03

8 1 0
                                    

Kata orang habis turun hujan akan datang pelangi yang indah untuk kita lihat. Seperti saat kita sedih akan ada saatnya kita akan merasa bahagia, itu lah kata yang sering Lara dengar dari mulut orang lain.

Tapi kenapa saat ini Lara tak melihat pelangi yang indah setelah tadi habis turun hujan. Semua terasa hanya lah omong kosong belaka.

Setelah acara kabur dari sekolah tadi, kini Lara sudah duduk di pinggir danau yang ada di dekat sekolahnya. Suasana yang cukup sepi membuat hati Lara sedikit lega. Ia tak ingin bersedih lagi, tapi apa daya hatinya masih saja terluka atas apa yang telah mereka perbuat kepada dirinya.

Menghebuskan napas beberapa kali untuk mengurangi sesak di dada. Batu kerikil yang ada di tangannya mulai ia lempar ke arah danau.

Mungkin beberapa orang yang berlalu lalang di dekat danau ini akan menatap iba kearahnya, jika melihat penampilan Lara saat ini. Penampilan yang cukup memperlihatkan jika orang yang saat ini sedang duduk di dekat danau tersebut sedang terkena masalah.

"Kenapa sih orang-orang pada benci banget sama gue. Apa ngak sepantas itu gue hidup di dunia ini? Ngak mama, papa, kak Amel dan teman-teman di sekolah pun pada benci banget kayaknya sama gue. Padahal gue ngak pernah melakukan seperti apa yang mereka tuduhkan selama ini."

Kembali air mata Lara menetes. "Kenapa sih Kenan, loe juga harus benci sama gue. Rasanya sakit banget Nan saat loe benci gue, padahal dulu kita dekat banget." Ditekannya dada sedikit kuat untuk mengurangi rasa sesak di dada.

Kenan dan Lara sudah berteman sejak mereka masih kecil. Bukan hanya ada Kenan dan Lara saja tetapi juga ada Diandra kembaran Lara. Dulu mereka bertiga sering main bersama.
Kemana-mana selalu bersama, entah itu main di taman ataupun bersepeda mengelilingi komplek perumahan mereka. Mereka bertiga akan selalu bersama.

Lara dan Diandra memang kembar, tapi mereka bukan kembar identik. Wajah keduanya pun sangat berbeda apalagi sifat keduanya. Sangat jauh berbeda. Keduanya sama-sama memiliki wajah yang cantik tapi wajah Diandra lebih jauh cantik dari Dilara.

Jika Diandra lemah lembut maka lain lagi dengan Dilara, ia sedikit agak tomboy. Apalagi Diandra dari sejak lahir memiliki riwayat penyakit kelainan jantung membuat fisik Diandra sangat lemah.

Dari semenjak Lara kecil keluarganya lebih memperhatikan dan menyayangi Diandra dari pada dirinya. Lara mencoba untuk memakluminya karna ia tau Diandra lebih butuh diperhatikan dari pada dirinya.

Namun tahun berganti tahun dan kini ia sudah beranjak dewasa, keluarganya masih saja sama. Tak memperdulikan keberadaan dirinya. Begitupun juga dengan Kenan, cinta pertama Lara.

Sudah lebih dari lima tahun Lara memendam rasa cinta terhadap Kenan. Tapi apa yang Lara dapat, ternyata Kenan lebih menyukai Diandra kembarannya sendiri dari pada dirinya. Yang lebih membuat Lara sakit hati ternyata keduanya, baik Diandra dan Kenan memiliki rasa yang sama. Apa boleh buat Lara tak ingin menyakiti Diandara dan merusak pertemanannya dengan Kenan. Maka dari itu Lara putuskan untuk menyimpan perasaannya sendiri. Hingga waktunya nanti ia bisa menghapus nama Kenan dari hatinya.

