Taehyung membuka mata, setengah waras berhasil dikumpulkan segera olehnya. Alkohol membuatnya terbang jauh malam tadi, tepat sebelum dirinya tumbang di ranjang berukuran king size hotel bintang lima ini.
-
-"Ibu pergi" ucap Yoona pada putrinya
Yeri tak bereaksi mendengar ucapan itu. Baginya rutinitas semacam ini bukan sesuatu yang harus ditanggapi.
Yoona berlalu meninggalkan Yeri yang sedang fokus dengan piringnya.
"jangan lupa, minta bibi untuk memasakan makanan kalau kakakmu pulang. Pastikan dia memakan makanananya" ucap Yoona kemudian melanjutkan langkah.
"Sialan!" maki Yeri.
-
-Tubuh itu membuatku melihat sesuatu. Bukan. Bukan hanya melihat, tubuh itu juga memberiku arah. Aneh sekali. Dia menampilkan aura gelap dan terang secara bersama. Tubuh yang paling unik dari semua tubuh yang ada di dunia.
Irene meringsek di sebelah tubuh Taehyung yang sedang tidur pulas.
-
-Seulgi membenahi rambutnya. Tubuhnya terlalu lelah untuk bergerak. Seulgi terkapar di atas lantai studio tari.
-
-Bogeum telah selesai menanda tangani semua berkas yang diantar sekretaris Kim. Tak ada rencana lagi dalam hidupnya selain bekerja dan mati begitu saja. Bahkan wanita tak lagi berhasil membuatnya jatuh dan cinta.
-
-****
Keputusan Irene telah bulat. Dirinya akan ikut secara ilegal kemanapun lelaki disebelahnya pergi. Menjadi hantu perawan selama dua tahun membuat ruhnya hilang arah. Jangan tanya soal tujuan, selain menghindari perjumpaan dengan malaikat maut tidak ada lagi sesuatu yang diinginkannya.Irene membaringkan tubuhnya di sebelah pria yang tidak dikenalnya. Yang dirinya tau adalah bagaimana pria ini membuat wanita jalang malam tadi merasa orgasme tanpa disentuh olehnya. Hebat sekali bukan?
Zaman telah berubah. Manusia bisa melakukan apapun yang mereka mau tanpa mengenal lagi budaya dan etika. Irene bergidik ngeri melihat kenyataan pria itu memiliki orientasi sex yang aneh.
-
-Taehyung membuka mata. Dering telpon membuatnya bangun dengan sakit kepala. Segera diangkatnya panggilan yang masuk. "Ibu" satu nama itu berhasil lolos dari bibirnya.
"Nak, kau dimana?"
"Di hotel" singkat Taehyung
"Dengan siapa? Yerin?"
"Hm" jawab Taehyung singkat
"Kalau begitu hati-hati. Jangan sampai hamil"
Sialan! Ibu mana yang membiarkan anaknya melakukan sex bebas? Ibu mana yang justru menyarankan agar menggunakan pengaman merk ini atau merk itu agar kegiatan anaknya berlangsung tanpa kesalahan. Taehyung melirik waktu. Dan segera meringsek keluar dari selimut.
Irene menatap tak percaya apa yang sudah di dengarnya. Bagaimana mungkin? Sial! Pantas saja kelakuannya aneh, ternyata sudah ada bibit.
Irene mengikut langkah Taehyung yang memasuki kamar mandi. Melihat penampakan tubuh sexy Taehyung dibawah shower. Mengamati dengan seksama tubuh tinggi pria itu.
"ckckckck, sudah berapa lama kau menggunakan tubuh itu untuk memuaskan nafsumu?" Irene bergidik
Taehyung tak menjawab. Tentu saja karena tidak mendengar. Irene adalah hantu. Dimensi mereka jelas sekali berbeda. Yang dilakukan Irene adalah berbicara dengan dirinya sendiri, merutuki tanpa didengar, seperti pengecut bukan? Tapi apa yang bisa dilakukannya? Tidak ada.
Taehyung mengendarai mobilnya. Beberapa kali Taehyung menyentuh kuduknya. Perasaan tidak enak menyelimutinya sejak ritual mandi paginya. Taehyung bahkan tak berniat tidur di hotel itu lagi. Taehyung mempercepat laju kendaraan, berusaha meringkas waktu dan menepis rasa aneh.
Sementara di kursi belakang, tepat di belakang Taehyung, Irene tengah memperhatikan Taehyung, mengamati garis tegas rahang Taehyung.
"Wahhhh, dia lumayan tampan" lirih Irene sembari memperhatikan gurat tegas wajah Taehyung.
Taehyung tiba di perumahan elit. Dengan gerak kasar dibukanya pintu rumah tersebut. Seperti biasa, tak ada siapa-siapa di dalam. Hanya beberapa pekerja rumah dan Yeri, adiknya, yang dianggap bukan siapa-siapa didalam rumah tersebut. Haha. Bagaimana Taehyung menyebutnya sebagai adik berbanding terbalik dengan caranya menyikapi Yerim.
-
-"Sudah pulang? Makanlah. Aku akan menyuruh bibi menyiapkan makananmu"
Yeri segera berlalu.
"Tidak perlu" jawab Taehyung yang sontak menghentikan langkah Yeri.
"Baiklah" Yeri memutar langkah. Menuju kamar meninggalkan suara pintu ditutup yang cukup keras.
Begitulah. Mereka akan menutup pembicaraan dengan kata "Baiklah" atau "Oh". Tidak seperti saudara yang hidup bersama lainnya, mereka berbeda. Mereka begitu asing hingga lupa memperhatikan satu sama lain.
Jika sudah begini. Taehyung akan pergi ke kamar. Membiarkan tubuhnya membentang di atas ranjang.
Sementara disisi lain, Irene memperhatikan Taehyung. Tampak guratan tanda bingung melanda wajah pucatnya.
"kehidupan yang aneh" desis Irene. Wajah cantiknya kini dibiarkan tenggelam pada reaksi empati. Tubuh munyil Irene juga rebah pada ranjang Taehyung. ikut merasakan kenyamanan ranjang mewah milik lelaki yang tak dikenalnya.
Kuduk Taehyung kembali meremang. Aneh sekali rasanya. Tidak hanya sekali. Tubuhnya berulang kali merasa begitu tidak enak. Taehyung merasa di awasi. Kali pertama dalam sejarah hidupnya yang membosankan ini Taehyung merasa tidak sendiri.
Taehyung membalikkan tubuhnya ke kanan, mencari sisi nyaman dalam rebahnya.
Sementara Irene menangkap mata terpejam Taehyung di depan wajahnya. Kurang dari empat senti wajah mereka berdekatan. Meski berbeda dimensi lembut nafas lembut Taehyung dapat Irene rasakan sedang menelisik wajah munyil Irene. Hening. Irene merasa kupu-kupu telah berterbangan di perutnya.
Jantung Irene berdegub. Tidak. Bukan jantung. Irene sudah tidak memiliki semacam jasad untuk sekedar menumbuhkan beni hidup apalagi mendebarkan detak jantung. Irene merasa sesuatu telah kembali, sesuatu yang hilang sejak dua tahun kebelakang.
Taehyung membuka mata. Dirinya tak lagi bisa tidur. Pikirannya terbang, Taehyung memandang lurus ke depan, menatap udara kosong. Meski retinanya tak berhasil menangkap visual Irene yang kini jyga ikut memandangnya. Ya. Mereka saling memandang. Meski salah satu tak mampu menyadari.
🌹🌷🌹🌷🌹🌷💜💜