Chapter 12 : Who Is She?

9K 512 138
                                    

Kedua mata Angel terpejam rapat ketika Axel asik mencumbu lehernya. Axel berada di atas tubuh Angel dengan kedua lengan yang dia gunakan sebagai tumpuan. Tangan Angel bergerak untuk melepaskan kaus hitam yang Axel kenakan, menaikannya hingga keluar dari kepala tanpa sedikit pun protes dari Axel. Angel tersenyum.

Malam ini pasti berhasil.

Angel melengkungkan tubuhnya ketika Axel bergerak untuk membuka baju serta bra Angel. Semakin turun hingga mencapai legging dan celana dalam Angel, Axel pun menanggalkan semuanya dengan cepat. Membuat dinginnya ruangan seolah menusuk kulit Angel yang telanjang.

"Cantik." Puji Axel, sesaat dia terdiam melihat tubuh polos Angel.

"I know. Semua klienku mengatakan hal yang sama ketika melihat tubuhku."

"Aku bukan klienmu!"

"Yes. l'm not Miss A. I'm Angel." Angel mengangguk menyetujui. Dia menghusap tato burung di dada Axel. "Dan aku memberikan semuanya untukmu tanpa perlu bayaran. Itu hanya berlaku untuk seorang Axel Addison. It's stupid, right?"

"Jika kau merasa ini bodoh, kita bisa menghentikannya."

"No, Axel!" Angel menahan kedua lengan Axel. Angel sudah sangat terangsang, bagaimana bisa Axel ingin membatalkan semua ini begitu saja. Kalau pun Axel ingin mempermainkan Angel, dia tidak akan membiarkannya. Malam ini dia harus menang. "Tatapan penuh gairah di matamu tidak bisa membohongiku. Kau sangat menginginkanku."

Angel mengambil kedua tangan Axel kemudian meletakannya di atas dadanya. Axel menyeringai pelan sambil meremas payudara Angel kuat, membuat Angel mengeluarkan desahan kecil sembari mengigit bibir bawahnya. Sialan. Sentuhan Axel memang bikin ketagihan.

Axel kembali menempelkan kedua bibir mereka disaat salah satu tangannya turun ke bawah menjangkau milik Angel yang ternyata sudah basah. Telunjuk Axel masuk terlebih dahulu, Angel memejamkan matanya semakin kuat. Kemudian dia memasukan dua jarinya lagi. Mengapa milik Angel masih begitu sempit walau hanya dengan jari?

"Ah." Desah Angel pelan ketika Axel mulai menggerakan jarinya di dalam milik Angel. Tangan Angel mencengkram punggung Axel dan kembali melumat cepat bibir pria itu.

"Kau menyukainya?"

"Hmmm."

"Jawab, Angel!"

"Ya. Aku menyukainya. Sial. Jarimu panjang sekali." Pekik Angel pelan ketika Axel menanamkan jarinya lebih dalam lagi. Angel memeluk leher Axel sambil menyesap lembut area tersebut. Dan gerakan jari tangan Axel semakin menggila, membuat Angel benar-benar ingin meledak dalam waktu yang cukup singkat.

"Aku hmm..—Ouch, Axel!" Teriak Angel lantang ketika menemukan pelepasan pertamanya bersama Axel dan jemari panjangnya yang lihai itu. Astaga. Nikmat sekali!

Axel tersenyum menatap Angel yang terepajam dengan napas terengah-engah di bawahnya. Angel terlihat dua kali lipat lebih seksi ketika seperti ini. Tangan Angel bergerak menuju tonjolan besar di balik celana ketat Axel. Dia menghusapnya lembut, ingin menggoda sang pemilik.

"Buka celanamu! Apa kau tidak sesak? Adik kecilmu sudah sangat menginginkanku."

Axel menjilati ketiga jarinya yang basah akibat cairan milik Angel. Gerakannya sangat sensual. Dimana hal itu sukses membuat Angel tersipu malu. Axel benar-benar menelan cairannya? Oh astaga.

Kemudian Axel bangkit dari tempat tidur, dia membuka gasper sekaligus celananya dengan gerakan cepat. Hanya tersisa sebuah boxer ketat di pahanya.

Mata Angel melebar menatapnya. Santapan lezat! Angel menyeringai, tangannya terulur untuk menghusap sesuatu di balik boxer ketat itu namun Axel menahannya dengan cepat. Wajahnya penuh peringatan.

Don't Call Me AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang