Chapter 5 : Bet Us

12.2K 640 129
                                    

Dengan tangan terlipat di depan dada, Angel menyandarkan tubuhnya pada dinding koridor Fakultas Sastra tepat dimana kelas Sarah Delina berada. Dan sepertinya keberuntungan sedang berpihak padanya karena tak lama kemudian Sarah keluar dari kelasnya. Angel mencengkram kuat lengan Sarah, menariknya hingga mereka berada di tengah halaman kampus.

"Apa-apaan kau ini?!" Teriak Sarah tidak terima.

Angel medengkus panjang. Wajah tidak berdosa Sarah membuat Angel mual. "Jangan pura-pura bodoh. Kau memasukan apa ke dalam minumanku semalam?!"

"Oh, kau sudah tau rupanya." Sarah terkekeh pelan sambil mengibaskan rambut. "Teddie tidak pantas untukmu, aku hanya ingin membuktikan padanya bahwa kau adalah jalang bertopeng malaikat! Oh ya, berapa banyak pria yang menjamah tubuhmu semalam? Nikmat?"

PLAK!

Sarah memegang pipinya yang panas akibat tamparan Angel. Biar tahu rasa dia! Angel sudah mengambil ancang-ancang untuk menghindar ketika Sarah mencoba menarik ikat rambutnya. Namun dia terlambat, Sarah berhasil melakukan serangan balik.

"Berani-beraninya kau menamparku, Angel!"

"Brengsek!" Umpat Angel sambil mengarahkan tangannya ke wajah Sarah. Kuku cantik nan manjanya harus menancap di wajah hasil operasi plastik milik Sarah. Supaya operasi gagal sekalian, Angel sudah amat kesal.

"Hei, Angel, Sarah cukup! Kalian ini apa-apaan?!" Liliana turut hadir untuk melerai mereka ketika tak ada seorang pun ada yang berani melakukan hal itu. Para mahasiswa yang berada disana hanya menonton, sesekali bersorak bahkan ada juga yang mengabadikannya dengan ponsel mereka. Ini sih bisa jadi tranding topik sosial media!

"Minggir, Lili! Biar aku beri pelajaran perempuan kurang ajar ini."

"Sudah cukup! Kalian jangan seperti anak kecil." Bukannya memisahkan, Liliana malah terjatuh akibat terdorong dari Sarah. Mereka semakin membabi buta, mengumpat sambil menyerang satu sama lain.

"Angel berhenti!" Suara bariton itu sukses menarik perhatian semua orang. Angel hanya menatap pemilik suara tersebut sesaat sebelum melanjutkan diri untuk menarik rambut extension milik Sarah. "Aku bilang berhenti, Angel!"

"Lepaskan aku, Axel!"

"Jangan membuat malu dirimu sendiri." Pekik Axel rendah sembari menarik tubuh Angel sekuat tenaga agar terlepas dari Sarah. Dengan napas memburu, Angel menatap garang pada Sarah saat tubuhnya bahkan tidak bisa melakukan perlawanan akibat Axel yang mengunci dirinya pada lengan kekar milik pria itu.

"Kau pria yang semalam 'kan? Pria tampan yang datang ke pesta ulang tahunku." Kata Sarah mendadak berbinar ketika melihat sosok Axel.

"Hmm..—Ya, Sarah." Balas Axel canggung. Dia hanya sedang mencoba bersikap senormal mungkin di depan banyak orang.

Ha? Ada apa ini? Otak Angel belum berfungsi dengan normal akibat jambakan dari Sarah.

Sarah mendekat sambil mengulurkan tangan kanannya pada Axel. Dia seolah lupa hampir terjadi perang dunia ketiga antara dirinya dan Angel setelah melihat wajah tampan Axel yang hadir bak malaikat penyelamatnya.

"Kita belum berkenalan kemarin. Siapa namamu?"

Cih! Ini seperti adegan film romansa yang sering Angel tonton di Netflix, tapi entah mengapa ketika melihat pemerannya adalah Sarah dan Axel membuat perut Angel mual berkali-kali lipat. Tunggu dulu. Sarah dan Axel saling mengenal? Mereka bertemu kemarin? Oh, sepertinya si bodyguard tidak tahu diri ini mencoba menggoda Sarah juga.

"Ayo pulang, Axel!"

"Angel—"

"Aku minta pulang!"

Don't Call Me AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang