Kasus 4-3

2.1K 183 115
                                    


Happy reading folks 😊

"Semalem aku mimpi ketemu Shani. Dia cantik banget. Bajunya putih, panjang, ada hiasan bunga di kepalanya. Mukanya kayak bercahaya, bersih, bersinar. Senyumannya itu Gre ngga bisa lupa. Dia bilang mau datang sebentar melihat semua, ketemu Gracia. Baru nanti pulang lagi. Gre ngga tau maksudnya apa?" Gracia menceritakan perihal mimpinya tadi malam ke Mamanya. Ia menyandarkan kepalanya di bahu.

"Shani kangen sama kamu. Kita doakan saja Shani lekas pulih. Bisa sehat lagi seperti sebelumnya. Kumpul seperti dulu."

"Iya, Mah. Gre selalu berdoa."

🌼🌼🌼

Pihak kepolisian sudah mengamankan ZH yang diduga akan menjadi sasaran pembunuhan berikutnya. Mereka juga sudah meminta keterangan banyak saksi untuk menarik benang merah apa yang menyebabkan pelaku membunuh teman - teman sekolahnya dahulu. Namun polisi juga belum berhasil mengetahui soal motif sebenarnya.

Pihak aparat keamanan terus melakukan razia surat kendaraan taksi di Kota Pati dan sekitarnya. Banyak spekulasi yang mengatakan pelaku memalsukan identitas resmi pengemudi asli, bahkan memang memalsukan seluruh kelengkapan suratnya. Karena berdasarkan pengecekan di lapangan dari keterangan saksi, nomor lambung taksi yang digunakan pelaku adalah palsu.

Hari ini kepolisian berniat menjebak pelaku pembunuhan dengan mengumpankan ZH, soal kabar kepulangan ZH sudah disebar melalui WAG. Bahkan keberadaan ZH disebar dalam bentuk berbagai berita yang disiarkan melalui radio lokal dan koran setempat. Tujuannya agar pelaku bisa mengetahui posisi ZH dan kemudian mengincarnya.

Sudah satu minggu, penjebakan tidak berhasil. Pelaku tidak juga muncul. Ada kemungkinan pelaku mengendus niat polisi menjebaknya. Polisi juga memperingatkan kepada para alumni yang dulu satu kelas dengan ZH, dan kedua korban pembunuhan. Agar jika mereka menggunakan angkutan umum seperti taksi, ojek, bis, harap melaporkan identitas supir dan mengirimkan foto supir taksi dan ojek yang mereka gunakan.

🌼🌼🌼

"Selamat malam, mau kemana tujuannya?"

"Kaliori, Pak."

"Inggih. Dimulai dari nol ya?"

Taksi berjalan perlahan karena malam itu terasa gelap. Lampu penerangan sepanjang jalan menuju Kaliori banyak yang redup.

"Oh, ya Pak. Maaf. Boleh saya foto wajah Bapak dan indentitas pengemudinya?"

"Untuk apa ya, Mbak?" tanya si sopir.

"Mohon maaf sebelumnya. Bukannya saya lancang atau menuduh. Ini kebiasaan saya aja. Mboten nopo - nopo tho, Pak?"

*mboten nopo - nopo = tidak apa - apa

"Nggih, nggih. Sebentar saya menepi."

Taksi pun menepikan kendaraannya. Si sopir terlihat kasak kusuk di depan.

"Pak, maaf. Boleh saya ambil foto Bapak?"

"Nggih. Sebentar." suara si sopir terdengar panik.

Akhirnya si sopir menoleh ke belakang. "Gimana, Mbak?"

"Saya foto ya, Pak?"

Baru saja si penumpang hendak mengambil foto, si sopir tangannya bergerak cepat mengeluarkan sapu tangan dari sakunya dan diarahkan ke mulut penumpang. Mbak penumpang lekas menepis tangan si sopir.

"Apa - apaan, Pak?"

"Diem aja kamu Sri!" pekik si sopir memaksa menempelkan sapu tangannya ke hidung penumpang.

Siapakah Pelakunya? Season 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang