MAAF

12 0 0
                                    

🐣 Happy Reading 🐣

Tasya yang telah terbangun dari pingsannya itu pun, membuka matanya dengan sangat perlahan. Mata Tasya menyesuaikan dengan cahaya yang menusuk matanya itu.

Tasya bangkit dari tidurnya dengan duduk diatas brangkar dengan punggungnya yang ia sandarkan. Saat bangkit tadi Tasya merasakan nyeri disekujur tubuhnya.

Tasya tau sekarang ia berada dirumah sakit, mana mungkin ada alat infus jika dikamarnya. Tapi yang Tasya kaget kenapa bisa ia menempati ruangan inap yang sangat mewah ini.

(Ruang inap Tasya)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ruang inap Tasya)


Kalian bisa liatkan semewah apa ruangan yang sedang Tasya tempati sekarang. Ruang inap itu sangat terlihat nyaman terdapat tembok yang memisahkan brangkar dengan ruang tamu diseberang sana. Tasya yakin harga ruangan ini permalam bisa melebihin gaji Tasya bekerja selama sebulan di Bar.

Tasya melihat pintu ruangan itu terbuka dan tak lama kemudian seorang dokter masuk dan menghampiri Tasya, dengan jas putih nya itu dokter tersenyum ramah kearah Tasya dan di balas dengan senyuman.

"Syukur lah kalo ibu sudah sadar, saya melihat suami ibu sepertinya sangat khawatir didepan pintu." ucap Dokter itu yang membuat Tasya kaget.

Suami?

Perasaan Tasya belum menikah jadi dari mana suami?

Tasya tau bahwa keadaannya sekarang tidak terlalu buruk jadi kemungkinan ia tidak amesia.

"Maaf dok, Tapi saya belum pernah menikah jadi yang pasti saya belum punya suami dok." jelas Tasya dan dokter didepan Tasya itu pun bingung.

"loh terus laki laki didepan tadi siapanya ibu? Seingat saya tadi dia yang bawa ibu kerumah sakit ini dan kalo saya lihat dari wajahnya juga terlihat jelas kalo dia sangat khawatir dengan keadaan ibu." ucap Dokter itu yang semakin membuat Tasya bingung.

Dari pada harus menebak nebak Tasya pun meminta tolong kepada Dokter yang telah memeriksanya itu, untuk menyuruh masuk lelaki didepan ruangannya itu.

"Dok maaf kalo lancang apa boleh saya minta tolong?."

"iya bu gapapa, ibu butuh apa?."

"saya minta tolong panggilin orang yang dokter maksud suami saya itu, saya ingin mengucapkan terimakasih."

"oke, kalo gitu saya keluar ya Bu. Lekas sembuh."

Dokter itu pun melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruangan Tasya, dan menyampaikan amanah yang Tasya titip tadi.

Adlar yang sedang sibuk memutar mutarkan handphonenya itu pun langsung berdiri melihat Dokter yang menangani Tasya didalam keluar. Sebab saat Dokter itu masuk Adlar tidak sadar karena saking khawatirnya dengan kondisi Tasya.

"Dok gimana keadaan is-ehm maksud saya temen saya didalem dok?." baru saja Adlar ingin menyebut Tasya sebagai istrinya mengingat ucapan suster tadi.

ATASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang