🐣 Happy Reading 🐣
'engga Tasya ada gw disini, lo gausah takut gw temenin lo disini. Udah ya jangan nangis lagi.'
Ucapan itu seperti berputar dikepala Tasya. Tidak tau kenapa Tasya merasa tenang dengan kalimat yang Adlar ucapan tadi, Tasya rasa beban dihidupnya seperti berkurang.
Setelah adegan Adlar memeluk Tasya itu, sekarang Tasya sedang berbaring diatas ranjang rumah sakit dan Adlar yang berada tepat disamping ranjang.
Adlar memang menyuruh Tasya untuk berbaring, karena Adlar tau tubuh Tasya pasti masih sangat lemas. Dengan mengambil nampan yang berisi makanan diatas nakas Adlar pun memberikan nampan itu kearah Tasya.
"Tasya lo makanan dulu ya sekarang, abis itu lo minum obat terus istirahat." Ucap Adlar dengan meletakan nampan itu dimeja lipat yang telah tersedia diatas ranjang rumah sakit.
Tasya masih bingung sebenernya dengan sikap Adlar sekarang yang berbeda 180° dari sikapnya kemarin malam. Hari ini Adlar sangat bersikap lembut dan manis.
"gw belom mau makan." Tolak Tasya.
Walau sekarang Tasya sedang bingung dengan Adlar tetapi dia tidak mau terpengaruh dengan perubahan sikap Adlar. Toh bisa saja sekarang sikapnya menjadi lembut dan manis karena Adlar merasa bersalah kan.
Lagi pula mana ada orang yang minta maaf tapi bersikap kasar pasti semua orang akan bersikap lembut dan manis disaat meminta maaf. Hahaha formalitas.
"Tapi Tasya lo tadi dengerkan Suster nyuruh lo makan dan minum obat." tidak tau kenapa Adlar memaksa Tasya untuk makan.
Jujur kalo Tasya mikir sikap Adlar hanya formalitas semata untuk meminta maaf, itu salah. Adlar benar benar melakukan semuanya dengan rasa tulus tidak ada paksaan bahkan formalitas agar mendapatkan maaf dari Tasya.
Menurut Adlar, disaat Adlar menghancurkan hidup Tasya seperti ini Adlar merasa mempunyai tanggung jawab besar atas semua perlakuannya kepada Tasya.
"gw bilang gamau tuh gamau!! Mendingan lo pergi deh dari sini!! Gw muak liat muka lo!!." Usir Tasya dengan menatap tajam Adlar.
Kalian harus tau, sebenarnya Tasya merasa tidak enak hati berbicara seperti itu ke Adlar tapi Tasya tidak mau luluh secepat itu dari Adlar.
Hati dan mulutnya sangat lah tidak sinkron. Disaat mulutnya mengusir Adlar tetapi hatinya seperti ingin Adlar tetap menemaninya sekarang.
Adlar yang di usir oleh Tasya bukannya pergi tetapi Adlar masih tetap berdiri disamping ranjang Tasya, Adlar berharap Tasya tidak mengusirnya Adlar ingin menemanin Tasya.
Tapi sebenci itu kah Tasya terhadap Adlar. Sampe melihat muka Adlar saja membuatnya muak. Apa tidak sepantas itu kan Adlar mendapatkan maaf dari Tasya.
"iya gw bakalan pergi dari sini, tapi lo harus makan dan minum obat dulu sekarang abis itu gw pergi." lagi lagi Adlar memaksa Tasya untuk makan.
Adlar merasa tidak tenang kalo dia harus meninggalkan Tasya yang belum makan dan meminum obat.
"oke gw makan." akhirnya setelah sedikit paksaan dari Adlar Tasya pun mengiyaikan permintaan Adlar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATASYA
RomanceSatu insiden yang membuat kehidupan wanita yang berparas cantik dan mungil itu berubah seumur hidupnya. Menyedihkan Atau Bahagia Berekspetasi memang sangat indah, akan tetapi apa reliata dikehidupan Tasya akan sesuai dengan ekspetasi atau diluar ek...