Leksa Ganendra
Laurent Kayla Nandhata
*****
Dua part sekaligus yaaa bund wkwkSelamat membaca deeh
***
Kayla masuk kedalam mansion dan langsung di suguhi beberapa bodyguard yang berjejer rapih seolah siap untuk membunuh nya jika berani mendekat.Namun Kayla tetap lah seorang Kayla, tanpa rasa takut juga tanpa hati-hati terus melangkahkan kaki nya mendekati sang papah dan mengabaikan setiap tembakan yang tinggal menunggu perintah saja siap menghujam jantung nya sampai mati.
Tepat saat Kayla menyisakan satu meter dengan sang papah, Kayla mengangkat kedua tangan nya ke udara menandakan bahwa dirinya tidak memiliki senjata satu pun, sontak hal itu membuat para bodyguard papah nya menurunkan tembakan mereka.
" papah tau kamu akan datang kayla, duduk dulu sebentar, papah sudah buatkan lemon hangat kesukaan kamu"
"apa aku keliatan punya waktu?" mendengar itu Leon tertawa.
"dulu, ketika papah pulang kerja saat kamu masih kecil, kamu selalu berlari menghampiri papah terus tarik tangan papah untuk duduk di pinggir kolam ikan sambil minum lemon hangat. Apa kamu mau mengulangi hal itu lagi?" mendengar itu, Kayla berdecak ia terlalu malas untuk berbasa basi atau harus mengingat hal menjijikan itu.
"dimana dia?" tanya Kayla to the point, Leon tersenyum lalu menyesap lemon hangat nya.
"ada"
"dimana?!" teriak Kayla membuat Kirana yang berada di samping Leon menggenggam tangan suami nya dengan erat.
"papah akan kasih tau keberadaan nya, kalo kamu mau tinggal disini bersama papah"
" permintaan di tolak tuan Leon" ucap Kayla lalu memutar tubuh nya untuk pergi, namun ucapan Leon selanjut nya cukup membuat Kayla mengepalkan tangan nya dengan kuat hingga kuku tajam nya menembus telapak tangan.
" tiga orang di tangan papah, masih belum menyerah?"
Tepat saat kembali memutar tubuh nya menghadap Leon, kayla menembak akuarium membuat Kirana juga Caca menjerit ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY IMPOSSIBLE QUEEN✓
RomanceAku pernah menjadi teduh yang selalu di butuhkan, Aku pernah menjadi rumah yang selalu di jadikan tempat pulang, aku pernah menjadi matahari yang selalu menghangatkan, dan senyuman bulan sabit ku yang selalu menenangkan. Sialnya, itu semua sebelum m...