Brak!Buku yang berjatuhan itu, berhasil membuat seorang gadis cantik menjadi marah. Bagaimana tidak? Ada yang menabraknya ketika dia membawa beberapa tumpukan buku dari perpustakaan.
"Woi, jalan tu pakai mata! Jangan pakai kaki," sarkas gadis itu sambil memungut buku di lantai. Sedangkan orang yang menabraknya hanya memasang muka datar tanpa ekspresi.
"Maaf." Hanya kata maaf yang di lontarkan oleh cowok tampan itu.
"Maaf? Dikira hari raya apa? Gak bantuin gue lagi. Ini mah namanya udah jatuh tertimpa cowok ganteng pula, tapi sayangnya kayak kulkas," ujar Pelangi sambil menumpuk buku yang sudah ia pungut dari lantai.
Ya, nama gadis itu adalah Pelangi Cinta Maheswara. Seorang gadis yang absurd, petakilan, dan dapat dibilang sedikit tomboi.
"Bantuin gue napa Bang! Gue capek tahu. Udah dihukum, ditabrak tapi cuma didiemin, kayak dia aja yang ngilang pas gue lagi sayang-sayangnya. Loro atiku ck!" ceros pelangi panjang lebar. Sedangkan cowok yang memasang wajah bodoamat itu hanya mengangkat alisnya ke atas.
'Gila nih cewek,' batinnya.
Cowok itu tanpa sepatah kata langsung meninggalkan Pelangi yang sedang mendumel tidak jelas. Pelangi yang menyadari akan hal itu langsung saja menghentakkan kakinya ke lantai.
"Cowok kulkas! Sial banget hari ini. Kalau dilihat-lihat sepertinya dia murid baru. Ah, bodoamat gue harus bawa ni buku ke kelas sebelum Pak Maman Sukirman marah. Kalau marah bisa barabe," ujar Pelangi kemudian pergi menuju kelas XI-IPA2.
***
"Selamat pagi pagi anak-anak," ujar Pak Maman yang datang bersama seorang cowok yang tadi menabrak Pelangi.
"Selamat pagi Pak," ujar semua murid dengan serempak.
"Hari ini kita kedatangan murid baru. Dia pindahan dari Bandung. Silahkan perkenalkan dirimu Nak!"
"Yaampun ganteng banget sih makhluk Tuhan satu ini."
"Calon imamku."
"Aku mau dong Bang di halalin."
"Rahimku anget ya Tuhan!"
Begitulah teriakan kaum hawa ketika melihat cowok itu. Sedangkan cowok itu hanya memasang ekspresi datar tanpa membuka suara.
***
"Sopo sing kuat nandang kahanan ...
sopo sing ora kroso kelangan di hukum pas laper-lapernya pas lagi capek-capeknya Pak Maman emang garang. Asik-asik Jos." Begitulah lagu yang Pelangi latunkan dengan mengubah asal liriknya untuk melampiaskan hukuman yang ia terima. Untung saja keadannya sepi, karena sudah masuk jadi tidak ada yang mendengar suara cempreng milik Pelangi.Begitulah Pelangi, anak yang terkenal absurd tanpa beban di hidupnya. Meskipun dia absurd tapi dia murid yang dibanggakan oleh semua guru-guru. Pelangi memang pintar, sudah banyak lomba yang ia juarai hingga membuat sekolahnya dikenal banyak orang.
***
"Nama saya ...." Ucapan cowok itu terpotong ketika pintu ruang kelas terbuka.
Ceklek!
Pintu ruang kelas terbuka menampakkan pelangi yang sedikit cengo karena melihat cowok yang telah menabraknya tadi.
"Eh, Pak Maman." Pelangi sedikit barbasa-basi untuk membuat Pak Maman agar tidak marah kepadanya.
"Ambil buku lama banget. Dari mana saja kamu Pelangi!"
"Hmmm, anu Pak." Pelangi menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sambil mencari alasan yang tepat agar Pak Maman tidak memarahinya.
"Anu Apa?"
"Anu ... semua ini gara-gara cowok ini," ujar Pelangi sambil menunjuk cowok yang telah menabraknya tadi.
"Gak usah melempar kesalahan kamu pada orang lain!"
"Beneran Pak, gara-gara ni cowok kulkas. Tadi dia nabarak saya. Eh, gak mau tanggung jawab main kabur gitu aja. Kan hati Pelangi jadi galau ditinggal Babang ganteng heheh," ujar Pelangi sambil menampakkan deretan giginya yang rapi.
"Pelangi!"
"Cinta Maheswara," lanjut Pelangi dan berhasil membuat Pak Maman menggeram kesal.
"Wah cari perkara aja tu Pelangi."
"Benar-benar bar-bar tu anak," ujar Siska dan Wulan---sahabat Pelangi.
"Letakkan buku yang kamu bawa ke meja sini setelah itu kembali ke tempat duduk kamu!" gertak Pak Maman tapi tidak membuat Pelangi takut sedikit pun.
"Iya, Pak Maman ganteng."
"Gak usah puji saya kayak gitu!"
"Pak Maman galak kayak singa jantan," lirih Pelangi sambil tersenyum sedikit.
"Pelangi!"
"Maaf Pak, baik-baik saya akan ke hati Babang ganteng ini, eh maksud saya ke tempat duduk saya." Kemudian Pelangi kembali ke tempat duduknya. Sedangkan Pak Maman hanya menggelengkan kepalanya.
"Maaf ya Nak, ada gangguan sedikit. Sekarang perkenalkan dirimu!"
Cowok itu hanya mengangguk tanpa mengeluarkan suara. Benar-benar kulkas.
"Perkenalkan teman-teman nama saya El Givan Mahendra saya pindahan dari bandung," ujar El dengan nada cool-nya.
"Yaampun hatiku cenat-cenut denger suaranya."
"Oksigen Mak."
Lagi-lagi kaum hawa yang ada di kelas Pelangi menjerit bak orang kesurupan.
"Diam kalian semua!" bentak Pak Maman sambil berkacak pinggang.
"Sekarang kamu boleh duduk El, di samping Pelangi," ujar Pak Maman.
"Uhuk! Uhuk!" Pelangi terbatuk, air yang diminumnya muncrat ke luar ketika Pak Maman menyuruh El untuk duduk di sampingnya.
"Yah, kenapa sama Pelangi?"
"Sama saya saja Pak."
"Gagal deh."
"Sudah kalian semua diam!" seketika semua murid kicep mendengar gertakan dari Pak Maman.
"Pelangi kenapa kamu batuk kayak gitu?"
"Keselek Pak."
"Siapa suruh kamu minum? Ini belum waktunya istirahat. Gak sopan banget."
"Kalau saya sopan berarti nanti Bapak gak punya kerjaan dong buat marahin saya. Kalau Bapak gak punya kerjaan gak punya duit gak bisa makan. Kalau gak bisa makan nanti mati," ujar Pelangi dengan santainya. Sedangkan teman-teman Pelangi hanya tertawa menanggapi sifat Pelangi yang absurd.
"Pelangi Cinta Maheswara!" gertak Pak Maman yang wajahnya sudah berubah menjadi merah.
To be continue ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Untuk El ( Sudah Terbit )
Teen FictionMenceritakan kisah Pelangi dan El. Pelangi yang memiliki sifat absurd, periang, dan petakilan berusaha mendekati El yang memiliki sifat dingin dan cuek. Segala cara Pelangi lakukan agar bisa dekat dengan El, tapi El justru membenci Pelangi tanpa se...