Lapangan upacara SMA Dharma Bakti tampak di penuhi sejumlah siswa baru yang sedang berbaris rapi. Mereka dengan khidmat mendengarkan pengarahan tentang jadwal Masa Orientasi Siswa (MOS) yang akan berlangsung selama 3 hari ke depan.
Setelah itu guru mengabsen siswa satu persatu sesuai nomor registrasi. Kemudian menyerahkan tugas selanjutnya pada anggota OSIS.Tahap pertama adalah pengenalan lingkungan sekolah, seluruh siswa baru diajak berkeliling. Tujuannya agar tiap siswa tahu bangunan apa saja yang ada di lingkungan sekolah. Yang mana kantor kepala sekolah, ruang guru, ruang kelas, laboratorium, ruang komputer, perpustakaan, mushola, aula, kantin dan masih banyak lagi.
Ketua panitia MOS melirik ke tangan kirinya, jarum jam menunjuk ke angka 12 tepat. Kemudian ia memberi aba-aba kepada semua panitia lainnya untuk istirahat. Tiap siswa dibagikan nasi kotak. Suasana pinggir lapangan yang rindang sangat cocok menjadi tempat beristirahat sambil makan siang dan bercengkrama.
5 menit sebelum waktu istirahat habis, panitia kembali memberi aba-aba lagi agar semuanya bersiap untuk sesi berikutnya. Kali ini semua siswa diminta untuk berkenalan dengan kakak kelas minimal 2 orang sambil menanyakan nama, kelas, tanggal lahir dan hobby. Semua siswa baru terlihat menunjukkan raut wajah sungkan, kening mereka berkerut seolah sedang berpikir keras bagaimana caranya.
"Oke, kalian siap!" Perintah panitia sesi berkenalan.
"Siap, Kak!" Jawab siswa baru serentak.
"Baik, sesi kedua ini kita mulai dari sekarang." Panitia membubarkan barisan.
Peraturannya tidak boleh berkelompok, harus sendiri dan berani bertanya. Sangat menguji mental. Di satu tempat, seorang gadis hendak mendekati beberapa kakak kelas yang sedang asyik bercerita. Langkahnya maju mundur sambil sesekali merengek manja ke arah temannya.
Kejora, gadis lugu cantik dengan rambut panjang bergelombang. Si muka oval berkulit putih, kalau tersenyum sangat manis. Kejora berjalan ke arah laboratorium, ada 5 orang cewek di sana. Ia bertanya dengan wajah malu-malu. Semakin lama Kejora semakin merasa takut karena kakak kelas yang dia hampiri tidak mau menanggapinya. Kakak kelas jutek dan sok cantik, bukannya menjawab apa yang Kejora tanyakan tapi mereka malah mengerjai Kejora. Ia disuruh memberikan bunga dan secarik surat yang ada tulisan 'i love you' pada seseorang yang sedang memberi arahan untuk siswa baru lainnya di tengah lapangan.
Jeng jeng jeng, Kejora setengah mati menahan takut dan malunya. Mukanya memerah dan tak tahu bagaimana menyapa orang yang dimaksud si cewek jutek. Ia kesal, ingin melawan tapi masih anak baru. Hufff..., ia menghela napas panjang dan akhirnya mengumpulkan keberanian.
"Emmm..., selamat siang, Kak." sapa Kejora terbata-bata.
Cowok yang dihampiri Kejora membalikkan badan. "Ya, selamat siang." balasnya. "Ada apa?"
"Hmmm..., anu, saya..., saya mau...," Kejora gugup, ia tertunduk malu dan gerogi ketika sekilas melihat wajah cowok di depannya itu.
"Apa?" tanya cowok itu penasaran.
"Oh, ini kak," ia sibuk merogoh isi tasnya mencari surat yang diberikan si cewek jutek tadi. "Duuhhh, di mana sih? Tadi gue taruh di dalam tas deh kayaknya." gumamnya. Surat kecil itu tidak ada di dalam tas, sesekali ia menoleh ke arah si cewek jutek yang mengawasinya dari jauh.
"Hei, ada apa?" Si cowok semakin penasaran.
"Oh ya, ini kak bunganya, I LOVE YOU." sanking gugup dan takutnya Kejora langsung berlari setelah memberikan bunga, tanpa sadar ia tidak menyampaikan pesan dengan baik. Tingkahnya malah membuat si cowok merasa aneh dan heran.
***
"Duuhhh, goblok. Kok gue bilang 'i love you' ke dia sih. Kan, jadinya kayak gue yang bilang cinta ke dia." Di kamarnya Kejora berjalan mondar mandir sambil bicara sendiri. "Uuhhh, semuanya gara-gara si cewek jutek itu, tuh. Ihhh..., kalau besok ketemu sama tuh cowok lagi gimana, dong?" sesalnya dengan wajah bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEJORA
Fiksi RemajaSejak membaca surat itu, malam adalah teman terbaik bagi Bintang. Tempatnya berkelih kesah, menangis bahkan bercerita apa saja yang terjadi sepanjang hari. Hingga suatu malam, ia merasakan rindu yang tak terbendung sampai tangisnya meledak. "Aku men...