janiceoriza proudly presentHappy Reading
Angin menyeruak dari benda kotak yang terpasang di dinding. Membuat ruang kamar berluas 7x7 m dengan nuansa monokrom itu menjadi dingin. Namun, kening Jisoo malah basah akan peluh.
Ia bergerak gelisah dalam tidurnya. Bibirnya bergerak seperti menggumamkan sesuatu. Sesaat knop pintu terdorong ke dalam dan terlihat seorang pria berlari menghampirinya.
"Jisoo," panggil Mark sambil menepuk pelan pipi wanitanya. "Bangun, Sayang."
Beberapa saat Jisoo bangun tiba-tiba dan terduduk dengan pandangan yang sayu. Mark merasa kasihan bila kekasihnya harus bermimpi seperti ini setiap malam.
"Mimpi yang sama?" Mark bertanya pelan sembari mengusap peluh di dahi Jisoo.
Jisoo mengangguk pelan. Ia memegangi kepalanya sejenak. Sakit yang kentara akibat dirinya terbangun tiba-tiba tadi. Sesaat tatapannya dengan Mark bertemu.
"Mark, kenapa aku selalu bermimpi seperti ini? Tangisan itu terus menggema di kepalaku sampai sekarang. Aku bahkan tak bisa melihat siapa pria yang ada dalam mimpiku."
Mark langsung menarik Jisoo ke pelukannya. Menyandarkan kepala kekasihnya ke dadanya. "Itu hanya bunga tidur, Sayang. Sudah, jangan dipikirkan lagi, nanti kepalamu tambah sakit."
Jisoo makin mengeratkan pelukannya. Berada di dekat Mark membuatnya nyaman. Ditambah usapan hangat di punggungnya, membuat matanya kembali berat. Namun, masih ada satu hal yang ingin diutarakannya.
"Besok kamu jadi pergi ke pernikahan Hoshi?"
Mark mengangguk. "Tentu saja. Ada apa?"
"Bisakah aku ikut denganmu, Mark? Aku bosan sekali berada di penthouse sepanjang hari. Kalau keluar pun harus menunggumu atau Kak Kris." Jisoo menjelaskan rinci diakhiri bibirnya yang mengerucut.
Membuat Mark gemas dan seketika meraup bibir itu. Namun, Jisoo langsung mendorong bahu Mark saat dirasa kekasihnya itu tak segera melepas tautan mereka.
"Jawab dulu. Aku boleh kan ikut denganmu? Please," mohon Jisoo.
"Sayang, tubuhmu masih lemah. Aku tak mau kalau nanti—"
"Aku sudah baik-baik saja, Mark. Ayolah, aku ingin ikut denganmu. Ya?"
Melihat binar di mata Jisoo, mau tak mau Mark mengangguk. Detik itu juga wanita itu langsung memeluknya.