Kini Diandra sudah tidak ada lagi di dunia ini tapi lagi-lagi Lara yang kena salah. Padahal Lara merasa tidak pernah melakukan apa pun yang pernah mereka tuduhkan terhadap dirinya. Walau ia sering kali di beda-bedakan dengan Diandra tapi Lara sangat menyayangi kembarannya itu. Jadi mana mungkin Lara akan menyakiti atau pun mencelakai kembarannya sendiri.

Berdiri dari duduknya. "Diandra gue kangen banget sama elo!! Teriak Lara kencang.

"Gue ngak tau lagi harus gimana, semua orang pada nyalahin gue atas meninggalnya elo, gue capek Di. Rasanya gue ingin nyusul ketempat elo berada sekarang". Rasanya tak sanggup lagi hidup di dunia ini. Untuk apa hidup jika hanya untuk selalu disalahkan atas apa yang tidak pernah di perbuat oleh dirinya.

"Jika elo pikir dengan mati adalah jalan terbaik, maka elo salah besar." Lara membalikan tubuhnya guna untuk melihat siapa orang yang telah berbicara kepadanya.

Cowok itu mulai mendekati Lara.
"Ngak akan ada yang mengasihani elo malah yang ada orang-orang yang benci terhadap elo akan mikir kalau mereka benar dengan tuduhan mereka terhadap elo selama ini."

Kini tatapan keduanya terkunci. Lara sedikit salah tingkah, ditatap sebegitu dalam oleh cowok yang tidak di kenalnya sama sekali. Ia baru pertama kali melihat cowok ini. Wajahnya yang tampan apalagi dengan senyuman yang terbit dari bibir cowok itu membuat wajah Lara sedikit merona. Ayo lah Lara ingat, bukan saatnya untuk terpesona dengan cowok yang tidak dikenal sama sekali seperti ini.

"Jadi gue saranin ngak usah mikir buat bunuh diri segala. Karna pada dasarnya semua masalah pasti ada solusinya," memutuskan tatapan keduanya, kini tatapan tajam cowok itu tearah ke danau yang berada di hadapan mereka. Tatapan itu menyiratkan jika ada rasa luka dan terkhianati.

Ternyata Lara salah, bukan hanya dirinya saja di dunia ini yang memiliki masalah. Tetapi orang-orang diluaran sana juga pasti memiliki sebuah masalah. Walau setiap masalah orang lain pasti berbeda-beda. Seperti cowok itu juga sedang menyimpan sebuah rahasia yang begitu besar.

"Sorry bukan gue bermaksud ikut campur dengan masalah elo, tapi gue harap elo ngak akan melakukan hal bodoh dengan cara bunuh diri. Kalau gitu gue pergi dulu masih ada urusan yang harus gue kerjakan," Cowok itu menepuk beberapa kali pundak Lara, guna menyemangati gadis yang sedang bersedih itu.

"Dan ingat apa kata gue barusan. Buktikan kepada mereka semua bahwa elo engak salah selama ini." Kedipan mata itu membuat Lara terdiam cukup lama, hingga Lara tidak menyadari jika Cowok itu mulai berjalan menjauh dari tempat ia berdiri sekarang.

Lara hanya bisa menatap belakang tubuhnya. Benar apa kata cowok itu barusan seharusnya ia membuktikan jika bukan ia yang bersalah atas meninggalnya Diandra. Apapun caranya Lara harus membuktikan jika ia tak bersalah, bukan malah lemah dan kalah seperti ini.

Lara berharap ia bisa kembali bertemu dengan cowok itu. Walau Lara tidak tau siapa namanya, ia pastikan untuk selalu mengingat hari ini. Karna tanpa nasihat cowok itu, sudah dipastikan Lara akan berpikir untuk mencoba bunuh diri.

Senyum terbit di wajah cantik Lara. Semoga saja ia dapat kembali bertemu dan bisa mengucapkan kata Terima kasih karna telah menyadarkan dirinya dari tindakan bodoh yang hampir di lakukannya.










Jangan lupa vote & coment

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CURAHAN HATI LARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang