Chapter 3

10 4 13
                                    

"Cepet masuk!"

Lala mendelik,kemudian memutar bola matanya malas sambil berdecak."Emang gue mau masuk kali!"

Lala membuka kasar pintu kamarnya. Baru ia ingin menutup,terpaksa terhenti karna Egar mengikutinya.

"Mau ngapain lo? Mau macem macem? Bilang mama nih!" Ujar Lala menahan Egar agar tidak masuk ke kamarnya.

"Bilangin aja, mau macem macem juga bentar lagi nikah." Kata Egar datar.

"Ih lo kaya om om mesum maksa tau gak!"

"Gue tujuh belas tahun, kalau lo lupa."

"Gue gak nanya!"

"Kan gue bilang kalau lo lupa La!"

"Iiih kenapa lo jadi berubah bikin orang naik darah si!" Lala masih menahan Egar, satu kakinya menahan pintu dari dalam agar tidak terbuka lebar satu kakinya lagi menghalangi langkah Egar.

"Yaelah La biasanya juga gue sering masuk kok." Ujar Egar memaksa masuk.

Lala kalah tenaga, Egar sudah masuk ke kamarnya,langsung membanting diri di kasur. Berasa kamar sendiri."Egar gue mau rebahan lo keluar bisa gak?" Ujar Lala berusaha sabar.

"Gak" balas cowo itu singkat.

Opini nya tentang Egar yang hanya bicara sepenuhnya hilang seketika. Ternyata Egar tidak jauh sama dengan kembarannya. Memang dulu dia biasa saja dengan Egar tidak terlalu dekat tapi sering berada di satu tempat bareng, itupun jika berkumpul keluarga saja.

"Gue capek Garrrrr! " Protes Lala menarik narik tangan Egar yang memejamkan mata, tidak tau benar tertidur atau hanya pura-pura.

Lala masih menarik tangan Egar yang tidak merasa terusik. Tetapi tiba tiba tangan kekar itu memutar menjadi memegang tangan Lalea dengan secepat kilat langsung menarik gadis itu hingga terjatuh di kasur. Untung saja tangan nya masih bisa menahan jadi posisinya kini lengan Lalea yang menubruk Punggung cowok itu.

Lala meringis."Kurang ajar lo!" Ujar gadis itu memukul punggung Egar bertubi tubi.

"Ah—awh-aaaasakitpea."

Egar memutarkan badannya menahan pukulan Lala yang terbilang cukup kuat untuk di kategorikan sebagai perempuan.

"Keluar....keluar...keluar..." Cerocos Lala masih berusaha ingin memukul Egar.

Egar mengubah posisinya duduk. Masih menahan tangan Lalea yang memberontak itu."Kenapa si La biasanya lo fine fine aja gue tiduran di sini."

Lala melepaskan tangan nya paksa.
"Itu dulu! Sekarang enggak! No no no" katanya galak.

"Kenapa gue harus keluar? biasanya lo ijinin kok gue tidur disini dan lo juga ikut tidur." Egar tidak sadar apa? Ia seperti orang bodoh yang mengukang kalimat tanyanya lagi. Malauoun beda kata tetapi tetap satu makna.

Arghhh... Kenapa jadi kesitu?! Sial pipinya memanas.' Astaga Lala lo jangan baper sama buaya empang ini ' batinnya.

"Gatau lah cape gue bilanginnya! Sekali lagi kan tadi gue bilang itu dulu sekarang enggak Raregar Gamara Zamon."

Egar hanya mengangguk angguk seenaknya."Kok lo tau nama panjang gue? Jangan jangan lo pengagum rahasia gue ya?!" tuduh cowok itu menujuk nunjuk wajah Lala.

"Gila lo! Seandainya gue jadi kaya gitu pun bukan lo cowoknya!" tukas Lala

"Awas aja lo suka sama gue!"

"Gak minat."

"Yakin?"

"Ye"

"Tampang gue jauh tinggi dari Egi kok."

LaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang