004 - RaDitya

181 42 14
                                    

WARN! kalimat berulang, kebanyakan narasi!

—R a D i t y a—

Setelah pertemuan dan diskusi panjang yang terjadi di pendopo kerajaan tempo hari, hari keberangkatan Minhee pun tiba. Minhee pun sempat kembali membuat penawaran dengan ketiga utusan yang dikirim Majapahit untuk mengizinkan Jisung ikut dengannya dengan dalih Jisung adalah pengawal pribadinya yang harus ikut kemanapun dia pergi. Tentu saja hal ini disambut baik oleh Woojin selaku pemimpin dalam perjalanan ini. Sesuai dengan kesepakatan antara mereka dan Yunseong kala itu, mereka tetap harus mengutamakan kenyamanan Minhee bagaimanapun caranya. Hal ini tentu membuat Minhee sedikit lebih tenang, setidaknya keberadaan Jisung disisinya dapat membuatnya seperti merasa ada dirumah.

Mereka berangkat 2 hari setelahnya karena Baginda Ri dan Baginda Seri bersikukuh menyuruh para utusan Majapahit itu untuk beristirahat disini agar stamina mereka tetap terjaga. Mereka juga akan merasa tidak sopan bila langsung melepas kepergian tamunya yang hanya singgah semalam saja sehabis perjalanan jauh. Mengingat kedatangan mereka kesini secara tidak langsung adalah untuk menculik putera semata wayang sang raja, Woojin pun memenuhi permintaan itu. Dan berakhirlah mereka menginap disana selama 2 malam. Suatu keuntungan bagi Woojin dapat bermalam di kerajaan yang terkenal dengan seribu macam siasat tempur yang sangat kuat dan sempurna.

Pagi itu, ketika fajar mulai nampak kepermukaan, Minhee dan Jisung berangkat menggunakan kereta kuda kerajaan menuju pelabuhan. Hal ini mereka lakukan untuk mempercepat perjalanan. Bila mereka melakukan perjalanan darat, maka mereka akan sampai sekitar 1 minggu, sedangkan untuk perjalanan laut mereka hanya membutuhkan 3 hari saja. Woojin tentu saja tidak mau membuat calon permaisuri rajanya kelelahan. Ia melayani Minhee dan Jisung dengan sangat baik walaupun ia tau betul latar belakang pernikahan ini bukan didasari cinta.

"Yang Mulia Pangeran Hadinata dan Tuan Aji, selamat datang di tanah Majapahit kami." Ucap Woojin sopan sembari membungkukkan tubuhnya.

Mendengar itu Minhee menganggukkan kepalanya dan meraih tangan Jisung yang sudah masuk kedalam kereta kuda telebih dahulu untuk membantunya naik. Kereta kuda ini yang merupakan milik kerajaan Majapahit tentunya akan membawa mereka menuju kerajaan. Tidak ada penyambutan yang mereka terima setibanya mereka di pelabuhan tadi. Minhee sedikit menyerngit, tapi ia tidak terlalu memusingkannya. Perjalanan jauh ini sudah menguras banyak tenaganya, ia hanya ingin cepat-cepat sampai di kamar dan beristirahat. Lain halnya dengan Jisung yang memang sudah awas sejak tiba disini. Insting Jisung mulai menerka-nerka tentang sekitarnya.

"Hey, kamu yakin ini bukan penculikan? Bagaimana bisa seorang putera mahkota tidak disambut dengan adat bangsawan setibanya disini?" bisik JIsung.

"Sudahlah, mungkin mereka akan menyambut kita setibanya di kerajaan."

"Aku merasa ada yang tidak beres disini, Min. Kamu harus tetap waspada ya?"

Minhee tidak menjawab, ia hanya bergumam kecil dan memfokuskan pandangannya keluar jendela yang mempertontonkan kota Majapahit yang berkembang pesat.

"Ji, setelah aku menjabat menjadi raja nanti, akan ku buat Bumi Sunda semegah dan sesubur ini. Pegang janjiku."

Jisung tertawa pelan, "amin, kepercayaanku selalu ada padamu, Minhee. Bumi Sunda pun sudah mencintaimu."

Perjalanan dari pelabuhan menuju pusat kerajaan membutuhkan waktu semalam. Hal ini lagi-lagi membuat Minhee mengerang bosan. Ia merasa bokongnya sudah mengeras karena terlalu lama duduk. Tapi yasudahlah ia hanya dapat duduk mencoba menikmati apa yang ia rasakan saat ini.

—R a D i t y a—

Semalam, sebelum kapal yang membawa Minhee dan Jisung serta utusan Majapahit tiba di tanah Majapahit, Junho sudah menerima kabar dari Woojin melalui surat yang dikirim melalui merpati. Sesuai dengan intruksi Yunseong ia juga sudah menyiapkan penyambutan bagi tamu mereka ini. dan sekarang Junho tengan mencari Yunseong untuk memberitahu informasi terbaru yang diterimanya.

RaDitya - Bulan dan Matahari [HWANGMINI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang