💌
*_Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya_*
***Namaku Fatimah Azzahra. Nama yang sangat cantik, diberikan oleh kedua orang tuaku tepatnya 20 tahun yang lalu.
Pemberian nama ini tentu tidak hanya sekedar kata-kata, tetapi memiliki makna yang sangat indah.Siapa yang tidak kenal dengan sosok mulia Fatimah Azzahra. Puteri kesayangan Rasulullah Saw yang cantik jelita, akhlak dan kepribadiannya merupakan teladan bagi seluruh wanita penghuni surga.
Sosok mulia itulah yang diharapkan umi dan abi melekat pada diriku dan Aisyah adikku. Tak hanya sekedar berharap, umi dan abi juga mendidik kami dari kecil dengan agama yang bagus, bahkan umi dan abi sangat marah apabila kami telat dalam melaksanakan salat 5 waktu.
~~
Memasuki usia kepala dua merupakan usia dimana jiwa mudaku bergelora, apalagi kalau tidak tentang hubungan lawan jenis.
Aku mulai menyukai lawan jenis seperti remaja seusiaku pada umumnya, yaitu pada umur belasan tahun, tapi syukur Alhamdulillah aku masih membentengi diriku untuk tidak pacaran bahkan sampai sekarang.
Pacaran setelah menikah merupakan prinsip yang selalu aku pakai.2 minggu yang lalu, ada seorang ikhwan yang mampu menggetarkan hatiku dengan lantunan Alquran nya. Yusuf Mahardika Putra Itulah nama yang diberikan orang tuanya. Yusuf hampir memenuhi kriteria pendamping hidupku, tampan seperti Nabi Yusuf (dalam imajinasiku), pintar, suaranya merdu ketika mengaji dan Saleh tentunya.
Aku sering kali dipertemukan dengan Yusuf ketika mengikuti kegiatan majelis ilmu agama. Pertemuan itu tentu menumbuhkan benih-benih Cinta Di Dalam Hatiku. Seketika aku menyadari hal itu aku berupaya untuk secepatnya beristighfar dan merenungi bahwa apa yang telah aku lakukan merupakan kan zina hati.
Tapi itu hanya bertahan untuk sementara waktu, ketika aku bertemu lagi dengan Yusuf, benih-benih itu muncul lagi. Hingga suatu ketika Yusuf mengirim mengirimiku Sepucuk Surat. Inilah isi surat tersebut,''Assalamualaikum wr.wb Ukhti Perkenalkan nama saya Yusuf Mahardika Putra
Maafkan atas kelancangan Saya telah menulis surat ini
Saya berniat untuk menjadikan Ukhti sebagai pendamping hidup saya
menjadi ibu untuk anak-anak saya
Nanti jika diperkenankan saya akan datang menemui kedua orang tua Ukhti hari Jumat depan dan jika Ukhti dapat menyambut niat baik saya maka saya tunggu balasan dari Upi secepatnya. terima kasih.Tertanda
Yusuf Mahardika PutraSurat yang baru kubaca dan belum lepas dari genggaman ku ini mampu membuat dadaku bergetar dan seluruh tubuhku Berkeringat dingin. Benarkah ah pria yang aku idam-idamkan belakangan ini telah melamarku menjadi pendamping hidupnya? Jangan-jangan ini cuma mimpi, aku mencoba menarik pipiku.
" Awww... Astagfirullah, sakit" ujarku kesakitan. Ternyata Ini bukan mimpi. Yusuf benar-benar akan melamarku. saja aku sangat bahagia dengan lamaran Yusuf dan segera akan aku sampaikan niat baik tersebut kepada Umi dan Abi, karena mereka berhak tahu tentang hal ini.
" Umi, Abi ada seorang ikhwan yang mengirimi surat kepadaku dan berniat melamar aku menjadi pendamping hidupnya" ujarku kepada Umi dan Abi sembari menyodorkan surat dari Yusuf titik setelah membaca surat itu Abi Langsung angkat bicara,
" nak, pernikahan itu bukanlah perkara main-main. Menikah tidak hanya tentang suka, menyayangi, hadir menemani, dan memberikan tempat bersandar, namun menikah itu menanyakan tentang apa yang kita persiapkan ketika menjalani hidup setelah pernikahan" ujar Abi sambil menatapku dengan tajam dan kemudian melanjutkan lagi nasehatnya kepadaku.
