Chapter 5

53 1 0
                                    

"Ayo!"

Aku mengajak hantu itu untuk masuk ke rumahku, aku berjalan duluan dengannya sambil menengok kiri dan kanan.

"Kok kamu, kayak orang bingung sih?" ucap Dea yang melihatku celingukan menatap keluar jendela.

"Hmmm... Takut nanti ada orang yang liat mikirnya gak gak lagi." ucapku sambil menutup tirai jendela itu.

Seketika ledakan tawa pecah keluar dari mulut Dea.

"Kok ketawa?" tanyaku bingung sambil menaikkan sebelah alisku.

"Gak, cuma lucu aja" ucapnya sambil menahan tawanya.

"Maksudnya?" ucapku sambil mendekatkan kepalaku padanya.

Dia mendorong wajahku menjauh lalu mengatakan "Bisa jauh jauh gak? Napas lo bau!"

Aku sangat kesal dengan ucapan hantu yang satu ini, kenapa ada hantu se songong dia dan ini menurutku membuat image hantu sangat buruk.

Ting Tong.

Bel rumahku kembali berbunyi, aku pun beranjak keluar untuk membukakan pintu untuk tamuku.

"Pak Samuel!" ucapku setelah membuka pintu itu "Masuk pak!"

Aku mengajak pak Samuel untuk nasuk kedalam rumah dan duduk di sofa.

"Ini siapa, sumpah tampan beut dah!" ucap Dea sambil mengelus tangan pak Samuel.

"Itu bosku!" ucapku ketus.

"Apa pak?" ucap pak Samuel mendengarku tadi.

"Hehehehe gak apa apa pak, cuma saya lagi ada gesreknya" ucapku menyengir lalu menggaruk kepalaku yang tidak gatal.

Pak Samuel sempat menatap aku aneh, itu sangat membuatku tak nyaman dan ingin menghilang dari tempat itu sementara disampingku Dea tertawa melihatku salah tingkah.

"Hmmm ada apa yah pak?" tanyaku pada pak samuel yang tampak ketakutan.

"Hmmm gak apa apa pak! Saya cuma merinding ada apa yah?" ucap pak Samuel bergidik.

Aku hanya tersenyum kecil mendengarnya, gimana gak merinding orang ada hantu kampret disini.

"Mungkin perasaan bapak saja." ucapku menenangkan. "Eh ada apa gerangan bapak kesini?"

"Mungkin di kantor saja yah pak saya ceritanya soalnya saya ada meeting"ucap pak Samuel lalu pamit pulang.

Aku tahu pak Samuel berbohong mungkin dia cuma takut dan entahlah, aku mengantarkan pak Samuel kedepan lalu menunggunya sampai mobilnya menjauh dari pandanganku.

Aku beranjak masuk kerumah lalu melihat Dea yang masih tertawa.

"Puas ketawanya?" ucapku kesal pada Dea.

"Banget" jawabnya lalu beranjak ke kamarku.

"Eh mau kemana?" tanyaku padanya.

"Mau masuk kamarlah, ngantuk!" ucapnya ketus.

"Siapa yang nyuruh kamu kesana hah!" ucapku sambil memutar bola mataku.

"Terus aku tidur dimana dong?"

"Tuh kamar depan, sono aja gih!" ucapku lalu berlalu kekamarku.

Sayup Sayup Adzan Adshar berkumandang, aku bangun dari rebahanku lalu melepas kemeja dan celanaku tuh berganti ke stell baju kokohku sampai tiba tiba aku dikagetkan oleh munculnta Dea.

"Adi! Sholat yuk" ucap Dea melingkarkan mata sempurna. "Masya allah"

Aku kaget melihat Dea yang tiba tiba muncul jadilah dia melihat seluruh lekuk tubuhku dan juga roti sobekku.

"Dea! Keluar!" pekikku marah.

Dea langsung menghilang dari hadapanku, aku kemudian buru buru mengganti bajuku lalu menjalankan kewajibanku.

Setelah aku selesai melaksanakan kewajibanku aku keluar ke ruang tamu yang dimana sudah ada Dea disana.

"Heh, hantu sholat juga yah?" ucapku yang melihat Dea masih memakai mukenanya.

"Iyalah, secara gue hantu yang taat agama" ucapnya ketus.

"Heeh, gue mau nanya dong!" ucapku pada Dea.

"Nanya apa?"

"Kok aku bisa liat kamu yah?" ucapku penasaran.

"Entahlah, aku juga gak tahu kenapa aku bisa ada disini"

"Satu lagi, bukannya orang yang sudah mati terlepas dari urusan duniawi yah!"

"Gak semua!" ucapnya singkat.

"Hah!?"

"Mereka yang masih ada urusan di dunia belum bisa bebas ke alamnya"

"Jadi kamu gentayang?"

"Enak aja aku aja gak tau kenapa aku mati!"

"Emang keluarga kamu dimana?"

Seketika Dea mulai menangis dan memperlihatkan wajah sedihnya.

"Aku gak tahu aku siapa? Bahkan aku bisa ada disini aku aja gak tahu" ucapnya lalu menyandarkan kepalanya di bahuku.

Aku membiarkannya walaupun ku tahu nih bocah cuma ngambil kesempatan dalam kesempitan.

Happy Reading😇

Detektif HantuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang