Benar kata orang, cinta datangnya tidak diundang, susah ditebak dan lebih sering datangnya tidak diduga-duga. Tanpa disadari cinta sudah berhasil menguasai kekosongan hati. Hadirnya berawal dari kesan pertemuan pertama.
Anak remaja yang sedang dimabuk asmara, kisah cinta monyet kata orang tua jaman dulu. Mungkin sekarang ini istilah itu masih lazim didengar. Cinta jaman anak sekolah, kisah cinta anak SMA yang mungkin hampir semua orang merasakannya. Kali ini, giliran Kejora.
Tapi ada kejanggalan di balik cerita cinta monyet yang sedang dijalani Kejora. Seperti ingin mencari pembuktian diri. Ada rahasia yang ia sembunyikan. Karena Kejora bukan cewek yang mudah menerima cowok.
"Lo gila ya, Ra?"
"Kenapa?"
"Ruli, lo terima cintanya?" tanya Mita heran, tindakan temannya itu sangat tidak masuk akal di matanya.
"Lah, emang kenapa?"
"Terserah lo deh, Ra. Gue gak habis pikir aja, Ruli kan teman satu kelas kita, Ra."
"Iya, terus kenapa?"
"Lo yang kenapa, tiba-tiba udah jadian aja sama Ruli. Sampe satu kelas tahu. Gue gak yakin lo beneran suka sama dia, pasti ada sesuatu nih."
"Hmm, lo emang jago ya baca pikiran gue." ujar Kejora tersenyum sembari mencatat pelajaran Matematika yang ia tulis di whiteboard.
"Tuh, kan. Emang ada misi apa, Ra?"
"Ntar gue cerita, gak enak di sini banyak orang." katanya sambil menutup buku dan mengajak Mita ke kantin.
Di kantin, ia menceritakan misinya bersama Putri, tetangganya. Putri pernah bertanya padanya, apakah ada teman SMP-nya bernama Ruli Rizky bersekolah di SMA Dharma Bakti? Orangnya berkulit hitam, hidungnya mancung, badannya kurus. Putri berkata, Ruli seorang playboy. Satu temannya sudah menjadi korban yang kesekian kali. Oleh karena itu, Putri meminta Kejora mendekati Ruli. Benar saja Ruli menyatakan perasaannya pada Kejora pada minggu ketiga dari perkenalan pertama.
"Baiklah, lanjutkan misi lo." tukas Mita girang, karena sekarang Kejora tampak lebih berani ketimbang hari pertama masuk sekolah. Ia mulai beradaptasi sebagai anak SMA selama bulan ini. Gaya berpakaian dan dandanannya pun mulai berubah. Yang tadinya culun dan lugu sekarang berubah jadi cewek yang lebih feminim dan menarik.
Ruli bukan cuma seorang playboy, ia juga pembolos pada jam pelajaran berlangsung. Ia selalu memohon pada Kejora agar pada jam-jam tersebut absennya dicentang tanda hadir. Namun Kejora tak pernah menuruti kemauannya. Karena misi Kejora bukan cuma ingin memberi pelajaran buat Ruli, tapi ia juga ingin Ruli berubah jadi siswa yang baik.
***
Kelas X-4 tampak kosong, semua siswa sedang berada di lapangan basket, sedang ada latihan tehnik bermain basket bersama Pak Jack, guru olahraga. Matahari jam 10 pagi itu bersinar terang, membuat beberapa anak perempuan memilih berteduh di bawah pohon sambil menunggu giliran. Kejora yang sudah lebih dulu dipanggil namanya tengah santai menikmati angin yang bertiup semilir. Sebenarnya dari tadi ia sudah inhin sekali kembali ke kelas, tapi Mita belum dapat giliran pengambilan nilai, terpaksa ia menunggu agak lama. Sesekali ia mengibaskan bajunya mengusir uap panas yang berkumpul di badannya.
"Kejora, nih," seseorang memberikannya botol minum.
Kejora kaget dan menoleh, "Eh, Ruli. Thank you." tukasnya.
"Sama-sama. Selesai jam olahraga nanti kita ke kantin, yuk." ajak Ruli, matanya menyipit karena silau.
"Gak, ah, malas." jawab Kejora agak cuek.
"Lo masih marah? Kemarin itu gak seperti yang lo pikir, Ra.
"Terserah," cetusnya sinis.
"Kok begitu? Dia itu sepupu gue...,"
"Eh, Mit, udah?" sapa Kejora ketika melihat Mita berjalan mendekatinya.
Ia tidak menggubris perkataan Ruli."Sudah, dong."
"Gak diragukan lagi nilai lo pasti tinggi, tadi lo mainnya keren banget." sanjungnya.
"Eh, tuh...," Mita menaikkan alisnya dan mengacungkan jempol ke arah Ruli.
"Biar aja, gue lagi sebel sama dia." bisik Kejora ke telinga Mita.
Mita menganggung sambil membulatkan bibirnya tanda mengerti.
Ruli yang kesal karena sikap Kejora yang acuh, lantas menarik tangan Kejora dan membawanya ke kelas.
"Ra, tolong dengar penjelasan gue, cewek yang lo lihat kemarin itu sepupu gue." jelasnya sambil berlutut di hadapan Kejora yang duduk di bangkunya.
"Gue gak gak mau tahu dan gak mau peduli."
"Please, gue harus buat apa lagi supaya lo percaya, Ra?"
"Gak perlu buat apa-apa." jawab Kejora ketus.
"Ra...,"
Kejora diam seribu bahasa, ia sebenarnya tahu, perempuan yang ia lihat berboncengan bersama Ruli itu adalah gebetan lama yang sudah ditaksir Ruli sejak lama. Tapi, ada rasa yang aneh di hati Kejora, rasa sakit seperti terluka, ada rasa lain juga yang masih dipungkirinya, cemburu. Ia bertanya-tanya sejak kemarin, apakah ia mulai jatuh cinta pada Ruli? Jika benar, apa nanti yang harus ia katakan pada Putri, apalagi Mita. Bisa makin kacau nanti, pikirnya.
Ruli meraih kedua tangan Kejora, sontak jantungnya berdegup kencang. Rasa aneh itu menjalar sampai ke ubun-ubunnya, pipinya memerah, rasanya tak sanggup menatap mata Ruli yang sedang memohon maaf. Inikah cinta? Desisnya dalam hati.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
KEJORA
Teen FictionSejak membaca surat itu, malam adalah teman terbaik bagi Bintang. Tempatnya berkelih kesah, menangis bahkan bercerita apa saja yang terjadi sepanjang hari. Hingga suatu malam, ia merasakan rindu yang tak terbendung sampai tangisnya meledak. "Aku men...