Kini Asensio dan Maschenny sedang bersembunyi dibawah meja makan. Untunglah ada meja makan yang dilapisi dengan taplak lebar.
"Asensio, menurutmu dia ngikutin kita? " tanya Maschenny sambil berbisik.
"Entah. Aku harap tidak," jawab Asensio. Maschenny memperhatikan sekitarnya. Pengelihatan Maschenny sudah terbiasa dengan kegelapan.
"Asensio, disini panas, sampai kapan kita disini terus?" keluh Maschenny.
"Sampai listriknya nyala lagi," jawab Asensio polos. Asensio juga merasa kepanasan bahkan baju Asensio sudah basah oleh keringat karena berlarian tadi.
"Kalau sampai pagi gimana?"
"Ya kita tungguin aja, lagian saudara kita pa-" ucapan Asensio terhenti karena ia mendengar langkah kaki. Tangan Asensio reflek menutup mulut Maschenny agar ia tidak bersuara sementara Maschenny menggenggam tangan Asensio yang lain dengan erat.
Suara langkah kaki tersebut masih terdengar jelas namun bayangannya tidak terlihat. Degup jantung Asensio dan Maschenny kian melaju.
Tiba-tiba hening. Dengan modal nekat dan penasaran, Asensio mengintip dari celah taplak meja yang menutup dirinya dan Maschenny. Asensio dapat melihat ada kaki besar didepannya.
Dan seketika, suara teriakan Maschenny menggelegar.
Hatzling yang masih berada di lantai dua menoleh kebingungan. Ia mendengar suara teriakan entah darimana.
"Ran, kamu dengar ada teriakan?" tanya Hatzling tapi Ran tidak menjawab. Hatzling juga tidak ambil pusing. Dia mengira kalau Ran ketakutan sehingga tidak menjawab pertanyaannya tadi. Hatzling pun memutuskan mencari sumber suara.
Disisi lain, Aguero dan Kisea juga mencari sumber suara Maschenny dengan bermodalkan senter yang sempat Aguero dapatkan di kamarnya.
"Kira-kira dimana kak Maschenny ya?" tanya Kisea. Aguero menggelengkan kepalanya tanda tidak tau.
Tiba-tiba Aguero berhenti, Kisea yang tepat berada dibelakangnya menabrak punggung Aguero.
"Kok tiba-tiba berhenti sih?" Kisea sewot. Tanpa menjawab Aguero langsung menarik Kisea dan bersembunyi di balik guci besar, tak lupa ia juga mematikan senternya. Kisea tidak bertanya karena ia melihat ada cahaya kecil di ujung lorong. Aguero dan Kisea berkeringat dingin. Sambil berjaga-jaga, Kisea mengeluarkan pisau lipat yang selalu dibawanya.
Cahaya tersebut semakin besar sehingga menampilkan siluet seseorang. Aguero menahan tangan Kisea yang ingin melempar pisau lipat itu, bisa bermasalah jadinya jika salah sasaran dan saudaranya sekarat.
Siluet tersebut makin jelas, sosok berambut biru langit dengan handphone ditangannya.
Hatzling
Baru saja Kisea akan memanggil saudara nya itu, Aguero segera menutup mulutnya. Tangan Kisea gatal ingin menusuk Aguero namun Aguero memberi isyarat untuk melihat belakang Hatzling. Kisea menurutinya dan wajahnya langsung pucat.
Kenapa Hatzling menggandeng sebuah boneka?
•••
Di salah satu ruangan tersembunyi, terlihat seorang anak kecil yang sedang memeluk lututnya sambil bergumam.
"A.A, aku takut."
"A. A, disini gelap."
"A. A, ada orang lain di rumah ini."
"A. A, mukanya serem kayak yang baca."
"A. A, tolong aku."
"Orang itu ada disini."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝘔𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘔𝘪𝘯𝘨𝘨𝘶
HororMalam Minggu yang cukup menakutkan bagi keluarga Khun. •••••• Tower Of God ©Siu Status : on going