Chapter 25 : Dinner Problem

8.2K 490 576
                                    

Vote & Komennya ditunggu yang banyak!
Happy reading❤️

***

Angel menatap layar laptopnya di balik kaca mata minus nol koma lima yang dia gunakan. Jemari lentiknya bergerak di atas keyboard, mengetik kata demi kata yang melintas diotaknya mengenai materi hukum perdagangan internasional untuk melengkapi syarat mengikuti ujian akhir semester minggu depan.

Ponsel Angel di samping laptop berdenting satu kali. Notifikasi pesan masuk yang terlihat pada layar ponselnya membuat Angel mendelikan mata.

Axel Addison❤️
Angel, buka pintu kamarmu.

Pun Angel turun dari tempat tidurnya, berjalan buru-buru menuju pintu kamar lalu membukanya. Dia menemukan Axel disana, berdiri tegap menggunakan kemeja putih polos dan celana katun berwarna hitam. Aneh. Penampilan Axel lebih rapi dari biasanya.

Lalu, Mata Angel menyurusi sekitar, berjaga-jaga seandainya ada pelayan yang melintas dan melihatnya membawa Axel masuk ke dalam kamar. Bahaya!

"Aku pikir kau tidak datang lagi setelah minta ijin untuk pulang." Angel melingkarkan tangannya di balik leher Axel setelah mengunci rapat pintu di belakangnya. "Kau membuatku curiga."

"Curiga?"

"Ya. Kau berpenampilan serapi ini. Oh, jangan lupa aroma parfummu yang begitu menyengat. Apa kau datang kemari untuk minta diperkosa?"

Axel terkekeh pelan sambil menjepit hidung Angel dengan jarinya. Nyatanya Axel sudah terbiasa dengan kalimat fulgar Angel. Dan anehnya lagi Axel malah senang mendengarnya.

"Ada yang ingin aku bicarakan denganmu."

"Basa-basimu busuk! Kau mau berapa ronde untuk malam ini? Katakan saja."

"Angel, aku sedang serius." Kata Axel tegas. Ekspresi wajahnya mengeras, membuat Angel menghela napas sambil menunggu Axel melanjutkan kalimatnya. "Aku mencoba menjadi pribadi yang terbuka padamu, pada pacarku. Sebelum semuanya akan menjadi salah paham, aku mengatakan bahwa malam ini Kansa mengajaku untuk pergi dinner."

Tangan Angel yang semula melingkar di leher Axel mendadak turun. Wajah antusias Angel berubah datar, tampak sedang menahan emosi setelah mendengar kejujuran Axel. Angel mendudukan dirinya di tepi tempat tidur, memangku kembali laptopnya untuk melanjutkan tugas. Masa bodoh dengan dinner romantis mereka!

"Angel."

"Kau datang kemari untuk minta ijin selingkuh, begitu maksudmu?"

Axel berlutut di dekat Angel, menyingkirkan laptop itu kemudian menggenggam kedua tangan Angel di atas paha. "Aku mencoba jujur, tapi jika kau melarang, aku tidak akan pergi."

"Aku tidak melarang. Pergilah kalau begitu."

Axel mendongak dengan dahi berkerut, cukup terkejut dengan apa yang Angel katakan. Begitu pula dengan Angel yang menyesali apa yang baru saja keluar dari mulut sialannya itu.

"Kenapa kau tidak mencegahku?" Axel meremas kuat kedua tangan Angel tanpa memutuskan kontak mata antara mereka. "Apa ajakan dinner gadis lain pada pacarmu sama sekali tidak berarti untukmu?"

"Kau itu pacarku. Miliku. Tidak ada yang perlu aku khawatirkan lagi. Sekali pun kau makan malam dengan seribu gadis di luaran sana, jika kau benar-benar mencintaiku, kau tentu akan pulang ke rumahmu. Kepadaku."

Angel terdiam sejenak. Mencerna dari mana dia mendapatkan kalimat puitis itu? Kendati demikian, Angel bangga pada dirinya yang bisa mengendalikan emosi. Membuatnya bisa melihat raut bersalah di wajah Axel.

Don't Call Me AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang