Lisa meraba-raba dinding untuk ia berjalan agar tak tertabrak. Sedangkan si 'secret' sedang mengintip dibalik dinding untuk memastikan tak ada orang. Serasa tak ada orang, 'secret' pun berbalik.
"Ayo."
"Kita mau kemana?"
"Ke suatu tempat. Ingin kugendong?" . . . . "Kita sudah sampai."
"Dimana?"
"Dirumah pohon."
"Disini?"
"Em. Didepanmu."
"Aku tak bisa melihatnya."
"Aku tau. Akan ku buat kau merasakannya. Naik ke punggungku. Kita akan naik tangga."
"Baiklah."Lisa pun kini digendong oleh 'secret'.
Tap.
Tap.
Tap.
Langkah kaki 'secret' menaiki tangga kayu itu terdengar.
"Apa aku berat?"
'Secret' terkekeh. "Kau tak berat. Kau ringan sekali."
"Syukurlah."
Dan akhirnya, 'secret' berhenti tepat diatas. Lisa turun, dan memegang pagar kayu disana yang tak sengaja ia senggol dengan sikunya. Sedangkan si 'secret' memandang hamparan sawah didepan dengan senyuman.
"Indah sekali."
"Bagaimana? aku tak tau bentuk yang indah itu seperti apa. Jadi kau melihat apa?"
"Sawah. Sawah disini sangat indah. Ada juga sungai dengan air jernih disana. Ah, sungguh indah."
"Seindah itukah?"
"Ya. Dan kau pasti akan segera melihatnya sendiri."
"Semoga."
Mereka berdiam beberapa detik. Sibuk dengan kegiatan masing-masing. Lisa yang sedang menikmati setiap hembusan angin siang, dan 'secret' yang tak hentinya memandang sawah didepannya.
"Secret,"
"Wae?"
"Aku dan sawah lebih indah mana?"
Secret terdiam sejenak. Lalu ia tersenyum tipis tanpa sepengetahuan Lisa. Dan memegang tangan Lisa yang berada dipagar kayu.
"Tentu saja kau."
TBC
Malem minggu, nih..
Huh! yang jomblo bagaimana perasaannya? biasa aja pasti. Karena ini emang gak greget banget.
Ya udahlah, ya.
Jangan lupa Vote.. dan .. Comment.
Oh, ya. Dapet salam dari ibu dan Ayah Lisa, nih.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
