Chapter 4

5 2 0
                                    

"Lo mau kue?"

"Gimana gue tau kalo kue ini gak beracun?" tanya Egar mengangkat alisnya.
Lala mengerutkan alisnya, menarik kembali kue yang disodorkan." Yaudah gak mau!" Nada bicara Lala terdengar sengit.

Ngegas. Satu kata yang menggambarkan Lala jika sudah bersama Egar.

Egar menarik kembali kotak kue itu, mengambil satu kue kemudian di makannya kue itu. Semua tidak lepas dari penglihatan Lala.

"Tadi bilang kue nya beracun, tapi dimakan." sindir Lala memutar kedua bola matanya malas.

"Kesian calon istri gue marah-marah mulu." Ujar Egar mengunyah kue.

Lala membuang muka. Deg. Apaansi kenapa juga hampir senyum. Tahan Lala!!!Jangan baper sama gombalan buaya...

"Sayang ayo. "

Lala dan Egar memandang Oika. Lala beranjak dari tempat duduknya. Sekarang mereka berada di butik milik teman Oika. Sesuai jadwal hari ini mereka pergi ke butik untuk menentukan baju yang akan di pakai untuk hari sakral keduanya.

Sementara Egar asik memakan kue buatan Lala yang sengaja di bawa ke butik. Ia sudah menentukan tuxedo yang akan dipakai nanti.

"Egar kamu ke mobil duluan aja mama sama Lala sebentar aja kok." Ujar Oika

Egar membersihkan tangannya dengan tissue yang ada di meja, mengangguk pelan kemudian berjalan keluar butik.

"Kamu mau yang warna apa sayang?" tanya Oika sambil berjalan ke beberapa dress yang dipajang.

Lala tersenyum."Warna putih aja mah."

"Mau dress?" tanya Oika sambil memegang gaun putih yang menjuntai indah.

"Aku mau dress mah tapi itu terlalu terbuka." Lala memperhatikan bagian dadanya yang rendah.

Oika tersenyum. Pas untuk Egar, Egar paling tidak suka melihat perempuan kurang bahan. Pernah waktu Itu Eria akan pergi ke salah satu acara perusahaan besar, dsn pakaiannya terlalu terbuka, lantas baru keluar kamar Egar dan Egi menyuruhnya mengganti yang lebih tertutup. Untung waktu itu Vier sudah jalan lebih dulu karna ada beberapa urusan, kalau sampai Oika memakai pakaian terbuka di depan Vier ia pasti akan menarik nya ke kamar dan memaksa mengganti bajunya. Anak-bapak posesif.

"Kamu pilih aja yang hati kamu suka,mamah ke temen mamah dulu."

Lala hanya mengangguk. Ia melihat gaun gaun yang tersusun rapih pada tempatnya. Dikit lagi hari itu tiba. Seumur hidup 16 tahun nya akan di serahkan pada lelaki yang tidak pernah mengisi hatinya.

Lalu matanya jatuh ke gaun putih bersih di tempatkan paling ujung, jauh dari beberapa gaun yang lainnya. Hanya satu yang tersisa di ujung. Sangat elegan.

Lala mendekat ke arah gaun tersebut. Memandang gaun yang lebih tinggi darinya itu. Pasti sangat pas di padukan dengan badannya. Bibirnya tersenyum tipis. Ini sangat netral, pasti akan cocok di padukan tuxedo Egar nantinya walaupun Lala belum melihat tuxedo milik Egar.

Kata Eria dan Kiyara mereka berdua tidak boleh memperlihatkan baju pengantin satu sama lain. Katanya biar penuh kejutan.

"Udah ada yang kamu pilih La?"

Lala menoleh ke sumber suara. Ia terseyum lalu mengangguk." Aku suka ini Mah."

Oika dan temannya berjalan mendekat melihat gaun yang dipilih Lala.

"Kamu bisa langsung cobain kok sayang." Kata teman Oika melepaskan mengambil gaun cantik itu.

Lala menerima gaun itu dengan senang. Segera ia memasuki kamar ganti.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang