Pertama kali

18 8 3
                                    

Tita melihat arloji di tangannya, sudah pukul 16.00. Sudah setengah jam ia duduk di coffee shop, tapi orang yang ditunggu belum juga datang.

Gerimis, iya di luar lagi gerimis dan Tita suka. Dia suka ngeliat tetesan air hujan dan embun yang ada di jendela. Dia juga suka bau petrichor.

Ga jauh dari tempatnya duduk, ada dua orang yang sedang mengobrol.

"Kaya tau tapi siapa ya?" pikir Tita.

"Ra lo tau Dea ga?"

"Mantannya Dirga?

"Iya."

Mau ga mau, karena tempat duduk mereka bersebelahan jadi Tita dengar obrolannya.

"Kenapa emang?"

"Kemarin nge dm gue masa."

"Dm apa?"

"Ngajakin nonton, random banget ga sih Ra?"

"Dih dasar centil. Terus lo mau ga?"

"Engga lah males."

"Kalo lo mau cari cewe ya Yan jangan kaya Dea, masih banyak yang lain."

"Ya siapa juga yang lagi nyari cewe Ra?gue cuma bilang itu anak random banget."

"Ya siapa tau kan lo kelamaan jomblo jadi baper sama Dea."

"Sialan lo, gue ga semurah itu Ra!"

"Hah masa sih?"

"Udah ah ganti topik. Lo sama Edgar gimana?"

"Ya gitu-gitu aja sih Yan, gatau kenapa akhir-akhir ini gue bosen sama Edgar."

"Dih sok cantik banget lo Ra, bosen kenapa emang?"

"Anjir ga gitu Yan, ya gimana Edgar tuh suka ngatur terus cemburuan kaya malesin gitu loh."

"Ya lo bilang lah ga suka kalo diatur kaya gitu."

"Udah, tapi ya dasar sifat dia begitu jadi susah berubah."

"Ya putus aja."

"Gabisa, gue masih sayang."

"Dih, ribet banget hubungan lo. Lama-lama jadi bucin goblok lo nanti."

"Lo ngomong gitu karena lo belum pacaran Iyan! Coba lo punya pacar pasti paham, gue tuh cape sama hubungan gue tapi di satu sisi gue masih sayang sama Edgar."

"Terserah deh cape gue dengernya."

Lagi seru nguping yang curhat, akhirnya Lili datang.

"Tita! Yaampun Ta maaf banget telat."

"Gue udah setengah jam Li," ucap Tita sambil memutar bola mata.

"Iya iya maaf, tadi gue abis rapat dulu terus ya biasa macet juga di jalan, apalagi hujan kaya gini."

"Iyaa, yaudah duduk."

"Gimana rencananya?"

"Lo pesen minum dulu deh, haus pasti kan?"

"Hehe iya Ta, yaudah gue pesen dulu ya."

Ga lama, Lili balik lagi ke kursi tempat mereka duduk.

"Gimana Ta?"

"Gini, minggu depan kan gue ada acara di panti asuhan bareng anak radio, jadi lo bisa ga ambil kue buat Aira?"

"Oh, bisa kok, tapi ya lo ga lama kan di panti nya?"

"Jam 3 gue udah balik kok, nanti gue langsung ke cafe."

"Gue sama Aira ke cafe nya bareng berarti?"

"Ga, lo bilang ke Aira ketemu di cafe jam setengah 3. Nanti lo tungguin gue di indoapril depan cafe itu, jadi kita bisa masuk barengan ngasih surprise ke Aira."

"Oh gitu, oke."

"Lo kesini naik apa?"

"Dianter Jeff."

"Pulangnya juga?"

"Iya hehe, makanya lo cari pacar Ta biar ada yang nganter jemput."

"Gue juga bisa ko kalo mau dianter jemput."

"Sama sapee??"

"Ojol."

"Yeee." Lili mendorong pelan kepala Tita

"Eh Ta, lo nginep di kosan gue dong, ya ya ya???"

"Ajak Aira juga ya?"

"Okayyy, eh kayanya itu Jeff udah di depan deh. Gue duluan ya. Mau beli kado buat mamanya Jeff."

"Oke deh, dahh."

"Dahhh."

Mereka saling melambaikan tangan.

Tita menengok ke samping, ternyata Brian dan Dara belum pulang juga.

Tita merapikan tas dan mengeluarkan payung karena di luar masih gerimis.

Belum sampai pintu coffee shop, seseorang memanggil Tita.

"Mba, dompetnya jatuh."

Tita menengok ke sumber suara.

"Eh, aduh makasih Mba."

Dara tersenyum manis sambil memberikan dompet Tita yang jatuh.

"Ceroboh banget gue, makasih lagi ya Mba, duluan ya." Tita mengambil dompetnya dan berjalan ke luar.

🦊

"Ay, lo mau download apaan? Sekalian nih gue lagi buka laptop."

Sekarang mereka bertiga lagi di kamar Lili.

"Ehm, itu deh Goblin Ta."

"Drama lama donggg?"

"Iya, gue belum nonton."

"Okayy."

"Lo berdua tuh ya ngedramaaaaa terus, ga bosen?"

"Ga!" Tita Aira kompak menjawab.

"Cih."

"Eh minggu ini band gue tampil di River Side Cafe, nonton dong lo berdua!!"

"Jam berapa Ay?"

"Delapan malem yaaa okayyy??"

"Ga ah males."

"Awas ye lo Ta."

"Iyaa ntar dateng.... kalo inget."

"TITAAAA!!"

Tita, MaafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang