Chapter 7

1.7K 205 26
                                    

Debar di jantung Gulf makin kencang. Perasaan ini sama seperti perasaan seekor tikus yang terperangkap dalam cengkeraman kucing besar. Kucing itu tidak ingin memakannya dulu, dia lebih memilih bermain-main dengan korbannya, membuatnya kaku ketakutan, sebelum menelannya bulat-bulat. "Ti...tidak, saya hanya lelah.."


"Kau sudah tidur seharian ini, tidak mungkin kau lelah." Mew masih berbisik pelan di telinga Gulf. Lalu tanpa disangka-sangka, lelaki itu menunduk makin dalam, jemarinya menyingkap leher gaun Gulf sehingga menampakkan pundaknya yang rapuh. Dengan gerakan sensual yang mengancam, lelaki itu mengecup pundak Gulf, ringan bagaikan kupu-kupu, tapi membuat Gulf gemetaran, "Kau bisa menemaniku bercakap-cakap malam ini. Aku kesepian." Apakah lelaki ini mabuk? Gulf bertanya-tanya. Tubuhnya gemetar ketakutan. Ingin melepaskan diri, tetapi terhimpit oleh Mew di pintu. Dia takut lelaki ini berbuat kasar kepadanya, karena sepertinya lelaki ini dalam suasana hati yang buruk.


"Lepaskan saya Mew." Suara Gulf pelan, dan gemetar, tetapi dia berusaha terdengar tegas. Mew terkekeh pelan di belakang Gulf. Tetapi lelaki itu melangkah mundur satu langkah dan melepaskan Gulf. Membuat Gulf langsung menghembuskan napas lega merasakan tubuh Mew menjauh.


"Selamat beristirahat Gulf..."



Gulf tidak sempat mendengarkan lagi. Dia langsung membuka pintu ruang makan itu dan setengah berlari ke kamarnya. Dengan tergesa dikuncinya pintu kamarnya, lalu bersandar di pintu itu dengan ketakutan. Aura lelaki itu berbeda, ada nuansa kejam di sama. Mew yang di ruang makan tadi mirip sekali dengan Mew dalam mimpi Gulf beberapa waktu lalu.... Lelaki yang mengatakan bahwa namanya adalah „Tharn‟...


Gulf memandang ke sekeliling ruangan. Setelah memastikan bahwa pintunya terkunci rapat, dia melangkah ke ranjang dan duduk di sana dengan gelisah. Ini tidak bisa dilanjutkan. Dia tidak bisa tinggal di rumah ini. Ada sesuatu yang gelap dan misterius yang menghantui rumah ini. Membuatnya merasa diawasi, merasa tidak tenang setiap saat.


Gulf harus keluar dari rumah ini, dia mungkin bisa menemukan teman di daerah terpencil yang bisa menampungnya, jauh dari jangkauan para wartawan. Ya, sebesar apapun resikonya, Gulf merasa dia harus segera pergi dari rumah ini.




Ketukan di pintu kamarnya membuat Gulf terbangun dari tidur lelapnya. Dia membuka matanya dan mengerjap merasakan terpaan sinar matahari menyilaukannya. Astaga.. sudah jam berapa


ini? Sepertinya karena semalam dia lama tidak bisa tidur, dia bangun kesiangan. Dengan gugup dia duduk di ranjangnya. Ketukan itu terdengar lagi, membuat Gulf waspada. Dia memang sengaja mengunci pintunya, hanya sekedar berjaga-jaga atas ketakutan yang tidak bisa dijelaskannya.


"Siapa?"



"Ini Tong." Suara Tong sang kepala pelayan terdengar di luar, "Tuan Mew meminta saya memastikan anda baik-baik saja, karena anda tidak turun untuk sarapan."


"Saya.. saya baik-baik saja." Gulf merapikan rambutnya dan memastikan piyamanya rapi, lalu melangkah turun dari ranjang dan membuka kunci pintu. Tong tampak berdiri di sana dengan ekspresi datarnya.

From The Darkest Side Mewgulf Ver - DISCONTINUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang