Ini sudah 4 minggu sejak kehamilanku. Aku masih tidak percaya ada mahluk hidup lain dalam perutku, hihihi memikirkannya saja membuatku geli.
Apakah dia laki laki atau perempuan? Apa dia akan pandai sepertiku? Apa dia akan mirip seperti aku atau ayahnya?
Huhhh bicara soal ayah, aku tidak mengerti mengapa Dia menjauhiku, bukan, bukan tidak bergabung bersama lagi di sekolah, tapi dia sudah tidak pernah lagi menghubungiku dan datang rutin di pagi hari sewaktu aku mengalami morning sickness.
Aku tidak tahu apa salahku, apa dia Kecewa pada dirinya atau pada diriku?
Heoll yang benar saja
Yang harusnya kecewa disini adalah aku.
kenapa malah dia. Aku benar-benar tidak habis pikir dengannyaBergelut dengan lamunanku aku tersentak ketika sebuah panggilan telepon masuk. Kulihat nama yang tertera di layar
" hmm baru dipikirkan uda nelpon aja, kangen kan kamu" ucapku dalam hati aku tersenyum dan mengangkat panggilan nya
" halo...." Sapaku
Dia diam. Tidak bersuara. Aku menunggunya berbicara namun yang tedengar hanya helaan napas yang panjang.
" mari bertemu" putusnya setelah 3 menit hening
"dimana?" jawabku
"akan kukirim lokasinya" katanya lagi
"hmm aku tutup" kataku sambil menyudahi panggilan kami.
Entahlah aku merasa ada sesuatu yang lain
...
Aku menyerngit. Membaca kembali alamat yang dia kirim padaku.
"betul kok, tapi kok serem ya " aku berkata sambil melihat sekeliling tempat ini,
Tempat ini dalam gang dengan bangunan tinggi disisi kiri dan kanannya ditambah aura gelap yang mendominasi membuatku bergidik. Typical gedung gedung kejahatan dalam film action.
''hey" sapanya padaku
Aku terkejut, melihatnya tersenyum lebar seperti hari-hari kami dulu tanpa masalah. Huh seperti ini dia sangat tampan. Kemana perasaan cemasku beberapa saat lalu. Aku tersenyum membalasnya
" ini tempat apa?" kataku lagi
Dia menatapku serius. Iris matanya sendu. Aku tahu itu.
Cukup lama keheningan diantara kami, aku tahu ini tidak baik ,aku bisa merasakannya. Tidak tahan dengan keheningan aku bertanya kembali padanya
"kita mau ngapai...'' perkataanku terputus mendengar ucapannya kemudian
" ayo gugurkan"
JLEB
Duniaku runtuh seketika. Aku memandangnya mencari-cari kebohongan di matanya. Tapi nihil
" k kenapa?'
Dia diam. Lalu menunduk.
" ahh benar kamu pasti tidak siap bukan" kataku lagi
Sejujurnya aku juga tidak siap. Sampai saat ini aku masih belum siap menerima kenyataan ini. Tapi aku juga merasa sangat takut kalau harus membunuh mahluk ini. Aku sudah berdosa dengan adanya mahluk ini tanpa ikatan yang sah, aku tidak ingin membuat hidupku menjadi lebih merasa bersalah lagi. Aku tidak tahu apakah kedepannya akan baik-baik saja, apa aku mampu melewati semua ini. Namun aku meyakini satu hal, aku tidak boleh menjadi pembunuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
other side || 97line
Fanfiction•...• Punya bayi pasti perasaan paling menyenangkan bagi orang orang yang menantikannya. Tapi, tidak denganku. Bukan. Bukan apa apa. Hanya saja aku masih 17 tahun