Aku bergegas menuju ke rumahku setelah mendengar kabar yang menbuatku sangat dan sangat sakit.
Aku menjalankan mobilku dengan kecepatan penuh tak peduli lagi tentang apa yang akan terjadi, sampai aku memasuki halaman rumahku yang dusana telah terdapat garis polisi, aku melongo dan tak percaya saat aku melihat bungkusan jenazah yang ada disana.
Dunia seakan berhenti berputar dan apa yang sekarang terjadi itu hanyalah mimpi.
"Pak Adi?" ucap seorang polisi.
Aku tak menpedulikannya lalu jatuh tak berdaya akibat apa, entah dan bagaimana ini bisa terjadi.
Aku terbangun dalam sebuah ruangan yang serba putih dimana disana sudah ada kepala polisi waktu itu dan juga pak Samuel.
Aku mulai bangun dan kepalaku terasa sangat pening dan berat, tak lama kemudian masuklah seorang dokter yang sangat familiar yah dia Carlos.
"Kamu dah sadar di?" tanya Carlos melihatku lalu mengecek suhu badanku.
"Hmm.. Eva! Eva mana?" ucapku panik mencari keberadaan Eva.
"Eva sudah dimakamkan minggu lalu di" ucap Carlos ragu.
"Emang aku tak sadarkan diri berapa hari, los?" tanyaku pada Carlos yang mulai terdiam sejenak.
Carlos nampak menbenarkan kacamatanya lalu berdehem. "Sekitar dua minggulah!"
"Apa!?"
Aku kaget mana mungkin aku pingsan selama dua minggu?
"Pak Adi?" ucap pak Samuel menyapaku bersama kepala polisi itu.
Aku hanya membalas sapaannya dengan senyuman.
"Jadi gini pak, menurut hasul penyelidikan kami dari tim polisi ternyata istri bapak telah dibunuh oleh orang, karena menurut saksi mata ada empat orang yang memasuki rumah bapak sebelum kejadian"
"Hah!?"
"Namun tampaknya pembunuh itu bermain cantik sehingga jejaknya tidak ditemukan"
Seketika aku lemas tak berdaya, siapa yang tega melakukan ini semua? Kepalaku terasa pusing sampai akhirnya aku tak sadarkan diri lagi.
Azan isya sudah berkumandang, aku mulai menjalankan kewajibanku sebagai umat muslim, setelah menjalankan kewajibanku aku kembali ke tempat tidur rumah sakit.
Malam ini sangat dingin aku meringkuk dibalik selimur menatap kosong kelangut langit kamar ini.
Tiba tiba muncul sebuah cahaya yang sangat terang, yang awalnya kecil namun perlahan menbesar seperti siluet manusia.
"Eva!"
Aku terkejut melihat sosok dengan hijab dan pakaian serba putih, ia nampak sedih lalu mengulurkan tangannya padaku, aku nampak ragu lalu mulai meraih tangannya.
Dingin itu yang pertama kali kurasakan lalu cahaya itu makin menbesar dan langsung menelanku aku tak tahu apa yang terjadi.
Aku membuka mataku di pagi hari, aku tak sadar apa yang terjadi mungkin itu hanyalah mimpiku saja? Entahlah dan aku tak terlalu memikirkan jauh.
Aku kini sadar bahwa aku terbangun bukan dikamar rumah sakit melainkan ada di kamarku sendiri yang ada dirumah.
Titt...
Aku melirik ponselku yang bergetar mana kala ada pesan yang masuk.
"Hah!? 5000 pesan?" ucapku kaget melihat banyaknya notifikasi dari Email dan juga Whatsapp.
Tapi aku sadar mungkin ini adalah pesan yang terbengkalai karena tak pernah kuliat selama dua minggu ini.
Ting Tong
Aku tersadar dari lamunanku kala aku mendengar suara bel pintuku sesamg dipencet.
"Siapa yang bertamu sepagi ini?" pikirku dalam hati.
Aku bergegas menuju keruang tamu untuk membukakan pintu untuk tamuku yang datang di pagi ini.
"Sia... "
Belum selesai aku menyelesaikan kalimat ku aku di kagetkan karena tidak siapapun diluar sini.
Saat aku hendak menbalikkan tubuhku aku berhenti kala mendengar seseorang mengucapkan salam.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" ucapku sambil membalikkan badanku.
Tanpa di depanku seorang wanita cantik dengan gaun putih yang sangat indah dibalut hijab dikepalanya.
"Hai aku, Dea" ucapnya memperkenalkan diri.
"Hai!" aku membalas sapaannya namun wajahku berubah pucat pasi kala aku melihat kakinya tak menapak ditanah.
"Kamu!"
"Ya aku hantu!" ucapnya sambil menperlihatkan senyum pepsodentnya yang memang ada dideretan giginya.
"Apa mau mu?" tanyaku gemetar.
"Tenang, aku hantu baik kok!" ucapnya menjelaskan. "Aku akan menemanimu untuk mengungkap kematian Eva"
"Tidak!" ucapku tegas.
"Kenapa, padahal aku tak mungkin menyakitimu!"
"Tapi kau musyrik!"
"Aku bukan jin, aku baik kok" ucapnya dengan wajah memelas.
"Tetap tidak!" bantahku lalu masuk kedalam rumah.
Aku masuk kedalam rumahku lalu menbanting pintuku, aku sempat meliriknya diluar, mungkinkah dia yang dikirirm Eva.
Aku meliriknya keluar dan dia masih ditempat yang sama, aku berjalan membukakan pintu entah apa yang mendorongku untuk membuka pintu.
"Ayo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Detektif Hantu
Mystery / ThrillerKehilangan istri tepat pada tiga hari pernikahan mereka membuat Ady tak sengaja bertemu dengan hantu cantik yang memiliki sikap Absurd ia harus membantu hantu tersebut untuk memecahkan berbagai masalah di sekitarnya sehingga kini ia di sebut detekti...