TABLE 18

9 1 0
                                    


🐣Happy Reading🐣

Sejak pukul 01.15 bar tempatku bekerja memang sangat ramai, tidak biasanya seramai ini.  padahal hari ini juga bukan hari wekeend, yang jika hari wekeend Bar memang selalu ramai pengujung.

Aku yang sibuk mengantar pesanan, beberapa pelanggan pun berjalan kesana kemari. mencari nomor table yang telah memesan sebotol minuman berakhol. yang sama sekali tidak pernah aku minum bahkan mencium baunya saja sudah membuat kepala pusing.

"ah akhirnya ketemu juga" Ucap wanita itu sambil berjalan menuju suatu meja disudut ruang yang ramai.

"Permisi, benar dengan nomor table 25? pesanan atas nama Tuan Wisnu?." Tanya wanita itu sambil tersenyum ramah kepada penghuni table didepannya.

Huft!!! Sebenarnya wanita itu malas sekali terseyum ramah ke bapa tua didepannya, tapi karena tuntutan pekerjaan yang mewajibkan semua pelayan harus terseyum manis di setiap pelanggan. Membuatnya terpaksa melakukannya.

"Ah iya benar sekali, ini uang untukmu Wanita manis." Ujar lelaki yang telah berumur kepala empat mungkin.

'Rezeki anak soleh'

"Terimakasih Tuan." Setelah mengucapkan terimakasih Wanita itu pun langsung berlenggang pergi menjauh dari table.

Baru saja, ia senang mendapatkan uang tambahan tak terduga itu. Sekarang ia malah menabrak dada bidang yang sangat tercium jelas maskulinya.

"Ahh.. maaf tuan ta-

"Dasar Pelayan engga becus!! punya mata tuh dipake!! bukan cuman jadi bahan pajangan aja!!." Cetus Lelaki dengan dada bidangnya yang membuat wanita itu hampir melayang.

"iya Tuan maaf saya salah."

Setelah dengan entengnya lelaki itu mencetus ucapan yang pedas,lelaki itu langsung pergi tanpa merasa berdosa atas ucapannya.

'sabar...sabar tasya.'

Atasya Kareen atau yang lebih sering dikenal dengan Tasya. 
wanita dengan tubuh mungil dan tidak terlalu tinggi itu harus merasakan kerasnya kehidupan dunia malam, sebab jika tidak dengan itu mungkin saja Tasya sudah menjadi gembel di kerasnya ibukota.

"Satriaaaa." Panggil Atasya sedikit keras pada lelaki yang sedang sibuk melayanin minuman.

Karena kencangnya musik yang dimainkan didalam Bar, panggilan Atasya pun tidak terdengar jelas oleh Satria.

"Sat, gw panggil dari tadi juga." ucap Atasya dengan mengambil bangku disebelah satria yang masi sibuk dengan minumannya.

"sorry Tas, gw lagi pusing ni banyak banget yang pesen, sampe ga denger kalo dipanggil sama cewe mungil kaya lo." Ledek Satria yang masi sibuk mencari minuman.

"Najis tau ga!!!." ucap Atasya sambil menjitak kepala Satria.

Satria memang suka sekali menggoda Atasya, karena selain mempunyai tubuh yang mungil Atasya juga sangat lucu dan menggemaskan ketika di goda.

Atasya dan Satria memang sudah kenal sangat dekat, bahkan bisa dibilang sudah seperti kakak sendiri untuk Atasya. Selain menjadi rekan kerja, Satria juga menjadi tempat keluh kesah seorang Atasya. jadi kalian bisa bayangin kan se dekat apa Atasya dan Satria.

Satria yang melihat muka kesal Atasya pun merasa aneh, karena tidak biasanya Atasya menampakan wajah kesalnya saat bekerja bahkan hampir tidak pernah.

"kenapa si nona Tasya? Ko muka lo keliatannya kesel banget haha." tanya Satria yang telah selesai melayanin minuman.

"eh?emang keliatan banget ya kalo gw lagi kesel." ucap Atasya yang bingung dengan pertanyaan yang dilontrakan satria.

ATASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang