02

46 6 1
                                    


Jaren

Dari awal mula melihat Zafi ada di depan rumahnya, Jaren sudah menyadari bahwa temannya itu sedang tidak baik baik. Apalagi setelah liat chat yang Zafi kirimkan padanya.

"Tapi nyatanya dia cuma minta gue pulang ke jakarta buat nemuin oma, bukan ayah yang pengen gue pulang"

"Bukan ayah yang pengen gue pulang"
kalimat itu, kalimat yang keluar dari mulut perempuan yang so dewasa di depan gue ini, yang nyatanya dia hanya ingin ayahnya bilang kangen sama dia.

Akhirnya Zafi menangis di depan gue, enggak gue ga mau berhentiin nangisnya karena gue tau yang dia butuhin sekarang cuma nangis. Gue yakin dari semalem dia nahan semuanya.

"Nangis Zaf, nangis aja gausah ditahan, karena yang lo butuhin cuma nangis" kata gue pada Zafi sambil menarik tubuhnya mendekat pada gue.

Setelah adegan yang kata Zafi drama banget, iya Zafi kalo abis nangis kayak gini suka langsung bilang
" ihhh apaan sih gue drama banget, lebay"

Iya dia hanya akan menjelekkan dirinya sendiri seperti biasa.

"Lo tuh manusia ya pantes aja kalo nangis, malah kalo lo ga nangis gue yang serem" jawab gue

"Udaahan nih nangisnya, jalan yah kita samperin Maka dulu ke Lodaya dia lupa bawa kunci soalnya" lanjut gue berbicara

"Iyaaudahh ayo berangkat" jawab Zafi.

...

Setelah sampai Lodaya, gue langsung mencari oknum yang ngerjain gue harus kesini cuma buat ngasihin kunci rumah.

Tapi bukannya Maka yang gue temuin, malah orang yang rencananya bakal ketemu gue siang ini

"Tumben banget lo nemenin Reno latihan Daf" ejek gue

"Berisik lo, kalo bukan bunda yang nyuruh juga gue ogah" jawab Daffa malas

"Kali kali lo jadi kakak yang baiklah Hahaha" tawa gue

"Pada dimana sih, Maka dimana?" Tanya gue pada Daffa

"Tuhh lagi pada istirahat" tunjuk daffa kearah anak anak yang sedang berkumpul di pinggir lapang

Gue pun berlalu melewati Daffa untuk menghampiri kerumunan orang yang tadi Daffa tunjuk

"Maka..."

"Eh Mas Jaren ko kesini" jawab Maka dengan muka yang masih bingung

"Iya lo lupa bawa kunci rumah, gue mau cabut" jaeab gue sambil memberikan kunci

"Bukannya mau cabs nya sore yah, makanya  Maka ga bawa kunci" jawab Maka

"Tadinya, cuma gue sekarang mau cabs dulu sama Zafi"
"Ohiya gue lupa belum belanja bulanan, nanti makan pesen aja deh yah, lo masih ada duit ga ?"

"Hah.. ahhh ada sihhh" jawab Maka ragu

"Ada tapinya nih.. yaudah nnti gue transfer deh yah buat makan" balas gue

Yang diajak bicara malah cengengesan gajelas.

"Yaudah gue cabut yah, awas lo jangan males pesen makan"
"Lo yang maag gue yang ikut repot" jawab gue sambil memasang wajah yang kalo kata Maka so galak padahal gaada galak galaknya

Sebenernya kata kata terakhir gue itu hanya becandaan, karna Maka pun mengerti bukan maksud gue untuk berbicara begitu.

...

B

eres dengan urusan Maka, akhirnya gue balik ke parkiran dan gue sudah bisa melihat Zafi yang sedang bengong di dalam mobil.

Gue pun langsung menuju pintu pinggir Zafi dan mengetok jendelanya, benar saja dia kaget dan langsung membuka jendela

"Sialan lo, bisa gausah ngagetin kan"

"Yee, lo nya aja yang ngelamun makanya gue ketok jendela aja lo kaget" jawab gue sambil berlari ke arah kemudi

"Sebelum ke sultan tirtayasa, palasari dulu yah kayaknya enak gitu panas panas gini makan es kelapa di batoknya" pinta gue

"Ahhh bener, ayoo lahhh"  jawab Zafi bersemangat.

....

Mari berkenalan :

 Reno Adyaska Wicaksana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Reno Adyaska Wicaksana

Reno ini temennya Maka dan Adiknya Daffa

....

Hai gaiss!!
Selamat membaca dan menikmati cerita Jaren dan Zafi 😊😊
Di sini nyeritain juga sedikit interaksi kakak adik versi Jaren dan Maka
Semoga kalian suka 😊😊




JarendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang