Tepatnya pada hari Senin yang cerah ini, di bawah terik sinar mentari, para Delusion dan beberapa dewa merayakan sebuah pesta besar atas kehadiran Griffin yang telah menjaga mereka selama berpuluh-puluh tahun. Tidak. Bukan kelahiran, karena kelahiran makhluk mitologi yang satu itu tidak dapat dideteksi. Hanya hari perayaan yang ditetapkan sendiri oleh Dewa Hephaestus untuk Griffin, penjaga Delusion.
Griffin sendiri merupakan makhluk dengan tubuh singa dan kepala serta sayap elang. Berasal dari dataran Hiperboreia. Disebutkan bahwa sebagai burung terbesar dan simbol kekuatan besar, menjadikan makhluk ini sangat sakral untuk dewa Apollo. Selain itu, Griffin juga merupakan hewan penjaga matahari. Griffin mampu berinteraksi dengan manusia serta sedikit berbicara manusia saat ia ingin saja. Itupun berkat percikan keajaiban yang diberikan beberapa dewa padanya.
Dalam seribu tahun terakhir, Griffin amat digemari sebagai lambang keluarga. Seorang ahli ilmu perlambangan berkata, "Griffin amat populer, karena banyak memiliki sifat baik dan rupanya tidak memiliki sifat buruk. Sifat baiknya antara lain kewaspadaan, keberanian, dan kekuatan." Itulah mengapa Griffin dipercaya untuk menjaga Delusion dari para iblis dan makhluk mitologi lainnya yang jahat.
Orang tua dan anak pun dipertemukan secara mendadak di pesta ini. Namun tidak lama karena tempat anak dan orang tua dipisahkan. Pesta dimulai saat Hephaestus memulai pidatonya. "Baiklah, untuk merayakan pesta besar kita, mari kita sambut Dewa Agung yang sudah membuat dunia ini, Dewa Zeus."
Zeus tiba-tiba hadir membuat semua netra yang melihat hanya mampu terdiam karena kagum. Dengan gagah ia tersenyum simpul untuk menyapa para kaum Delusion. "Dewa Zeus benar-benar keren!" Itu adalah suara Clarie yang membisik pada temannya, Alina.
Olin yang mendengar pun mengangguk setuju. "Tentu saja keren, dia adalah Bapak para dewa setelah ayahnya."
Claude yang mendegar ada sedikit keributan akhirnya menegur dengan berpura-pura batuk untuk menyadarkan beberapa gadis tidak sopan ini. Ada yang sedang berpidato bukannya mendengarkan malah bergosip. Dasar para gadis.
"Nikmatilah pesta ini!" Sekiranya itu adalah kalimat terakhir yang Zeus katakan, sebelum akhirnya ia terbang, pergi kembali ke Gunung Olimpus dengan para pengawalnya, karena banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan.
Pesta benar-benar dimulai saat musik menggema keras. Semua bernyanyi riang dengan penuh kebahagiaan. Bahkan hewan-hewan yang tadinya berada di kandang ikut dilepaskan. Tentu saja karena ini adalah pesta Griffin, maka teman hewannya harus datang, dong. Itulah mengapa banyak hewan disekitar pesta ini yang ikut menari dengan gembira. Hewan-hewan di sini sangat sopan, tidak membuat keributan dan tetap patuh menuruti perintah. Aster bahkan sudah berlari ke sana-kemari karena kelewat senang dengan banyak hewan yang datang ke pesta ini. Well, dia pecinta hewan. Ayam, bebek dan hewan lainnya ikut bersenang-senang.
Saat tengah sibuk bergoyang riang, tiba-tiba seluruh siswa Academy Mi Casa World dikejutkan atas kedatangan Tara dengan baju yang sangat aneh. Ia memakai baju tradisional dari negara Indonesia, tepatnya bumi yang disinggahi manusia. Semua tertawa melihat kekonyolan Tara yang menggelitik perut.
Gibran berjalan mendekati gadis itu. "Hey Tara, kau tengah sakit, ya?"
Tara mendengus sebal. "Tidak, tuh. Aku tidak suka pakaian kalian, terlalu terbuka." Tara berjalan meninggalkan Gibran, gadis ini datang ke tempat teman-temannya berkumpul. Ya, tentu saja perkumpulan gadis kelas 1A.
Melihat Tara yang kesulitan dengan bajunya, Yuna bertanya, "Kau pakai baju apa, Tar?"
"Ini kebaya. Baju tradisional khas negara Indonesia," jawab Tara sembari mengibaskan rambutnya yang ia gerai.
Odite tersenyum simpul. "Kau tampak sangat menonjol. Apalagi warna bajumu adalah kuning."
"Benar sekali. Apa kau tidak kesulitan dengan rok panjang yang terlihat sempit itu?" tanya Kaka terlihat geram dengan baju yang Tara gunakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tale of Cynoenix
Fantasía(Complete) ❝ Lemah sama dengan mati. Kuat sama dengan bertahan. ❞ Kegilaan mulai terjadi tatkala sebuah tragedi datang menyapa Delusion. Duka atas kepergian teman kembali bangkit, menumpuk rasa takut yang kian menggunung tinggi. Malapetaka yang tida...