Saat ini Dia, Daia dan kedua sahabat mereka yaitu Shofia dan Ane sedang bersembunyi di balik gudang yang berada di samping lapangan untuk menjalankan aksi jahil yang sudah mereka rencanakan. Mereka terlihat kesulitan bernapas karena tempatnya yang sempit dan mengharuskan mereka untuk saling berdempetan. Mereka sedang mengintai mangsa kejahilan mereka.
“Daia lo geseran dikit dong. Badan gue udah gepeng nih,”ucap Ane sedikit berbisik.
“Gue ngak bisa geser sedikit pun. Kalau gue geser yang ada kita bakalan ketahuan,”ujar Daia yang juga berbisik.
“Aduh gue udah gerah banget tahu ngak,”ucap Ane.
“Gue juga sama,”ujar Daia.
“Pstt...,kalian berdua bisa diam ngak sih,”ujar Dia yang masih sibuk memperhatikan gerak-gerik mangsa mereka.
“Sampai kapan sih kita disini. Gue udah ngak tahan,”ujar Shofia sambil mengibaskan tangannya sebagai kipas.
“Sebentar lagi...,setelah tuh dua curut pergi kita bakalan laksanain aksi kita,”ujar Dia.
“Emangnya tuh curut mau kemana?”tanya Shofia.
“Kayaknya mereka berdua mau ke lapangan basket,”jawab Dia.
“Mau ngapain mereka ke lapangan basket?”tanya Ane dengan tampang polosnya.
“Yah main basket lah dodol. Atau ngak mereka mau nonton permainan basket,”jawab Daia sambil menjitak kepala Ane.
“Aiss sakit woi,”ucap Ane dengan teriakan.
“Diam bambankk...kita bisa ketahuan,”ucap Shofia yang langsung membekap mulut Ane.
Setelah beberapa menit mereka mengintai, mereka mendengar suara yang begitu aneh disertai dengan bau yang sangat tidak sedap.
“Hmm gess kok bau banget yah,”ucap Dia sambil menutup hidungnya.
“Ho'oh baunya kayak bau busuk gitu,”ujar Shofia membenarkan apa yang dikatakan Dia.
“Gue tahu ini bau apa,”ujar Daia sambil melirik kearah Ane. Sedangkan yang dilirik menjadi salah tingkah.
“Bau apa emang?”tanya Shofia yang diangguki oleh Dia.
Bukannya menjawab pertanyaan Shofia, Daia malah bertanya kepada Ane.
“Ane lo tahu ngak itu bau apa?”tanya Daia dengan senyum jahilnya.
“Ng...ngak tahu gue,”jawab Ane dengan sedikit gugup.
“Masa lo ngak tahu sih,”ucap Daia.
“Iya bener gue ngak tahu,”ucap Ane.
“Hmm gitu yah. Kalian tahu ngak gue tuh pernah lihat artikel di sosmed. Terus artikel itu ngeri banget ya ampun...,”ujar Daia sambil berpura-pura bergidik ngeri.
“Artikel apa emangnya?”tanya Shofia penasaran.
“Ini tentang Azab,”jawab Daia sambil sesekali melirik kearah Ane.
“Azab?”tanya Dia dan Shofia kompak.
“Iya...,azab karena sering bohongin orang, jenazah si A sebelum dimakamkan di bohongi massal oleh semua warga,”ujar Daia.
“Dibohongin gimana maksudnya?”tanya Shofia.
“Adalah pokoknya. Tapi yang terpenting artikel ini buat yang sering bohongin orang, ”ujar Daia.
“Oh gitu yah,”ucap Dia.
“Ane gimana? Lo masih ngak tahu tadi itu bau apaan?”tanya Daia.
“Hmm sebenarnya tadi itu...,”ucap Ane menggantung ucapannya.
“Apaan?”tanya Shofia penasaran.
“Sebenarnya tadi itu gue buang angin,”jawab Ane malu-malu.
“Ohh jadi lo kentut?”tanya Dia yang berusaha menahan tawanya.
“Hehe iya...,”jawab Ane sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali.
“Wahahahha gue kira bau apaan,”ucap Shofia sambil tertawa ngakak.
“Wahahahahah lo makan apa sampai-sampai baunya gitu amat,”ujar Dia yang tanpa sadar keluar dari persembunyiannya sambil tertawa terbahak-bahak.
“Gue tadi habis makan yang pedas-pedas,”ujar Ane sambil cengengesan.
“Wahahahaha...,aduh perut gue sakit,”ujar Daia tertawa ngakak seraya memegang perutnya.
“Ngapain kalian disitu?”tanya seseorang yang datang menghampiri mereka berempat.
Karena mendengar suara lain, mereka berempat langsung menoleh kesumber suara. Betapa terkejutnya mereka karena mendapati dua curut yang akan menjadi mangsa aksi jahil mereka berempat. Dua curut yang dimaksud adalah Bejo dan Belo.
“Ehh enggak kok,”jawab Dia yang berusaha untuk tidak gugup.
“Kalian ngak usah bohong. Gue tahu kalian rencanain sesuatu kan?”tanya Belo penuh selidik.
“Kita ngak bohong kok,”jawab Shofia.
“Bohong dosa loh,”ujar Bejo.
“Beneran deh kita ngak bohong. Tadi tuh ada tikus terus si Ane minta kita tangkap tuh tikus buat dipelihara,”ujar Daia sambil memberikan kode kepada Ane untuk membenarkan perkataannya.
“Lah kok gue sih,”ujar Ane.
“Ngak usah pura-pura deh lo. Tadi kan lo merengek ke kita buat nangkap tuh tikus buat lo pelihara,”ujar Shofia seraya memberikan tatapan tajam kepada Ane.
“Terus tikusnya mana?”tanya Belo sambil mencari keberadaan tikus yang sebenarnya tidak ada sama sekali.
“Udah kabur gara-gara lo berdua datang,”ujar Dia.
“Lo yang paling cantik...,sebenarnya kalian tuh ngapain disini?”tanya Bejo kepada Ane dengan nada lembut.
“Kita tuh sebenarnya lagi ngadain rencana buat ngerjain lo berdua,”jawab Ane dengan tampang polosnya. Mendengar perkataan Ane tersebut Shofia, Daia dan Dia langsung menepuk jidat masing-masing.
“Ohh ngerjain kita yah,”ucap Belo sambil manggut-manggut.
“Ho'oh,”ucap Ane dengan tampang polosnya.
“Emangnya kita berdua salah apa sampai-sampai kalian mau ngerjain kita hah?”tanya Bejo.
“Itu tuh si Dia sama Daia mau balas dendam gara-gara lo berdua ngerjain mereka pas di pinggir jalan itu,”ucap Ane.
“Ohh balam dendam rupanya,”ujar Belo.
“Oke sekarang kita berdua udah tahu tujuan kalian. Jadi gue pamit undur diri dulu yah,”ucap Bejo.
“Gue juga mau pamit. Selamat karena rencana kalian berjalan dengan sangat mulusnya,”ujar Belo dengan senyum mengejeknya.
Setelah Belo dan Bejo pergi entah kemana, Ane langsung mendapatkan tatapan tajam dari Shofia, Dia dan Daia. Sedangkan yang ditatap hanya memasang tampang polosnya.
“Lo ngapain kasih tahu mereka rencana kita hah?”tanya Dia dengan nada kesal.
“Tau tuh. Rencana kita kan jadi sia-sia”ucap Shofia.
“Gini yah setelah gue dengar artikel yang Daia tadi bilang. Gue langsung takut makanya tadi gue ngak mau bohong,”ujar Ane dengan santainya.
“Hadehh,”ucap Dia,Daia dan Shofia kompak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biarlah Takdir Yang Menentukan
Tienerfictie"Kenalin nama gue Daia tapi bukan detergen"ucapnya memperkenalkan diri dengan lantang. "Kenalin gue Dia tapi bukan dia yang datang terus ninggalin"ucapnya dengan mantap. Dia dan Daia adalah saudara kembar. Selama 3 tahun mereka berdua memiliki musu...