Chapter 6

5.5K 209 4
                                    

Setelah insiden Arsen menciumnya membuat Lily terkadang diam-diam memandang Arsen. Meski tuannya itu selalu memarahinya dengan kata kata kasarnya tak membuat perasaanya kepada tuannya berkurang. Iya, Lily mulai mencintai tuannya itu. Entah bagaimana perasaanya tiba tiba mencintai tuannya yang sudah memiliki istri tetapi hati tidak bisa dibohongi bahwa ia mencintai tuannya itu.

Seperti saat ini Lily diam diam menatap tuannya yang sedang duduk bersama nyonya Sarah dengan tatapan sedihnya karena sampai kapan pun ia tak bisa bersama tuan Arsen. Lily sadar diri..

"Lupakan. Kau akan menjadi pihak yang tersakiti." suara datar Jessika membuat Lily terkesiap, dengan raut wajah pias Lily menatap Jessika yang menatapnya datar.

"Ap-a maksudmu..." gugup Lily pura-pura tak mengerti membuat Jessika berdecih sinis.

"Kau tau apa yang aku katakan. Kau wanita polos dan baik, jangan sampai kau terjebak dengan nya." Jessika berkata seraya berlalu. Lily mencerna semua ucapan Jessika yang penuh teka teki itu. Terjebak? Apakah dia mengetahui bahwa dirinya mulai mencintai tuan Arsen?

Wajah Lily memucat memikirkan Jessika akan memberitahu Arsen dan Sarah. Pikiran buruk memenuhi otaknya, amukkan Nyonya Sarah dan makian dari tuan Arsen yang dengan lancangnya mencintai Tuan Arsen membuat nya ketakutan.

"Apa yang harus aku lakukan." paniknya sekaligus takut.

Dirinya tak mau membuat masalah dirumah ini terlebih bibi Monica juga akan terkena imbasnya saat dirinya terkena masalah.

****

Dikamar yang cukup besar sepasang suami istri sedang bercumbu mesra. Meski sang wanita hanya duduk dan sang pria yang menggerayangi wanita itu siapa lagi kalau bukan Arsen dan Sarah. Arsen yang melumat sepasang bukit kembar Sarah dengan gairahnya bahkan mereka sudah telanjang tak memperdulikan udara dingin hinggap di tubuh polos mereka. Dirinya sudah tak bisa membendung hasratnya lagi lalu menatap Sarah dengan gairah dan kesedihan menjadi satu membuat Sarah tersenyum lembut lalu mengelus wajah tampan suaminya yang ia cintai itu.

"Pergilah. Selesaikan itu, aku menunggu mu disini." Sarah berkata dengan tegar meski hatinya tersakiti. Arsen mencium Sarah lalu memakai jubahnya menuju ruang bawah tanah tetapi Arsen terhenti karena suara tertawa seseorang dari arah ruangan para pelayan.

Sebenarnya Arsen bukan tipe pria yang memperdulikan sekitar terlebih disaat genting seperti ini tetapi bisa bisa nya dirinya malah berjalan ke arah ruangan pelayan dengan rasa penasaran yang besar. Arsen mendengus kasar melihat siapa yang tertawa diruangan pelayan tengah malam begini.

Lily...

Wanita itu dengan tak tahu malunya tertawa seraya menelpon seseorang tengah malam begini. Kekesalan Arsen semakin menjadi saat Lily memanggil nama seseorang. Jovan? Namanya saja sudah kampungan seperti nama wanita itu. Ckk..

"Apakah seperti ini saat tengah malam kau berteleponan dengan seseorang, hah? Itu menganggu tidur yang lain nya." sindir Arsen seketika membuat Lily menenggang kaku bahkan ponsel nya hampir jatuh saking terkejutnya mendengar suara Arsen.

Ya Tuhan!

Lily benar-benar terkejut kenapa Arsen itu selalu saja datang tiba-tiba membuat kinerja jantungnya bermasalah? Apakah tuannya itu mempunyai keahlian membuat orang terkejut? Kalau benar sungguh luar biasa sekali tuan Arsen ini.

"Apa yang kau pikiran heh!" dengus Aesen membuat Lily lagi lagi terkejut. Lily merutuki dirinya sendiri yang bisa-bisa nya melamun sekarang ini.

"Hemm, Tuan, saya..." Arsen segera mengibaskan tangannya tanda Lily jangan berbicara. Lily langsung diam melihat Arsen menyuruhnya diam.

"Shuttt. Diam dan berikan ponselmu kepadaku." titah Arsen tegas sembari mengulurkan tangan nya kepada Lily.

"Tapi tuan..." Lily mencoba menolak tetapi Arsen langsung menatap Lily dengan sorot mata tajamnya. Meneguk ludahnya lalu Lily memberikan ponsel jeleknya yang sudah lama ia punya karena Lily tak mampu membeli ponsel baru.

Arsen mengernyit menatap ponsel Lily yang sudah jelek dan usang bahkan ponsel supirnya saja lebih bagus dibandingkan ponsel ini. Lily sendiri menunduk malu melihat Arsen terus menatap ponsel usang nya itu. Sungguh Lily semakin sadar diri bahwa ia dan Arsen.bagaikan langit dan bumi..

"Tuan.." panggil Lily lagi tetapi tidak di tanggapi oleh pria itu yang berlalu pergi meninggalkan Lily seraya membawa ponsel jeleknya. Arsen sendiri bukannya menuju keruang bawah tanah pria itu malah menuju ruang kerjanya dan meneliti ponsel uang Lily dengan serius sampai sebuah bantingan keras memenuhi ruang kerjanya.

Arsen membanting ponsel itu dengan cukup keras! sampai hancur berkeping-keping.

Arsen lalu menelfon seseorang dan lalu tak lama orang itu mengangkat penggilan darinya. "Aku ingin kau belikan ponsel yang terbaru dan yang mahal. Segera kirimkan ke rumah ku." perintahnya arogan kepada bawahan nya.

****

Ini tulisan sebelum aku sakit jadi agak dikit. daripada ditaro mending up aja.

doain supaya aku cepet sembuh dan up cerita lainnya..

Vote komen dan Follow.

Arsenlino Navaro ♥♥

19.08.2020.
20.07 wib

Trapped by The Devil 21+ (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang