Part 3☁

31 23 1
                                    

Saat ini di sebuah sekolah negeri yaitu SMA Negeri 1 Kertajaya sedang melaksanakan hari pertama mos. Semua peserta sedang berbaris di lapangan untuk mendengarkan amanat dari kepala sekolah. Setelah beberapa menit akhirnya semua peserta di persilahkan untuk beristirahat. Saat ini Dia dan Daia sedang berada di kantin untuk mengisi perut mereka yang sedari tadi minta diisi.

“Huh gue udah laper banget dari tadi,”ujar Dia.

“Hmm gue juga dari tadi udah keroncongan,”ujar Daia.

“Perut kita emang ngak bisa diajak kompromi yah ”ujar Dia.

“Kalau perut karet emang ngak bisa diajak kompromi,”ujar Daia sambil terkekeh.

“Hahah iya bener,”ucap Dia membenarkan.

Saat mereka sedang asiknya menyantap makanan, tiba-tiba ada dua orang gadis yang datang menyapa mereka berdua.

“Hai kita berdua boleh gabung ngak?”tanya salah satu gadis itu dengan sopan.

“Hmm boleh kok. Ini juga masih muat untuk dua orang,”jawab Daia tak kalah sopan.

“Iya kalian berdua duduk aja,”ujar Dia sambil tersenyum.

“Oke makasih yah,”ucap gadis itu.

Setelah dua gadis itu duduk, Dia langsung memulai pembicaraan.

“Nama kalian siapa?”tanya Dia.

“Kenalin nama gue Ane tapi ngak pake H,”ucap salah satu gadis itu sambil tersenyum dan memberikan penegasan di akhir kalimatnya.

“Kalau pake H berarti jadinya aneh yah?”tanya Daia.

“Hah bener tuh,”jawab Ane membenarkan.

“Kalau gue Shofia tapi bukan yang di kartun-kartun itu,”ucap Shofia dengan tersenyum sambil menjabat tangan Dia dan Daia.

“Kalau kalian?”tanya Ane.

“Kenalin nama gue Daia tapi bukan detergen,”ucap Daia dengan penuh penegasan.

“Wahahha nama lo unik juga,”ucap Shofia sambil tertawa.

“Unik dari mananya coba. Nama aneh kek gini dibilang unik,”ujar Daia dengan wajah cemberut.

“Kalau menurut gue sih unik,”ujar Shofia.

“Serah lo aja ”ucap Daia.

“Kalau lo siapa?”tanya Ane kepada Dia.

“Kenalin nama gue Dia tapi bukan dia yang datang terus ninggalin,”ucap Dia dengan mantap.

“Kok nama kita rada-rada aneh gitu yah. Ada tapi-tapiannya lagi”ujar Shofia.

“Udah takdir kali,”celetuk Dia.

“Wahhaha itu bakalan jadi ciri khas kita masing-masing,”ujar Ane.

“Hmm lo bener,”ucap Daia yang diangguki oleh Dia dan Shofia.

“Kita boleh temenan ngak sama kalian berdua?”tanya Ane kepada Dia dan Daia.

“Boleh banget malahan,”jawab Dia dengan antusias.

“Sahabatan juga boleh,”sambung Daia sambil tersenyum.

“Oke fiks mulai hari ini kita sahabatan,”ujar Shofia.

“Semoga persahabatan kita ini bisa terjalin dengan baik,”ucap Ane yang diamini oleh Shofia, Dia dan Daia.

Kring....(anggap aja itu bell yah gess)

Saat ini semua peserta mos sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah masing-masing. Pastinya itu di sambut dengan bahagia oleh semua peserta. Begitupun dengan Dia, Daia dan dua sahabat baru mereka yaitu Shofia dan Ane.

“Ehh gess pulang yuk,”ajak Dia.

“Rumah kalian dimana? Sempat aja kita satu jalur,”tanya Ane.

“Kita di perumahan xxx...,”jawab Daia.

“Wahh kita samaan dong,”ucap Shofia antusias dan diangguki oleh Ane.

“Bagus dong kalau gitu ”ujar Dia.

“Kalian bawa kendaraan ngak?”tanya Ane kepada Dia dan Daia.

“Enggak, motor kita lagi kehabisan bensin dan tadi kita berdua naik angkot ke sekolah,”jawab Daia.

“Kalau gitu...,kalian bareng gue sama Shofia aja. Kebetulan tadi gue bawa mobil ”ujar Ane.

“Ngak ngerepotin nih?”tanya Dia.

“Yah enggaklah. Kita juga kan satu perumahan,”ujar Ane.

“Kalian berdua ikut aja, supaya kita juga bisa lebih akrab lagi,”ujar Shofia.

“Yaudah deh,”ujar Dia dan Daia kompak.

Setelah sampai di parkiran, mereka bertemu dengan dua cowok kembar yang sepertinya tidak asing bagi Dia dan Daia.

“Ehh gue kok ngak asing yah sama tuh cowok,”ucap Dia.

“Ehh iya...,gue juga rasa kalau sebelumnya kita tuh udah ketemu,”ucap Daia membenarkan.

“Kalian coba ingat dulu deh,”ucap Ane.

Setelah beberapa detik berpikir, nampaknya Dia sudah mendapatkan jawabannya.

“Oh iya gue ingat,”ucap Dia dengan teriakan.

“Apa yang lo ingat?”tanya Shofia penasaran.

“Kayaknya tuh cowok yang ngerjain gue pas di jalan tadi "ujar Dia.

“Gimana kalau kita kerjain balik?”tanya Daia dengan senyum smirknya.

“Ide lo bagus banget,”ujar Dia menepuk-nepuk pundak Daia.

“Kapan nih kita lakuin rencana ini?”tanya Ane.

“Gimana kalau sekarang aja. Karena tangan gue ini udah gatal mau ngerjain tuh cowok,”ucap Dia sambil menggaruk-garuk tangannya yang sebenarnya tidak gatal sama sekali.

“Oke gue setuju. Lebih cepat lebih baik”ujar Daia dengan senyum smirk yang semakin mengembang di wajahnya.








Tbc
Hi gess sekian dulu yah...
Sampai jumpa di part selanjutnya
Kalau author ada kesalahan mohon maaf yah
Jangan lupa vote,koment,share dan follow akun author yah
Salam sayang dari author😊

Biarlah Takdir Yang MenentukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang