C17. Kentut Itu Suara Musik, Bukan?

33 12 5
                                    

Pastinya kematian bukanlah hal yang membahagiakan, bukan? Siapa yang suka kematian? Tidak ada selain Hades (sebab jika ada jiwa yang mati, maka tandanya temannya akan bertambah juga). Menjadi dewa bawah tanah tidaklah enak. Sungguh. Hades sendiri saja tidak suka. Bau busuk menyeruak menusuk hidung setiap detiknya. Walau hidung Hades sudah terbiasa, ia tetap saja tidak suka aroma tersebut. Namun, ia suka kematian seseorang. Katanya, semakin banyak yang mati, alam bawah tanahnya jadi semakin ramai.

Well, mari tinggalkan Hades, kematian dan alam bawah tanah. Sebab di lapangan utama, sudah ramai sekali dengan seluruh warga Delusion yang hadir. Ya, hadir dalam upacara pengorbanan hukumannya wajib bagi seluruh Delusion. Berbeda dengan anak-anak di bawah 15 tahun, mereka tidak boleh datang sama sekali (sebab dapat membahayakan pikiran). Siapa sih yang tidak takut melihat banyaknya nyawa tergeletak mati di depan mereka? Tentu tidak ada selain---hm, ya, beberapa orang yang gila, mungkin.

Upacara pengorbanan ditandakan dengan kehadiran Perseus, rasi bintang yang berada di belahan utara. Rasi ini merupakan salah satu rasi dari empat puluh delapan rasi bintang ptolemy. Juga satu dari delapan puluh delapan rasi bintang modern. Selain itu, rasi ini memiliki bintang variabel terkenal. Yaitu Algol (β Per), dan juga tempat dari hujan meteor tahunan Perseids. Jika sudah terlihat bintang Algol di langit-langit Delusion, maka tandanya upacara pengorbanan sudah akan dimulai.

Seluruh murid 1A sudah memakai zirah mereka masing-masing. Bersiap untuk bertanding. Namun, tidak sedikit yang mengalami kesulitan, sebab baju zirah mereka sangat merepotkan sekali. Besar, berat dan sedikit sulit dipakai (padahal mereka yang mendesainnya sendiri). Tetapi jika sudah masuk ke dalam tubuh, baju zirah 1A akan mudah digerakkan, seperti memakai baju biasa. Well, setiap kelas berbeda pakaian zirahnya, mereka membuat, dan mendesain baju zirah masing-masing untuk kelas mereka.

"Aduh! Ini di mana tempat agar aku bisa melihat, sih? Gelap sekali!" Suara cempreng yang berasal dari Aksan. Pemuda itu kesulitan melihat pemandangan akibat atribut pakaian zirah yang rumit. Repot sekali.

Warna putih menjorok ke abu-abu menjadi ciri khas baju zirah kelas ini. Sedikit mewah dan merumitkan jika dilihat dari luar. Namun, jika sudah digunakan, pakaian zirah mereka dapat diandalkan. Sulit untuk menembus pakaian zirah ini. Well, lagi-lagi semua tergantung pada keberuntungan, seperti yang dikatakan Athena kemarin. Sekalipun pakaian zirah melindungi tubuh, tetap saja ketangkasan dan strategi yang harus diutamakan. Terlebih jika lawannya adalah monster yang tidak memiliki belas kasih. Ck, jangan berharap pakaian zirah saja dapat melindungi.

Zean menghela napas, membantu Aksan memakai zirah dengan benar. "Ini agak tarik ke atas agar matamu dapat melihat. Kalau seperti ini, bagaimana cara kau akan bertarung? Bisa-bisa kau langsung mati tanpa melakukan perlawanan."

Sedikit kesal dengan jawaban Zean. Namun, Aksan memilih diam dan menyahut, "Hmm."

Jika para murid laki-laki tengah berlatih dan mengobrol sembari menunggu konfirmasi untuk naik ke atas panggung. Berbeda hal dengan para gadis, mereka justru sudah siap sedari tadi. Saat ini, semua sibuk berfoto sana, foto sini. Mengabadikan kenangan, yang mungkin dapat menjadi foto terakhir mereka bersama. Duh, sedihnya.

Agha merekam tingkah lucu Arai dan Olivia. Kedua gadis itu tengah bertingkah konyol. Arai secara sengaja menarik penutup kepala pakaian zirah Olivia, sehingga gadis itu tidak dapat melihat apa pun. Arai berlari menjauhi Olivia yang mengejarnya, sedangkan Agha sudah siap merekam sejak awal mereka bertengkar. Agha sengaja merekam semua kegiatan sebelum pertarungan berlangsung, ia ingin mengenang semua lebih banyak. Wajah teman mereka, tawa, tingkah konyol. Ah, semua. Ya, semua tanpa terkecuali.

Dalam kamera yang ia genggam, terdapat banyak kenangan yang sudah terekam di sana. Baik itu kenangan dalam kelas, ektrakurikuler, sampai ke acara penting kemarin-kemarin. Sudah biasa Agha melakukan hal ini. Gadis itu biasanya diam dan tak banyak bicara. Namun, ia selalu membuat temannya senang karena rekaman yang ia abadikan. Rekaman yang menjadi kenangan terakhir untuk orang-orang tertentu, nantinya.

The Tale of CynoenixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang