Mau Dibawa Kemana28

10 1 0
                                    

Gue takut kita malah jadi saling menyakiti satu sama lain.
Rinai

Sudah 9 bulan berjalan, dan hubungan gue sama Binar masih gak ada kejelasan. Hubungan kami masih abstak seperti dulu. Lancar jaya walaupun terkadang ada tikungan tajam menerkam. Setiap hari kita selalu berantem, berantem dan berantem, dari yang Binar menganggu gue, sampai masalah gue yang disuruh-suruh sama dia.

Dikatanya menyuruh-nyuruh adalah uwuw versi dia. Uwuw versi apaan? Ini mah bukan uwuw, tapi menyiksa. Pernah nih ya sepatu gue dilempar ke lapangan, bayangin woiy! Mana waktu itu dilapangkan banyak cogan-cogan lagi, malulah diriku ini.

Paling parah nih ya, pernah pas gue ulang tahun. Tiba-tiba kelas disulap dia jadi kayak tempat hajatan, semua makanan ada. Terus dekorasinya itu lo, semua kartun ada disitu, dari yang Tayo, Marsha, Upin-Ipin. Dikira gue anak bayi apa ya dikasih gituan. Dan setelah itu akhirnya satu kelas kena hukum karena berantakin kelas, disuruh lari 25 kali setiap anak, wkwk. Dan tau gak Binar ngasih kado apa? Gak tau lah orang gak ngasih tau. Binar ngasih gue, peralatan mandi, sandal jepit, sama kue yang dibentuk dari tempe mendoan. Sumpah ni ada abstak banget, kocak kocak.

Sekarang adalah pesta kelulusan angkatan gue. Dan sumpah gue deg-degan banget, gue takut ngecewain Mak, Babe, dan Abang.

Disekolah

" Gak nyangka ya kita dah mau lulus aja." Ucap Dewe.

" Iyanih gak nyangka gue, pantesan baru kemarin kita kenal, udah mau pisah aja." Lanjut Jase.

" Sedih deh mau pisah sama kalian." Ucap Cupaiy dengan wajah sedih.

" Iya nih, jangan lupain gue ya!" Ucap gue sambil memeluk mereka.

" Ehem." Ucap seseorang dari belakang.

" Gantengnya mas Binar dengan stelan jas ini, keren." Ucap Dewe yang membuat gue menoleh. Iya woiy, Binar tambah keren. Kelihatan maconya, tambah sayang kan gue.

" Ganteng." Ucap gue tidak sadar.

" Makasih, udah tau gue." Sombongnya sambil merapikan rambut.

" Pd gilak." Sinis gue membuang muka.

" Orang gue muji Rio." Timpa gue menunjuk Rio.

" Makasih Rinai cantik." Ucap Rio genit.

" Matalu katarak ya Rin. Muka kek patung pancoran gini dibilang ganteng. " Sinis Ucup.

" Sirik tanda tak mampu. Gue emang ganteng kan Rin?" Tanya Rio manja yang langsung gue angguki.

" Mukalu njir." Sewot Binar menatap Rio.

" Santaiy pak." Ucap Rio.

" Mampus kau." Timba Ucup.

" Jadi gue gak ganteng nih?" Tanya Binar menyenggol pelan lengan gue.

" Ganteng dong." Senyum gue sambil menggeleng-gelengkan kepala.

" Kamu juga." Ucapnya menurunkan gaya gue.

" Gue cantikkan?" Tanya gue sambil memegang manja kepala gue dan merapikan kebaya gue yang indah nan mempesona. Ini gue make up dari subuh btw, niat banget gue biar kelihatan cetar membahana.

" Iya, lo jelek kek biasanya." Ucapnya yang membuat semua orang disana ikut tertawa.

" Gak lucu kampret." Umpat gue memasang wajah emosi.

" Uluh-uluh, marah nih ye." Godanya yang gak gue gubris.

" Yuk kawan kita tinggalkan curuk-curuk ini." Ucap gue mengajak ketiga sohiban gue.

Sirinai dan Kisah Cintanya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang