Chapter 3

2.3K 279 22
                                    

Meskipun sudah berjanji pada mew untuk menahan diri, dia tetap saja mendatangi gulf di kamarya.

Mew bisa marah, nanti. Tapi dia tidak peduli. Bagaimana mungkin dia tahan berdiam diri begitu saja saat pemuda yang sudah ditunggu-tunggunya sekian lama sekarang ada di rumah yang sama dengannya?

Dia berdiri di sudut ranjang, mengamati gulf yang tertidur pulas seperti bayi kelinci. Sejenak kemarahan menyelimuti hatinya, sampai kapan dia hanya bisa melihat gulf di saat pemuda itu sedang tertidur?

Mew harus cepat. Mereka sudah sepakat tentang gulf, padahal jarangsekali mereka berdua sepakat. Dia dan mew bertolak-belakang dalam segala hal.

Mew cenderung baik hati dan menggunakan cara-cara pintar untuk meraih tujuannya, sedangkan dia selalu menggunakan cara-cara licik --licik, bukan pintar-untuk mendapatkan apapun yangdia inginkan. Dan seperti yang mew katakan tadi, dia sangat kejam.

Tapi gulf adalah pemuda yang sudah menyentuh perasaannya. Mungkin pemuda itu sudah melupakannya, bahkan mungkin pemuda itu tidak menyadarinya, tapi kejadian dua belas tahun lalu itu tidak akan pemah dilupakannya. Pertemuan pertamanya dengan mew sekaligus hari dimana dia memutuskan akan memiliki gulf.

Mew harus memaklumi ketidaksabarannya, dia sudah menunggu selama dua belas tahun. Menunggu dan menunggu sampai gulf siap menjadi miliknya. Dan sekarang pemuda itu ada di depan matanya.

Dia mendekat, tangannya menyentuh pipi gulf dengan lembut.gulf bergeming, masih pulas, tidak menyadari ada sosok yang mengamatinya lekat di tepi ranjangnya.

"Kau milikku gulf,jangan lupakan itu."

_____

Gulf bermimpi. Dia berada di sebuah taman hiburan yang sangat ramai. Penuh dengan pedagang dan para orangtua yang menggandeng anak-anak mereka.

Suara musik dari berbagai stan permainan dan suara-suara manusia terdengar bercampur menjadi satu, riuh rendah di telinganya.

"Gulf,jangan ke situ." suara neneknya terdengar memperingatkan.

Gulf mengernyit.

Neneknya masih hidup? Dia menolehkan kepalanya dan mendapati neneknya berdiri di belakangnya, neneknya benar-benar masih hidup. Hidup dan tampak lebih muda.

Dengan bingung gulf mengamati sekeliling, dan menyadari kalau bukan dia yang dipanggil neneknya. Di sana berdiri seorang anak, mungkin 10 tahun, kurus, dan agak canggung. Itu adalah dirinya yang masih berumur 10 tahun!

"Jangan bermain terlalu jauh gulf, nenek tidak mau kamu tersesat, di sini sangat ramai." sang nenek menggandeng tangan gulf kecil. Lalu membawanya ke sebuah kursi kosong yang terletak di pinggir taman.

"Duduk di sini dulu, nenek akan membelikanmu es krim," kata neneknya sambil menunjuk stan es krim dengan antrian pembeli yang panjang, yang terletak kurang dari seratus meter dari tempat mereka,

"Jangan kemana-mana dan jangan berbicara dengan orang asing. Kalau ada apa-apa teriak saja, nenek pasti akan mendengarnya."

Gulf kecil mengangguk, tapi matanya memandang sekeliling dengan penuh semangat.

Gulf tetap mengamati dari kejauhan, kenangan ini masih terpatri samar samar di benaknya,kenangan saat pertama kali dia di ajak ke taman hiburan

Tiba-tiba gulf kecil melangkah turun dari kursi, dan mulai berjalan menjauh.

Gulf langsung panik,

Hey... Kemalilah, kau bisa tersesat!

Dengan gugup gulf menoleh ke arah sang nenek yang sedang antri di stan es krim, dia ingin berteriak tapi entah kenapa suaranya tidak keluar.

From The Darkest Side Mewgulf Ver - DISCONTINUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang