🚨Warning typo
Di tengah hiruk pikuknya keadaan rumah sakit terlihat seorang pria dengan setelan khas seoramg dokter baru memasuki area UGD
Semua mata tentunya berpusat pada pria itu terlebih dia terlihat lebih Gagah jika mengenakan pakaian Surgery
''Hai Dok''sapaan tersebut mendapat senyuman dari orang tersebut, ia terus berjalan kedepan dan menuju bagian administrasi
''Dokter Wirya sudah datang belum Man?''
''Belum Dok,tadi sih dia ngehubingin Anggi katanya dateng telat soalnya istrinya sakit terus anak bungsunya gak ada yang jaga gitu katanya''Juna mengangguk yah bisa dibilang resiko dokter Residen kalau gini
Suara dering telfon berbunyi juna berinisiatif mengangkat telfon terebut
''Rumah sakit Adrestia''
''...................''
''Hah oke kirim korban kesini''
Sambungan segera terputus,terlihat wajah panik dari wajah Juna sesaat setelah menerima panggilan tersebut
''Manda segera telfon Dokter Wirya suruh datang segera ada kecelakaan ditol korban ada 8 orang bilang CITO''
''Anggi telfon Bedah ortopedi bilang ada kecelakan dan ada 5 orang yang mengalami patah tulang rusuk dan kaki''
''Baik Dok''
Juna segera mengeluarkan ponselnya dan menekan nomer seseorang yang entah ada dimana
''Ren kamu dimana?''
''Di kantor Dokter Muhsab kenapa?''
''Kamu bisa bantu aku?ini darurat''
''Kenapa Jun?''
''ada kecelakan di Tol semua pasien sedang menuju kemari dua di antara lansia dan enam sisanya dewasa, aku takut jika pasien mengalam PTSD, kamu bisa?''
''Oke aku akan kesana membantu''
''Makasih Ren'' sambungan dimatikan entahlah masih pagi sudah sibuk saja
''Muklis'' Juna memanggil seorang Bruder
''Panggil Dokter Devan sama Anto suruh siapin ruang oprasi kalo mereka tanya ada kecelakan di tol korban 8 orang''
''Siap Dok''sang Bruder segera menjalankan apa yang Juna katakan Sebagai Dokter Spesialis bedah Trauma sebenarnya Juna dapat melakukan apapun hanya saja ia masih Residen dan pasti masih terkekang dengan aturan rumah sakit
Tak menunggu terlalu lama tim medis yang membawa para korban tiba dirumah sakit beberapa dokter intern UGD dan juga Bedah Trauma segera berlari menuju pasien
Terdengar suara rintihan dari beberapa pasien yang masih tersadar, Juna segera menangani pasien dengan benturan didada, Juna sangat teliti dalam menangani pasiennya ini
''DOKTER JUNA PASIEN LANSIA MENGALAMI TAMPONANDE JANTUNG'' inilah yang Juna takut hal yang paling ia tidak suka disaat seperti ini
''Aku yang tangani!!'' Disaat yang bersamaan Iren muncul dan langsung membawa pasien menuju ruang oprasi, ia sedikit bisa bernafas lega karna ada Iren
Waktu terus berjalan dan kini arah jarum jam sudah menunjukan pukul 17:30 matahari sudah kembali keperaduannya dan hanya menyisakan sedikit cahayanya
Juna duduk di bangku taman rumah sakit, merilekskan semua anggota tubuhnya yang terasa Kaku karna mengoprasi tiada henti ditambah Pasien dengan PTSD juga bertambah satu
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan Pink
Fanfictiongimana sih kehidupan di kosan Campuran? apa sesuai expetasi atau tidak? mari kita lihat bersama Bangtan Velvet 🚨bagi yang suka tolong tinggalkan jejak dengan Vote dan komenya ya, supaya penulis bisa giat updatenya🚨