" Carilah pasangan yang baik agamanya, gimana kehadirannya mampu membawamu lebih dekat kepada Allah, jika agamanya sudah baik maka apapun masalah yang menimpa rumah tangga nanti akan mampu dihadapi. Abi tidak tahu sosok seperti apa yang telah melamarmu ini, tapi Abi menghargai caranya langsung melamarmu tanpa pacaran sekarang Fatimah salat istikharah, dan meminta kepada Allah yang terbaik apakah watini baik untuk jadi pendampingmu atau tidak" ucapan ayah Ah tidak tidak lepas dariku.
Umi Tidak berkomentar apapun, Umi hanya mengangguk pelan seakan-akan setuju dengan apa yang dituturkan Abi.
" baik Abi, umi Terima kasih telah membimbing Fatimah. Fatimah tinggal ke kamar dulu ya um, Abi Assalamualaikum" ujarku Seraya menyalami tangan Abi dan Umi.
Setibanya di kamar pikiranku berkecamuk, disatu sisi aku berpendapat apa yang dinasehatkan Abi itu benar. Pernikahan bukanlah perkara suka dan nyaman, tapi di lain sisi hatiku mengatakan bahwa ini yang aku inginkan, dengan lelaki yang belakangan ini mampu menggetarkan hatiku dengan sangat hebatnya titik lelaki itu tidak sekedar ingin dekat denganku Tetapi malah berniat melamarku dan ingin menjadikan aku pendamping hidupnya. Ketika aku masih berkutat dengan pikiranku tiba-tiba Umi masuk dan duduk tersenyum manis sambil membelai kepalaku.
" Apakah Fatimah menyukai ikhwan itu? " tanya Umi kepadaku lembut.
" Iya umi" jawabku singkat."
Fatimah tahu tidak bedanya suka sama sayang? " pertanyaan Umi barusan membuatku heran, kenapa Umi menanyakan itu. tertentu saja kedua hal itu tu Bedanya cuma terletak pada redaksi kata."Sama Umi, kenapa Umi bertanya begitu" Tanyaku pada Umi dengan penuh keseriusan. " "Begini nak, apa ya Fatimah jawab tidak sepenuhnya salah, tetapi kurang tepat. Suka dan saya mempunyai makna yang berbeda. Sayang lebih dalam maknanya daripada suka. ketika fatimah menyukai seseorang belum tentu Fatimah menyayanginya. Sayang itu bertahan lama dan orang yang menyayangimu nanti tidak akan mau menyakitimu nak.
Fatimah harus mampu mengarahkan perasaan Fatimah dan coba dipahami lebih dalam Apakah suka yang Fatimah rasakan sekarang adalah sebuah rasa sayang atau cuma sekedar suka karena nafsu "ujar Umi sambil tersenyum dan berlalu pergi meninggalkan kamarku.Malam ini, aku berpikir keras lebih dari hari-hari sebelumnya titik perkara ini ternyata lebih berat daripada tugas kuliah dan skripsi yang telah aku lalui.
Jam 03.00, alarm ku berbunyi seperti biasanya, aku membangunkan diriku untuk segera menghadap Allah aku ambil wudhu dan ku tunaikan salat tahajud serta salat istikharah seperti yang disarankan oleh Abi.
Di sepertiga malam itu aku curahkan semua keluh kesahku kepada sang pencipta, butiran air mata menjatuhi pipih dan sejadah ku. Aku sungguh di lemah dengan lamaran yang ditujukan Yusuf kepadaku aku takut salah dalam mengambil tingkah, Benarkah Yusuf baik untukku, pertanyaan itu selalu menghantui pikiranku. Aku tahu sekilas tentang Yusuf cuma dia lelaki yang sholeh dan semua hal tentangnya menarik perhatianku Oma namun Apakah itu menjamin dia mampu membimbing dan mengayomi ku nanti setelah pernikahan.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Genggam Cintaku Bersama Allah
RomanceKisah percintaan seorang gadis bernama Fatimah Azzahra, berasal dari keluarga yang sangat paham akan agama. Dirundungi berbagai masalah percintaan dimulai dari proses ta'arufan yang tidak berujung ke pelaminan, ikhwan yang melamarnya tidak disetuju...