"INDO! MALAY! PHIL! JANGAN GANGGU IHH, NGGGG! PERGI JAUH - JAUH! ERHH!"
Terdengar teriakan Singapore yang menggelegar ke seluruh rumah. Walaupun begitu, trio MaPhilIndo tetap saja tertawa dan berlari meninggalkan Singapore.
Kenapa sih Singapore kurang kerjaan banget, neriakin orang yang nggak bakal kapok digituin, cuman habis - habisin suara. Sebenarnya mungkin author juga esmosi kalau digituin.
Bayangkan kalian lagi pingin fokus ke kerjaan yang menumpuk, 3 makhluk absurd nempel pingin ikut ke kamar. Numpang ngadem katanya. Setelah itu, dokumen - dokumen penting berupa kertas terkena tumpahan milo (kalian tahulah siapa).
Biar nggak stress, Singapore yang masih bisa sabar pun memindahkan kerjaannya ke komputernya. Pas paragraf terakhir mau selesai, pipinya dicolek - colek sama Phil sambil ngebandingin dengan pipi miliknya.
Dan yang terakhir..
..kalimat yang terakhir..
komputernya mati karena dilepas colokannya sama Indo yang mau ngecas hpnya.
Di situ putuslah urat sabar Singapore. Untung aja Brunei udah setia disampingnya sambil memijat pundak Singa yang tegang, dan lama - lama mulai rileks.
"Sudahlah kalian makhluk ciptaan Tuhan (kok jadi keinget lagu pelangi ya?), pergilah kalian mencari kegiatan yang bermanfaat" ucap Brunei tanpa menyadari bahwa mereka sudah pergi meninggalkannya daritadi.
Brunei yang sadar kalau ia berbicara kepada angin secara tidak langsung mengangkat tangannya dari pundak Singa. Singapore yang menyadari hal tersebut langsung menarik tangan Brunei dan meletakkannya di pundaknya. Tentu saja Brunei paham dan membantu salah satu 'saudaranya' itu.
Sementara itu..
[Di depan jendela]
"Brunei mau aja dijadiin babu.."
"Salah, itu dijadiin tukang pijit namanya"
"Gunakanlah bahasa yang sopan seperti pembantu dan orang yang memijit gaes.."
Kalau ada 3 orang begitu, selain trio MaPhilIndo siapa ya? Trio Tuyul (Kamboja, Myanmar, dan Laos) jawabannya. Mereka ngelihat dari jendela kamar Singapore. Padahal kan kamar Singapore di lantai dua.. Tapi tidak ada yang mustahil bagi mereka.
Tadi mereka di suruh bersihin semua jendela kamar dari luar sama Thailand. Tanpa banyak babibu mereka segera menarik Vietnam sebagai penanggung jawab nyawa mereka. Mereka bertiga di ikatkan tali dan Vietnam harus mengawasi mereka dari atap rumah sambil mengatur - atur talinya (tahulah kalian yang biasanya di film - film gitu), tapi, berhubung mereka kekurangan modal, mereka cuma bisa menggunakan tali rafia yang dililit - lilit.
Peduli apa toh Vietnam dengan mereka. Tapi dia nggak mau sampai mereka bertiga mati. Mati satu tumbuh seribu kan? Kalau mati tiga? Tiga ribu dong. Siapa yang mau ngurusin 3.000 Laos, Myanmar, dan Kamboja?
"Yang bersih, kalau bisa pikiran dan hati kalian juga! Pakai deterjen sekalian!" teriak Thailand dari bawah. Jangan sampai papa Asean marah karena melihat cara mereka yang ekstrem dalam membersihkan rumah.
"YOI!!"
Di kamar,
"Ku cinta.." -Malaysia
"Aku terpana.." -Filipina
"Pesona kamar tiduuurrr.." -Indonesia
Tiga negara ini tidak membantu ternyata! Tidak mengejutkan.
Mereka memang selalu kabur kalau di suruh piket, apalagi kalau di suruh bersihin kamar mandi. Males katanya.
"Aku bersyukur menjadi diriku.." -Phil
"Aku bersyukur punya saudara berasa teman.." -Indo
"Aku bersyukur menjadi orang yang masih waras di tengah kegilaan saudara - saudara ku.."
.'.'.'.'.'.'.'.'.'.'.'.'.'.'.'.'.''.'.'.'.'.'.'.'.'.'.'.
Abaikan chapter ini yang absurd dan gaje banget. Cuma pingin update tapi ide dan tangan malas malasan. Jadi begitulah..
Adanya ide untuk updat ecerita lain sih..
Karena itu maafkan Ra yang membuat chapter ini masuk ke notif kalian.. Ra juga lagi sibuk ngurusin kucing dan belajar untuk ujian.. Maafkan lagi kalau lama updatenya dan sekali update gaje.
Apapun itu, Ra sekarang lagi buat buku baru. Hitung - hitung melatih bahasa inggris lah..
Assalamu'alaikum,
Zebranyasar2008
KAMU SEDANG MEMBACA
.•♫•♬•Tangisan Ibu Pertiwi•♬•♫•. (ᴄᴏᴜɴᴛʀʏʜᴜᴍᴀɴs)
FanfictionKulihat Ibu Pertiwi ~ Sedang bersusah hati ~ Air matanya berlinang ~ Mas intannya terkenang ~ Bunda! Ayahanda! Dapatkah kalian dengar rinduku memanggil namamu..? Balik yah! Bunda! Nusa rindu..! Sehat sehat ya di sana, doakan agar Nusa bisa menjad...