia bersekolah di SMA 1 Jakarta, SMA yang dikejar seantero anak SMP di Jakarta.
Well, kembali ke topik. Sampai dimana tadi? Oh ya, Irvan. Sebenarnya Alessa tidak apa-apa ke rumah Irvan, karena ia juga pernah beberapa kali ke rumah Irvan, ya tidak benar-benar ke rumahnya juga sih, hanya sekadar lewat karena sekalian ia mengantar Putri ke rumahnya yang kebetulan satu komplek dengan Irvan. Tapi, mereka juga pernah makan siang bersama. Ya, tidak benar-benar bersama sih. Lebih ke seperti ia dan Putri makan di kantin, lalu apabila Irvan datang ke kantin sendirian, ia akan menyapa Putri dan duduk di meja yang sama dengan mereka. Yang otomatis mereka harus mengobrol, kan. Ya seperti itu lah, mana mungkin Alessa tiba-tiba bergaul dengan anak keren sekolah kecuali teman sekelasnya yang terkenal. Namun, yang membuat Alessa sedikit malas adalah... undangan ke rumah Irvan ini bukan sekadar haha hihi bertiga saja, namun acara selebrasi karena tim basket putra putri sekolah menang turnamen dua hari lalu. Artinya... akan ada seribu orang keren, terkenal, primadona sekolah yang akan berkumpul di rumah Irvan! Apalagi, teman-teman Irvan semuanya cantik-cantik dan tampan-tampan, yah seperti Putri ini. Putri cantik, kurus, rambut selalu dicatok gelombang, tinggi, gaul, tidak tau kenapa ia senang-senang saja berteman dengan Alessa.
"Woy! Orang nanya dibales kek. Malah bengong." Putri menarik sedikit anak rambut Alessa yang keluar dari kuncirannya.
"Aduh, sakit tau! Put, kan lu tau gue gak deket sama Irvan. Ntar gue kagok sendiri di sana gimana? Mana gak ada yang gue kenal. Lu mah gak mikirin perasaan gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Look Back
ChickLitAlessa, gadis berusia 17 tahun yang biasa-biasa saja. Tidak putih, tinggi, cantik, apalagi kurus. Ia manusia biasa yang kebetulan berteman dengan Putri, salah satu murid populer di sekolahnya. Tenang, Alessa bukan tipe gadis yang menjauhi murid popu...