Try to Approach

576 62 14
                                    

Buat kalian yang udah nunggu-nunggu ampe setahun pasti seneng nih hujan up ㅋㅋㅋㅋ...
Sekali lagi maafin yaaa, MIAN apalagi ada yang mpe mohon buat segera up tapi saat itu nggak up up juga... mungkin waktu itu diriku sedang kena writer's block.
Buat kalian yang suka komen, thanks banget, itu jadi salah satu penyemangat buat terus lanjut, kadang suka ngakak sendiri baca komen kalian, maaf juga ngga bisa balas satu-satu.

So buat kalian yang selalu setia menanti, mau itu yang suka kasih bintang, komen, silent reader ataupun yang baru nyasar di ff ini, terimalah persembahanku buat kalian (gubrak).
And.. Happy reading 😘

***

"Eottokhae... eottokhae.. Eottokhae.." Gerutu Jihyun berkali-kali ketika ia sudah duduk dengan nyaman di mobil yang dikendarai assistant managernya, Hyukmin. Sementara Minjae yang duduk disamping Jihyun hanya memperhatikannya dengan dahi mengerut dan tatapan heran.
"Aaaaa.." Pekik Jihyun kemudian sedikit kencang sambil mengucek-ngucek rambutnya, terlihat sekali Jihyun tengah frustasi.

"Ya! Neo waeirae?" Tanya Minjae, benar-benar bingung dengan tingkah Jihyun, tapi pertanyaannya tidak mendapat respon sedikitpun dari Jihyun, malah sepertinya Jihyun tidak mendengar suara Minjae. Sedangkan Hyukmin yang duduk di depan stir mobil hanya melirik Jihyun sekilas kemudian kembali menatap jalan, fokus pada tugasnya, dan karena ia ingin segera sampai tujuan.

Beberapa kali terdengar Jihyun menarik nafas dan menghembuskannya, dan selama itu pula Jihyun terus memonyongkan bibirnya.  "Aish... Meolla meolla" Seru Jihyun kembali mengacak-acak rambutnya. Kali ini mendapati sikap Jihyun, Minjae langsung melirik Hyukmin dari kaca spion mobil, berharap mungkin ia bisa sedikit menebak apa yang tengah dialami Jihyun. Hyukmin pun memberikan isyarat dengan memutar jari telunjuk beberapa kali di dekat kepalanya pada Minjae, memberi tahu bahwa mungkin Jihyun tidak hanya mengalami sakit di kakinya, tapi juga mungkin ada masalah di kepala Jihyun.

Melihat isyarat Hyukmin, Minjae langsung memelototinya, tahu betul bahwa Hyukmin tengah bercanda. Dan maksud Hyukmin adalah biarkan saja Jihyun, ia akan membaik dengan sendirinya, untuk saat ini berikan saja ruang pada Jihyun untuk bertungkah sesuai dengan kehendaknya.

***
"Neo eodi?" Tanya Kyungsoo begitu seseorang mengangkat panggilannya.

"Na? Aku ada di studio, wae?" Suara Baekhyun terdengar menjawab pertanyaan Kyungsoo.

"Kapan kau selesai?" Tanya Kyungsoo lagi, nada suaranya terdengar tidak sabar.

"Satu jam lagi" Jawab Baekhyun.

"Kutunggu di dorm" Ujar Kyungsoo seperti memerintahkan Baekhyun untuk tidak kemana-mana setelah latihan vocalnya selesai. Tidak menunggu persetujuan Baekhyun Kyungsoopun langsung memutuskan panggilan. Ia bermaksud bergegas menuju dorm, tapi kemudian seolah meningat sesuatu ia pun bergumam kesal 'Aissh, dompetku'

***
"Gomawo" Ucap Kyungsoo tulus pada Hyesoo yang dibalas dengan senyum dan gelengan kepala.

"Ani. Saat kita terakhir bertemu aku lupa menyerahkannya pada oppa, aku bermaksud langsung memberikannya, tapi karena aku menerima panggilan dari ibuku tanpa sadar aku memasukan dompet oppa ke tasku dan tidak lama setelah itu oppapun harus segera pulang. Dan aku baru mengingatnya ketika melihat isi tasku" Jelas Hyesoo.

"Aku sendiri tidak sadar dompetku jatuh" Terang Kyungsoo benar-benar tidak tahu bagaimana ia tidak menyadarinya.

"Aku melihatnya tergeletak di bawah kursi saat oppa menuju toilet" Balas Hyesoo, menerangkan bangaimana ia menemukan dompet Kyungsoo.

"Ah.. pasti terjatuh saat aku memasukan kartuku" Ungkap Kyungsoo."Sekali lagi terima kasih. Dan maaf" lanjut Kyungsoo.

"Oppa sudah kukatakan aku tidak apa-apa" Balas Hyesoo tegas.

Love That Happened Once In A Lifetime (EXO D.O & Nam Jihyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang