Chapter. E

335 41 0
                                    


Sekolah tanpa Doy berasa sepi banget. Walau ada dua orang gila yang terus memperdebatkan Bakso dan Mi ayam, tetap saja terasa sepi.

"Jep, mau Nongki dikantin aje atau mau ke pos satpam?" Tanya Dokyeom membuyarkan lamunannya.

"Hmm? Nongki di Doy aja", jawab Jaehyun ngasal. Sambil sesekali menghela nafas. Sebegitu berperannya Doy dikehidupan Jeong Jaehyun.

"Buset ni anak. Udah dimabok, Doy", kata Mingyu yang jengah dengan kebucinan Jaehyun.

Tapi kata - kata Mingyu nggak salah. Jaehyun memang dimabuk oleh Seseorang bernama Kim Doyoung itu, yang kalau kata Jaehyun mah bakal diganti jadi Jeong Doyoung.

"Udahlah, ke pos satpam aje. Mumpung satpamnya lagi keluar", usul Dokyeom yang diiyakan oleh kedua temannya.

.

.

Suasana disekitar pos satpam sangat ricuh. Maklum saja, dengan posisi pos satpam yang dekat dengan halaman membuat segala keributan yang terjadi di sana tentu akan menganggu tiga sekawan yang sedang rehat di pos satpam.

"Halaman rame bener, jadi nyesel tadi kesini", eluh Dokyeom sambil menyeruput es teh manisnya.

"Lu yang ngajak padahal".

"WOY, DAGING - DAGING BERTULANG BELAKANG!! TAEYONG SUKA SAMA-anjing!!!", Tiba - tiba seseorang dari ruangan OSIS berseru keras. Walau kata - katanya terpotong sebab pemilik nama yang diserukan datang membungkam mulutnya dengan dua onde - onde.

"Njirr, apaan tadi?? Ketos kita suka sama siapa???" Tanya Dokyeom as lambe turah sekolah nomor dua setelah Kun.

"Awas aja lu, sampe ada yang tahu gua suka sama Doy!!!! Gua sebarin kalo Lo pacaran diem - diem sama anak kepala sekolah!!!!" Ketos kita memeringatinya dengan sangat keras. Hingga sampai sini pun terdengar.

"Anjir siapa tadi?!? Doy???!?" Teriak Jaehyun kaget begitu nama pujaan hatinya disebut - sebut.

"Ketos kita goblok ya", kritik Dokyeom, sembari mengetik pernyataan tadi ke grup kelas. Sedangkan sedari tadi Mingyu menatap Jaehyun.

"Gimana, Jep? Ketos kita yang gantengnya Masha Allah itu juga suka sama Doy".

Jaehyun dibuat termenung karena ucapan Mingyu. Karena jika dibandingkan dengan Ketos yang sudah pintar lagi tampan, ia bukan apa - apa.

"Kenapa? Lo mau gua mundur? Nggak bakal lah. Saingan itu wajar, lagian gua udah bucin sama Doy. Masak gua lepas gitu aja", ucap Jaehyun mantap. Mana mau dia lepasin Doy, cuma gara - gara punya saingan.

Mingyu menepuk pundak kawannya itu. Kemudian membisikkan sesuatu tepat di depan Indra pendengaran Jaehyun.

"Semangat deh, Jep. Gua doain berhasil. Tapi doain gua juga sama yang lagi makan mi ayam itu".

Jaehyun membalas menepuk pundak kawannya itu. Sambil tersenyum, ikut membisikkan sesuatu.

"Ngarep lo, karet martabak"

"Anjing emang, gue berharap sama Jeprik".

Sedang Dokyeom yang lagi makan mi ayam itu bingung plus kepo dengan apa yang dibisikkan mereka.

Biarlah, biarin dia mati penasaran.

.

.

.

Bel pulang sudah berbunyi, bahkan sejak lima belas menit yang lalu. Tapi pria yang menjabat sebagai Ketua OSIS itu masih setia duduk di kursi satpam. Enggan untuk pulang.

Ba.PerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang