vii

8 2 0
                                    

mutiara seorang gadis yang baru saja menginjak dewasa, lugu,putih,tinggi mata yang begitu tajam nan indah, dan juga dia adalah seorang hafidzah. sejak berusia usia 17 th dia sudah menyelesaikan hafalan nya di salah satu pesantren di jawatimur hingga kini dia hanya membantu sang ayah me ngurus pondok pesantren peninggalan dari sang kakek.

siang itu Mutiara pulang dari mengajar diasrama putri, dia menngambil air wudlu untuk melaksanakan sholat dzuhur 

" mutiara kemari nduk" sang ayah memanggilnya dengan lembut

sambil mengenakan kerudung, mutiara berjalan dengan wajah yang masih bercucuran air wudlu " nggeh abah, dalem" 

disana sang ayah sedang duduk bersila diruang tengah ditemani istrinya 

" begini nduk, abah sama umi mau mennjodohkan mu dengan anak teman abah gimana samean gelem ora"

mutiara yang mendengarnya sedikit kaget, karena dia adalah seorang wanita yang berilmu dang mengerti tentang Birrulwalidain, tanpa ragu dan sekali helaan nafas Mutiara menjawab pertanyaan sang ayah 

"nggeh bah,,, mutiara percaya sama abah umi, insyaallah ini yang terbaik buat mutiara" 

ibunya tersenyum melihat mutiara yang patuh dan mau menerima apapun keputusan keluarga dengan lapang dada 

"insyaallah nak pilihan abah sama umi tidak akan salah untuk anaknya" ibu memberi ketenangan pada anak gadis yang ada di depannya .

++++


TULUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang