Hal pertama yang harus aku lakukan sebagai Nyonya Kuroo...
(name) menyibakkan gorden kamarnya. Langit biru serta cahaya mentari yang hangat menyapanya pagi ini.
Wanita itu berjalan mendekati kasur, melihat seorang pria yang masih tertidur dengan lelap. Ia lalu menoel-noel pipi suaminya itu pelan.
"Tetsu-kun, ayo bangun. Kau tidak lupa hari ini hari apa bukan?" ujarnya.
Kuroo menggeliat kecil. Ia lalu membuka matanya perlahan, menyesuaikan cahaya yang menerobos masuk ke dalam netranya.
"Pukul berapa sekarang?" tanya Kuroo dengan wajah bantalnya.
(name) melirik sekilas pada jam dinding di kamarnya. "Pukul enam lebih. Masih ada waktu untuk bersiap-siap," balas (name) sambil berdiri dari posisinya.
Kuroo hanya mengangguk lalu menguap kecil. Ia lalu duduk di atas kasurnya sambil menyodorkan kedua tangannya ke arah (name).
"Tarik aku," ucapnya dengan manja, membuat (name) menghela nafas pelan.
Yang ada nanti aku yang tertarik olehmu, Tetsu-kun.
Tak kunjung dikabulkan, Kuroo mempoutkan bibirnya. "Kau tidak mau menuruti permintaan suamimu yang tampan ini?" ujarnya.
(name) hanya bisa tersenyum tipis melihat tingkah suaminya itu. Ia memegang kedua tangan Kuroo lalu menariknya perlahan.
Dengan sekuat tenaga, akhirnya tubuh besar suaminya itu berhasil ditarik oleh (name).
"Bersiaplah. Aku akan buatkan sarapan."
(name) lalu melenggang keluar kamar, meninggalkan Kuroo yang masih mengumpulkan nyawanya.
***
Sarapan sudah tersaji di meja makan.
Pasutri bermarga Kuroo itu sarapan dengan tenang. Sesekali mereka membahas sesuatu untuk menghilangkan suasana keheningan.
"Sayang... Dimana dasiku?" teriak Kuroo dari kamar.
(name) yang sedang mencuci piring itu menolehkan kepalanya ke arah sumber suara.
"Sudah aku siapkan dasimu di atas kasur. Masa tidak ada?" tanyanya ikut berteriak.
Kuroo balas berteriak. "Tidak ada sayang. Aku sudah mencarinya tadi," ujarnya.
"Kau yakin? Coba cari lagi-"
"Ah ketemu!"
Sesaat (name) menghela nafas. Entah itu helaan nafas lega atau lelah dengan suaminya yang terkadang ceroboh saat mencari barang.
Beberapa menit berselang, Kuroo turun dari kamarnya dengan pakaian yang rapih.
Jasnya yang belum ia pakai sengaja ia sampirkan di lengan kirinya. Lengan kanannya memegang tas yang selalu ia bawa saat bekerja.
"Sayang, aku berangkat..." seru Kuroo sambil berjalan menuju pintu rumahnya.
(name) yang sedari tadi menunggunya sambil memegang kotak bekal di tangannya itu ia sodorkan pada suaminya.
"Bekal makan siangmu," ucapnya tersenyum.
Kuroo ikut tersenyum saat menerima kotak bekalnya. Ia lalu memasangkan sepatu hitam ke kedua kakinya, mengikatnya rapih lalu berdiri di hadapan (name).
"Jaga dirimu baik-baik selama aku pergi. Kalau ada apa-apa, telpon aku sesegera mungkin," ujar Kuroo.
(name) mengangguk sambil membenarkan dasi suaminya yang terlihat miring.
Sebelum pergi, Kuroo mengecup kening (name) dengan lembut. "Ittekimasu."
Wanita itu tersenyum lalu melambaikan tangannya mengiringi langkah Kuroo.
"Itterasshai..."
***
"Waktunya bersih-bersih rumah..."
"Sebaiknya aku bersihkan kamar terlebih dahulu."
"..."
"Memangnya sesulit itu dia mencari dasi sampai kamar berantakan begini?"
....adalah membantunya bersiap-siap untuk pergi bekerja.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband {Kuroo Tetsurou}
FanfictionPerjalanan (name) menjadi Nyonya Kuroo dimulai dari sekarang. 🌹Kuroo Tetsurou x reader Haikyuu from Haruichi Furudate