Chapter 10

952 170 5
                                    

Dengan cepat, Yn menarik Jungkook untuk menjauh dari Yoongi. Yoongi lalu tersenyum kecil pada Yn hingga mendapat tatapan tajam darinya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Yn sembari menatap tajam pada Yoongi yang masih tersenyum padanya

"Hanya menemui kalian" Jawab Yoongi santai

"Sebenarnya ada apa dengan kalian?"

Jungkook bertanya bingung pada keduanya, Yn menggeleng lalu menarik Jungkook keluar dari sana.

Sesampainya mereka di luar kamar, Yn melepaskan tangannya dari Jungkook lalu pergi meninggalkan lelaki itu.

Jungkook memandang bingung pada Yn, ia menoleh ke arah pintu kamar Yoongi yang tertutup dan setelahnya ia berlari mengejar Yn yang sudah jauh dari pandangannya.

Yn berjalan dengan cepat melewati lorong hotel, wajahnya memucat dengan sorot mata tajam hingga suara langkah kaki seseorang menghentikannya.

"Tunggu aku" Pinta Jungkook, berhenti di belakang Yn

Gadis itu berbalik, menatap Jungkook dengan sedih. Berbeda dengan Jungkook yang tengah mengatur napasnya yang memburu.

"Sebenarnya ada dengan--"

Belum sempat Jungkook melanjutkan ucapannya, Yn menarik tengkuknya lalu mencium bibir Jungkook.

Jungkook mengerjapkan matanya bingung, ia lalu membulatkan matanya saat gadis di depannya masih mencium bibirnya.

Setelahnya Yn melepaskan ciumannya dari bibir Jungkook. Ia menatap sedih pada Jungkook hingga membuat lelaki itu tak tega untuk mengeluarkan suara protes padanya.

"Aku masih mencintaimu" Akui Yn hingga membuat Jungkook semakin terkejut

"Ku bilang aku masih mencintaimu" Ucap Yn lagi sembari menatap Jungkook penuh kerinduan

Yn mendekati Jungkook, memeluknya lalu bersandar di dada bidang Jungkook.

"Aku masih cintaimu, bahkan setelah 333 tahun berlalu. Hatiku tetap sama, tak berubah sedikitpun"

Yn semakin mengeratkan pelukannya pada Jungkook, membuat lelaki itu tak tahu harus bagaimana. Sudah di cium, mendapat pengakuan dari gadis yang menciumnya, lalu di peluk seperti itu membuat Jungkook semakin bingung dan juga shock.

****

Di bawah pohon yang kering, di tengah tengah gurun, Seokjin duduk seorang diri sembari memegang setangkai bunga mawar hitam yang perlahan lahan berubah menjadi merah.

Ia tersenyum setelah bunga itu sepenuhnya berwarna merah. Bukan cuma itu saja, pohon yang tadinya kering menjadi hijau kembali.

Dengan cepat Seokjin berdiri, mendongak ke atas lalu tersenyum kecil saat pohon itu mulai berbuah apel.

"Dia mengakui perasaannya" Lirihnya sembari mengulurkan tangannya ke depan

Sebuah apel merah jatuh tepat di tangan Seokjin, namun tak lama setelahnya apel itu menjadi hitam hingga membuat lelaki itu mengerutkan kening bingung.

"Sebenarnya ada apa?, apa dia--"

Seokjin menggeleng, apel di tangannya menghilang bersamaan dengan tubuhnya yang ikut menghilang dari sana.

****

Menjadi manajer sudah cita cita Jimin dari dulu. Langkahnya yang kini sudah terlihat angkuh dan bergaya, membuat beberapa karyawan di hotel menjadi sungkan padanya.

"Selamat pagi manajer Jimin" Sapa seorang karyawan wanita pada Jimin

Jimin mengangguk, tersenyum pada wanita itu lalu melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda.

Hotel Red MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang