Awal - Opera Ospek

906 49 0
                                    

“Kemarilah nak.. lihat ini. dia cantik bukan?”pria paruh baya berlesung pipi menarik sebuah foto dalam agendanya

“Iya dia cantik ayah..” antusias bocah lelaki dalam pangkuannya

“Kau harus menjaganya kalau kau suda besar nanti leon.” Tegas pria payu bayah memerintah

Bocah pria itu mengangguk mantap.

---

        “hey… yang disana.. jongkok….. cepat..” suara cempreng kakak kelas cewek panitia ospek yang berdiri beberapa  centi dihadapan Nia memerintah dengan garang setiap siswa ospek yang telah berkumpul didepan gerbang sekolah lengkap dengan rok dari tali rapiah yang disulap mirip penari hulla hawai.

        Nia berdecak dengan pelan kemudian berjalan mendekati kakak cewek panitia itu.

        “kak perut saya sikit..” ucap nia berusaha membuat wajahnya terlihat semengenaskan mungkin.

        “yaudah ke UKS sana.. eh.. Mala.. Ada yang sakit disini..” ujarnya memanggil teman panitianya. Seorang pria berkulit putih susu berhidung mancung dan bermata tajam memandang nia dari beberapa meter dengan tatapan penuh selidik. Beberapa Siswa baru berjongkok berjalan dihadapanya dan ikut memperhatikan.

        “ck.. alihkan mata kalian dan teruslah berjalan jika tidak ingin mendapat sangsi lebih.” Decaknya dingin. Beberapa teman panitianya menatap takjub sekaligus heran.

        “tumben Dia ngomong panjang. Biasanya dia irit bicara.” Gumam cewek panitia yang berwajah paling udes.

        “suaranya bening dan menenagkan” kata cewek panitia yang mengenakan bando kelinci sembari memejamkan matanya menautkan kedua jarinya dan bergerak kekiti kekana dengan senyum alaynya.

        “Tebar Pesona..” desis nia sengit kemudian memasang wajah memelasnya dan menjerit.

        “ADUHH.. SAKITTT” jeritnya beberapa waktu kemudian cewek yang disebut mala tadi memapahnya dengan sigap.

        “disminore* yah dek?” ucap mala dengan ramah. Nia hanya mengangguk tak peduli. Yang dipikirkanya sekarang adalah menjauh dapi proses Ospek tidak jelas itu meski hanya sesaat. Dia terlalu muak menyaksikan wanita-wanita itu memerintah.

        “makasih kak..” kata sesaat setelah Nia direbahkan pada ranjang UKS.

        Kakak kelas itu hanya tersenyum ramah dan menyerahkan minyak kayu putih.

        “ini bisa kamu pake di perutmu dulu. Selama kamu menunggu aku mengambilkan air hangat. Mau aku beliin kiranti?” kembali kakak kelas panitia itu berujar ramah. Nia menggeleng cepat.

        “biasanya tidur beberapa saat udah baikan kok kak” ujar nia meringis.

        “oh yasudah..” ujar sang kakak panitia kemudian tersenyum berbalik dan meningggalkan nia.

***

        “Siapa namanya?” gumam gadis bernama mala dengan wajah dingin.

        “Baiklah besok urus dia sendiri. Dia hanya berpura-pura.” Dingin mala memerintah beberapa gadis dihadapanya.

        “Bully dia besok.” Hentakan kalimat pendek itu berakhir dengan kepergian mala keruang UKS kembali.

***

* = Sakit perut yang berlebihan saat menstruasi

maaf aku salah upload yang tadinya ini adalah partnya Twins Love on malah aku upload di Odoll.. 

Twins : Love OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang