Warn! Violance//kekerasan
—R a D i t y a—
"Rama bagaimana?"
Tanya Yunseong pada Rama yang masih sibuk dengan gulungan-gulungan papirus ditangannya. Pemuda pintar itu menoleh sejenak kemudian mendesah. Yunseong paham, sepertinya Rama benar-benar kesulitan dalam menerjemahkan dokumen-dokumen ini.
"Baginda, jika saya diizinkan untuk berpendapat bagaimana jika kita meminta tolong kepada Pangeran Hadinata yang tentu sudah pasti bisa menerjemahkan ini? Maksudku—"
"Jangan gila, Rama!" sela Junho. Ia yang baru saja datang ke ruangan Yunseong langsung menunjukan ketidak setujuannya. "memangnya Baginda memiliki alasan yang masuk akal untuk semua ini? bagaimana jika Pangeran Hadinata malah mencurigai Baginda? Lagi pula belum tentu juga apa yang kita pikirkan itu benar."
"A-ah maafkan hamba.. yang mulia Chandrakanta."
"Chandrakanta, tidak baik memotong pembicaraan orang seperti itu. Apa yang terjadi denganmu hari ini?" Yunseong memandangi sahabatnya itu dengan teliti. Ia cukup terkejut mendapati Junho yang dalam keadaan emosi dihari yang masih pagi seperti ini. "Kau sakit?" tanyanya lagi.
"Tidak, suasana hatiku hanya sedang tidak baik." Patih Majapahit itu mendudukan dirinya dan menunduk dalam. Membiarkan kedua orang yang ada dihadapannya ini memandangnya keheranan. "ada firasat buruk yang datang menghampiriku saat aku bangun tadi, tapi aku tidak tahu apa. Semoga saja hanya firasat." Lanjutnya kemudian memandang Rama yang kini menatapnya sungkan, "maafkan aku, kau boleh melanjutkan ucapanmu tadi, Rama."
Sejujurnya, Rama malah menjadi bingung saat ini. Haruskah ia melanjutkan ucapannya tadi, atau malah memilih menolak dan kembali bekerja. Ia melirik kearah Yunseong sejenak untuk memastikan. Dan saat itu pula, sang raja agung mengangguk seolah mengetahui apa yang tengah ia pikirkan dikepalanya. "iya.. jadi ma-maksudku.. kita akan membutuhkan waktu yang sedikit lebih panjang dibanding Pangeran Hadinata itu sendiri. Sebagaimana yang kita tahu bahasa didalam dokumen ini pasti sebagain tertulis dalam bahasa ibunya. Tentu saja akan lebih mudah jika Pangeran Hadinata yang membantu kita untuk menerjemahkannya. Ehm.. tapi bukan berarti aku menyerahkan tugasku begitu saja. Ini masih menjadi tanggung jawabku sepenuhnya, hanya saja.. bantuan darinya sepertinya tidak buruk.. kan?" Rama menghela napasnya hati-hati setelah menyelesaikan kalimatnya. Ia kembali menunduk dan menunggu dengan cemas respon dari kedua orang paling berpengaruh diseluruh Majapahit ini.
Junho yang pertama membuka suara, ia masih tetap sama dengan pendapat awalnya. "sebenarnya usulanmu itu tidak buruk juga, tapi akan sangat beresiko bagi kita semua terlebih jika ternyata Majapahit dan Kerajaan Sunda tidak memiliki hubungan apa-apa." Melalui ekor matanya, ia melirik Yunseong yang kini termenung berpikir, "namun akan sangat menguntungkan juga bila ternyata hal itu benar. Lagi pula sepertinya ada seseorang yang sudah memutar kemudinya dan memilih melabuhkan hatinya pada seseorang. Kau bisa menyebut ini senjata makan tuan."
"Maaf? Maksudnya bagaimana, yang mulia?"
Dengan lidahnya, Junho menunjuk Yunseong dari dalam pipinya. Rama yang akhirnya mengerti pun mengulum senyuman dengan wajah yang perlahan memerah. Ia sekuat tenaga menahan tawanya yang akan keluar.
"Bicara apa kalian?" tepat saat Junho hampir menyemburkan tawanya, Yunseong pun tersadar dengan kedua lawan bicaranya yang kini seperti orang menahan kentut. "apa yang kalian tertawakan?"
"Seseorang yang terkena senjata makan tuan." Timpal Junho yang kemudian memalingkan wajahnya.
Rama mencoba mengontrol dirinya dengan mengatur napas. Setelah merasa stabil meski masih terasa geli, ia memandang Yunseong dan menjelaskan ulang secara singkat apa yang mereka bicarakan tadi dengan tidak menyebutkan apa yang menyebabkan mereka tertawa sejak tadi. Sayangnya, Junho yang masih berwajah geli dengan sengaja membocorkannya lagi. Membuat Rama menunduk saat melihat wajah melotot Yunseong yang konyol.
KAMU SEDANG MEMBACA
RaDitya - Bulan dan Matahari [HWANGMINI]
FanfictionHwangmini Indonesian Historical AU - MajapahitxKerajaan Sunda! WARN! ANGST. LOKAL! Summary: Ketika cinta harus dihadapkan dengan 2 pilihan, politik atau ketulusan hati yang suci? Battle of Bubat Remake - HwangMini version.