Part 6 (Tidak ada yang bisa merubah Takdir)

17 3 1
                                    

Sebulan kemudian tepat pada tanggal 2 Mei 2019.

Aku kembali mengirim WA menyuruh dia untuk hadir rapat.

Dian : "Kalau bisa hadir rapat"

Fahmi : "Ya pinginnya gitu, tapi ini masih belum fokus kegiatan aku Yan, masih banyak fikiran."

Pertama kali dia memanggil namaku dengan sebutan "Yan"

Dian : "Iya tenangin diri dulu. Fokuskan diri untuk tes UM.
Sukses dah. Jangan berhenti dari Organisasi keislaman, apalagi pengurus"

Fahmi : "Iya ini masih saya pertimbangkan, soalnya saya milih di IAIN Jember dan UIN Malang"

'Dengan kemampuan dia yang diatas rata-rata dia pasti lolos di UIN Malang :'( padahal baru kenal. Yaudah mungkin sudah takdirNya begini. Sejak detik itu pun aku mulai berusaha untuk merelakan. Bagaimanapun itu yang terbaik buat dia. Juga kampus UIN Malang adalah kampus favorite. Gak mudah untuk bisa masuk kesana,' batinku.

Teringat sesuatu, bahwa pada rapat kemarin Fahmi mengatakan pada kak Firman bahwa dia ingin lintas prodi dari IPA ke Biologi dengan alasan di IPA terlalu luas, merasa kurang mampu.
Aku sih mikirnya santai, 'meskipun dia pindah prodi ya kami akan tetap bisa bertemu.'

..

Dan ternyata aku di kejutkan oleh satu hal bahwa dia akan pindah ke UIN Malang.

***

Pertengahan Mei di bulan Ramadhan 2019

Organisasi keislaman ingin mengadakan bagi-bagi takjil, dan yang kebagian belanja adalah kaum adam, dan yang bagian memasak dan buat minuman ialah kaum hawa. H-3 kaum adam mendadak sibuk kuliah dan dipenuhi tugas, mau tak mau aku harus pergi untuk belanja.

Namun kendalanya ialah aku tak memiliki kendaraan. Teman-teman akrabku memang mayoritas tak memiliki kendaraan, ada satu sahabatku, dia sedang pulang kampung. Jadi tanpa berpikir panjang aku mengirim WA pada Fahmi untuk meminjam sepeda, dan alhamdulillah Fahmi memberikan pinjaman. Bukankah, teman devisi sangat berpengaruh? Hehehe.

"Jadi pinjam sepedanya?", tanya Fahmi.

"Jadi", jawabku.

"Nanti kalau sudah selesai, kontaknya taroh di lemari nasi"

"Iya Fahmi"

Kami memutuskan untuk bertemu di masjid usai jumatan..

***
Masjid adalah tempat favoritku, dan majelis adalah kumpulan yang paling ku sukai. Karena dengan datangnya ke tempat majelis membuatku tersadar bahwa ilmu agama adalah ilmu yang paling utama yang harus aku pelajari. Dengan hadirnya ke majelis ilmu, membuat imanku bertambah, perilaku terkontrol, dan banyak bermuhasabah diri untuk menjadi wanita yang di ridhoi oleh Allah.

kajian ramadhanku kurang maksimal karena di hari-hari tertentu berbenturan dengan jadwal kuliah. Aku kembali lagi mengirim pesan pada Fahmi untuk memotret hasil kajian kitab.

Dian :
"Fahmi, kamu setiap kajian nyatet ?"

Fahmi :
"Ya, tapi sedikit"

Dian :
"Fotokan"

Fahmi :
"Ndak rapi tulisanku, gimana?"
Aku terkekeh membaca pesannya, tulisannya tidak rapi? Benarkah?

Dian :
"Gpp, yang penting ada tulisannya."

Fahmi :
"Nanti dah tak kasikan bukunya, In syaa Allah"

Dian :
"Siap terima kasih"

Seketika batinku seolah berteriak, 'kalau ngasih kan, berarti nanti ketemu. Haduuhhh kok aku deg deg an ya, ini gimana dong'

***
Pernah suatu ketika aku diamanahi untuk memegang absen kajian, ku kira absennya ada di kaum adam, nah malamnya kutanyakan pada grup pengurus, dan ternyata tidak ada yang memegang absen. Lalu ku tanyakan pada Fahmi untuk bertanya pada anak Asrama Al Falah.

23 Mei 2019 21:36

Dian : "Absen gak di pegang kamu?"

Fahmi : "Nggak, mau ku bawa tapi gak jadi terus"

Dian : "Loh gimana, temen-temen gak ada yang megang.
Coba kamu cari tau ke anak asrama"

Fahmi : "Ketinggalan di masjid katanya"

Dian : "Kamu bukannya subuhan disana?"

Fahmi:
"Ngga tau masih, habis ini tak lihatkan dah"

4 Juni 2019

Hal bodoh yang ku lakuin, hanya untuk memastikan kalau dia bener-bener ga save nomorku dan berharap dia akan ngesave :'v

Dian :
"Hee Fahmi gak save nomorku ya?" 'sok akrab'

Fahmi :
"Enggak, maaf yan..nomor temen-temen perempuan banyak yang ndak saya save.. hanya beberapa teman kelas dan saudara"

Kebayang kan? Gimana terjaganya dia. Baru kali ini aku punya teman yang sangat terjaga.

***

Di bulan juli, tibalah pengumuman UM PTKIN. Dari jauh-jauh hari aku memang berniat untuk menanyakan pada Fahmi. Tanpa berpikir panjang akupun langsung menanyakannya.

Dian : "Gimana Fahmi? Lolos?"

Fahmi : "Belum tau, nomor ujiannya tak cari belum ketemu"

-Beberapa jam kemudian-

Fahmi :
"Alhamdulillah lolos"

Dian :
"Di Malang ?"

Fahmi :
"Ya"

Dan yah, sepertinya aku tidak akan bertemu laki-laki ini mulai sekarang. Kajian Ramadhan kemarin adalah pertemuan terakhir ku dengan Fahmi :'(

LDR saja banyak yang tidak berhasil, apalagi aku yang hanya sebatas mengagumi dalam diam, sudahlah rasanya hati ini tidak terima, namun bagaimana lagi, aku bukan siapa-siapanya yang berhak melarangnya pindah.

Oh iya aku belum menceritakan ya gimana cueknya dia. Setiap kali aku mengirim pesan ke dia, kebanyakan balasannya itu "Iya, Ya, Ndak, Oalah, Yawes, Gpp". Sabar banget aku kan menghadapinya.. hehehe.

..

Mohon maaf ada sedikit perubahan nama-nama pemeran.

Lanjut gak nih ?

Semoga teman-teman terhibur akan cerita ini..

Jangan lupa vote dan komen ya😊 beri kritik agar bisa lebih baik lagi kedepannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Musafir Cinta di Kota RantauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang